SPLASH!!!
Detik itu juga, keheningan langsung menyelimuti seluruh pelosok kantin. Semua pasang mata memandangi Safa yang sudah basah dari atas kepala hingga ke ujung seragam baju putih nya.
Safa seketika membeku, otaknya seakan berhenti bekerja saking kagetnya dengan peristiwa yang baru saja terjadi. Perlahan, mata nya turut menatapi baju seragamnya yang kini telah berubah warna menjadi merah.
Dengan hati yang diliputi perasaan cemas, gadis itu memegang rambutnya yang basah dan lengket karena cairan manis tersebut.
Kedua pupil matanya melebar kala otaknya kembali memutar, menyadari kejadian memalukan yang berlaku beberapa detik lalu : Seseorang menyiram nya dengan fanta merah!
Safa mendongakkan kepalanya, pandangannya langsung tertuju pada seorang lelaki berbalut jeans jaket yang tengah menggenggam gelas kosong.
Pasti dia yang nyiram!
Api kemarahan semakin menyala di dalam benak Safa kala gadis itu menyadari bahwa lelaki yang kini berdiri dihadapannya ialah orang yang sama dengan yang telah ribut dengannya semasa upacara bendera pagi tadi.
"Maksud lo apa nyiram gue pake Fanta?" Seru Safa penuh kekesalan. Hanya suara nya lah yang mengisi kesunyian kantin. "Oke, gue tahu di sekolah ini murid dilarang pake kardigan pas upacara. Tapi gak gini juga dong cara lo balas dendam nya!"
Bisikan - bisikan kecil yang berasal dari murid lain di kantin dapat terdengar di indera pendengaran Safa, namun gadis itu sama sekali tidak memedulikan itu semua. Amarahnya kini sudah memuncak, terutama ketika lelaki di hadapannya hanya menatapi nya datar, seakan tidak peduli dengan emosi yang baru saja ia luapkan.
Tentu saja, sikapnya yang seolah tak acuh dengan semua itu membuat Safa semakin geram saja. Bella yang berada di sampingnya hanya mengelus tangannya, berusaha menenangkan temannya itu.
"Susah banget ya, sekedar ngucapin kata maaf?" Sindir Safa, ia mendengus melihat cowok menyebalkan itu masih tetap menutup mulutnya rapat. Sejak tadi, yang ia lakukan hanya menatap manik mata Safa intens, tanpa melontarkan sepatah kata apapun.
Kepala nya hanya menggeleng. Safa sudah tidak tahan berada di kantin—apalagi dengan tatapan aneh yang sentiasa dilempar oleh murid lain kepadanya. Kesal, gadis itu segera memutar tumitnya, berniat untuk meninggalkan kantin secepat mungkin.
Hari pertama nya di sekolah sudah dirusak oleh lelaki menyebalkan itu. Dibuat malu ditengah - tengah kantin yang ramai? Memanglah kenangan terindah untuk nya.
Baru saja kaki nya hendak melangkah lebih jauh, sebuah tangan menahan lengannya, membuat pergerakannya terpaksa terhenti.
Secepat kilat, Safa memutar kepala nya. Tatapannya bertabrakan dengan milik lelaki yang sampai saat ini masih tidak ia ketahui namanya—yah, walaupun Safa tidak terlalu berminat untuk mengetahui nama cowok tersebut.
"Eh? Lo mau bawa gue ke mana?" Pekik Safa heboh kala tubuhnya diseret oleh si lelaki misterius. Namun, semua seruannya itu nampaknya hanya dianggap seperti angin berlalu saja baginya, karena dia terus menarik Safa hingga ke koridor sekolah.
Safa terus mencoba untuk merontak, tetapi semakin ia berusaha, semakin kencang genggaman lelaki itu di pergelangan tangannya. Akhirnya, yang dapat ia lakukan hanya lah pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE CARDIGAN vs JEANS JACKET
Teen FictionSafa Anindya. Seorang gadis yang telah pindah sekolah sebanyak enam kali dalam hidupnya. Kardigan biru yang diberikan oleh neneknya selalu dipakainya pada hari pertamanya di sekolah barunya. Baginya, itu adalah sebuah 'jimat' untuknya. Farrel Alteri...