PART 23 - NOTHING

743 26 3
                                    

Aku langsung pergi dari hadapan mereka saat itu juga, aku benar-benar tidak tahu ingin berkata apa, kenapa kebahagiaan saat Brayn menyatakannya itu sebentar sekali? Aku tidak ingin menemuinya saat ini, tapi mau dimana pun aku sembunyi pasti ia akan tahu seperti memiliki indra keenam.

Dia pernah menempelkan sesuatu padaku tapi aku tidak lihat persis itu apa dan di mana ia menempelkannya, sepertinya benda itu sangat kecil, kurasa itu adalah GPS, aku pernah berusaha mencari benda itu tapi entah mengapa tidak kutemukan. Sepertinya benda itu terjatuh.

"Hellenia..," kudengar suara yang kukenali memanggil namaku, tapi kumohon, semuanya sudah tidak berarti lagi, di saat ia menyatakan cintanya begitu pun aku, di saat itu juga aku melihat kenyataan yang sesungguhnya.

Tanpa sadar air mataku tumpah meninggalkan jejak di pipiku, sungguh aku tak kuasa jika mengingat hal tadi, rasanya begitu menyakitkan.

"Hellenia, kumohon jangan seperti ini, semuanya tidak seperti yang kau lihat," ujar Brayn seraya menghampiriku dan meraih lenganku.

"Don't touch me, asshole." Aku menepis tangannya, aku tidak mau ia melihatku seperti ini.

"Dengarkan aku dulu kumohon," rintih Brayn terus memaksaku memperhatikannya, baiklah, aku mengalah, aku diam dan memperhatikan wajahnya yang dipenuhi ketakutan itu, baru kali ini aku melihatnya seperti itu, dia terlihat lemah, tidak seperti biasanya yang selalu terlihat santai dan kuat.

"Aku perlu jelaskan ini, Hellenia," ucap Brayn, lalu ia diam sejenak dan menutup matanya.

"Tapi aku takut." Aku menatapnya tidak percaya, ia benar-benar takut, akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang menimpanya, tapi baru kali ini aku mendengar kata 'takut' darinya.

Aku diam, menunggu ia melanjutkan ucapannya.

"Kau tidak boleh pergi, kalau kau pergi aku harus ikut," ucapnya pelan sambil membuka matanya perlahan, aku tetap diam, menunggu kata-kata yang kunanti.

"Kenapa kau diam?"

"Bukan kata-kata itu yang aku mau saat ini, lebih baik kau lebih cepat menjelaskan apa yang mau kau jelaskan, Brayn,"

Brayn terdiam sejenak, lalu menghela napas.

"Perempuan tadi menuntutku untuk menafkahi anaknya, ia bilang itu adalah anakku, tapi sungguh aku tidak percaya, aku hanya sekali saat itu bercinta dengannya dan klimaks di luar, aku juga takut jika itu benar, aku takut menjadi seorang lelaki yang menghindar tanggung jawab, tapi aku ingat sekali waktu itu aku klimaks di luar, Hellenia."

Aku ingin menangis sejadi-jadinya saat ini juga, sungguh ini menyakitkan, mengetahui orang yang kusayang memiliki anak dari rahim perempuan lain, aku tidak tahu harus apa setelah ini.

"Tapi aku akan mencari bukti, kau tahu siapa aku," ujar Brayn dengan tegas, aku sudah tidak bisa membendung air mataku lagi, akhirnya hal yang tidak ingin aku lakukan pun terjadi, aku menangis di hadapannya seperti orang bodoh, lemah, dan tak tahu malu.

Aku baru di kehidupannya, aku bukan siapa-siapa, tapi aku tidak sadar diri untuk menaruh hati padanya sejauh ini.

"Aku tahu ini menyakitkan, tapi ucapanku tadi saat menyatakan cinta padamu itu adalah kebenaran, sayang," ucapnya pelan sambil mengelus pipiku. Bodoh, jika dia mencintaiku mengapa ia melakukan hal bodoh di hotel tadi bersama perempuan itu.

"Pergi saja, Brayn, urusi masalahmu, jika kau mencintaiku kau tidak akan bercinta lagi seperti tadi," ujarku sambil terisak, aku benci sekali diriku yang seperti ini, mengapa aku harus terisak seakan-akan membuat dia berpikir bahwa dia adalah kelemahanku.

"Bercinta?" Aku mengangguk pelan sambil menahan air mataku yang akan keluar lagi.

"Kami tidak bercinta, tadi ia memberiku makanan dan menumpahkan banyak saus di celanaku, lalu aku memakai celana yang dulu pernah aku pakai di sana," ucap Brayn, aku tidak tahu harus percaya atau tidak, pasalnya ini karena saus? Yang benar saja.

Aku mengangguk, Brayn sudah menjelaskan lebih jauh tentang anaknya tadi, aku pernah becanda dengannya soal anak dan tak kusangka becandaan itu menjadi kenyataan.

"Aku tidak tahu lagi harus apa." Aku pasrah, seperti ada jalan buntu di hadapanku.

"Aku akan meyakinkanmu bahwa itu bukan anakku dan kau harus menikah denganku," ucap Brayn sambil menghela napasnya.

****

TO BE CONTINUED

T H A N K S  YANG SUDAH MENGHARGAI KARYAKU💕

I'M YOURS MY JERK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang