PART 17 - Heart.

894 39 8
                                    

Setelah Brayn menunjukkan kamarnya padaku, aku segera mandi, lalu makan bersama Brayn di ruang makan dengan makanan yang sudah disiapkan oleh koki di dapur tersebut.

"Setelah ini kita ke markasku, ada yang menyusup dan ia sudah membunuh 4 karyawanku di Sydney, jadi aku harus menyeledikinya," ucap Brayn setelah meneguk minumnya, spontan aku menaikkan sebelah alisku mendengar kata 'markas'.

"Apa pekerjaanmu sebenarnya?" tanyaku penasaran. Brayn menaikkan kedua alisnya seraya mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulutnya.

"Aku CEO Pakson's Airlines, aku mempunyai badan intelijen swasta yang sangat maju, dan aku juga memiliki perusahaan legal dan ilegal yang tersebar di beberapa negara," jawab Brayn santai, aku sempat kaget dengan semua itu.

"Ilegal?" tanyaku bingung.

"Yah ayahku tidak tahu itu," jawab Brayn sambil tertawa.

Aku memutar bola mataku.

"Kukira kau seorang dosen," ucapku.

"Karna aku membimbingmu jadi kau pikir aku seorang dosen?" tanya Brayn bingung.

"Yaa seperti itulah, tapi mengapa Anne membawamu padaku?"

"Karna Anne tahu aku ahli dalam semua bidang dan kau selesai di tanganku, lihatlah kau sekarang," baiklah Brayn menganggap dirinya seperti malaikat yang dikirim untukku, tapi tidak salah juga, aku memilih untuk cukup memutar bola mataku saja tanpa menggubris pernyataannya.

Setelah selesai makan, kami langsung memasuki limousine dan menemui Jose di markas mereka.

"Bagaimana perkembangannya?" tanya Brayn pada Jose yang sedang mengutak-atik touch screen.

"Perubahannya sangat cepat, menurut data yang kutelusuri ia sangat pandai bersembunyi dan tiba-tiba saja ia sudah menimbulkan korban tanpa sidik jari," kata Jose tenang seraya menyerahkan hasil print out dokumen kepada Brayn. Brayn mengulurkan sedikit dokumennya agar aku bisa juga membacanya.

"Menarik," ucap Brayn sambil sedikit mengangguk.

"Tidak ada fotonya?" tanyaku bingung pada Jose.

"Tidak ada," ucap Jose seraya mengangkat kedua bahunya.

"Tapi kami sempat mendapatkan fotonya walaupun tidak cukup jelas, mari lihat," Jose langsung membuka file yang berisi foto-foto tentang orang tersebut.

Di dalam foto itu terlihat lelaki itu sedang melakukan transaksi bebas pada seseorang.

"Transaksi apa yang ia lakukan?" tanya Brayn sambil menebak-nebak.

"Aku kurang tahu, aku mendapatkan itu dari ibu yang balitanya tidak sengaja memotretnya," jawab Jose.

Brayn terkekeh mendengarnya disusul dengan Jose yang juga tertawa kecil, aku hanya menggelengkan kepala ketika tahu itu dari seorang ibu, entah apa yang mereka lakukan saat itu.

Kemudian muncul salah seorang agen intelijen lainnya.

"Tuan Brayn, jarang sekali kau kemari," sapa orang tersebut sambil bersalaman pada Brayn dan aku.

"Hallo Damien, seperti biasa," balas Brayn seraya memiringkan senyumnya sombong. Aku hanya tersenyum pada Damien.

"Wanitamu cantik juga," ucap Damien seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Jangan menatapnya seperti itu," balas Brayn dengan nada dingin. Jose dan Damien hanya tertawa.

Oh, dia cemburukah?

"Kita hanya teman," ucapku seraya tersenyum. Jose menaikkan alisnya menatap Brayn sambil menahan tawa.

"Kalau begitu kita bisa liburan bersama kan, Ms?" ucap Damien.

I'M YOURS MY JERK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang