HALOOOO SEMUANYA!
Iya, kalian gak salah baca. Aku upload dua chapters khusus malam minggu ini :)
Seneng gak? Seneng gak? Harus seneng pokoknya! (Yah maksa, wkwk)
Sebagai balasan, jangan lupa tinggalin jejak setelah baca! Vote dan comment ya, supaya makin semangat nih nulis kisah Farrel Kesayangan~
Happy reading!
--
Obrolan singkat Farrel bersama Arsa siang tadi membuat lelaki itu menjadi resah. Sejak tiba di rumah, Farrel tak berhenti bolak - balik di dalam kamar tidurnya, membuat emosi Arka dan Kelvin yang sedang asik bermain ps pun meningkat.
"Rel! Bisa duduk diem gak sih? Percuma muka ganteng tapi kelakukan kayak setrikaan, mondar - mandir gak jelas gitu. Mending buat gue aja muka nya," Ceplos Kelvin yang sebal karena fokus nya pada game terganggu akibat tingkah sobatnya itu.
"Gue bilang juga apa, ujung - ujungnya lo nyesek juga kan," Celetuk Arka tanpa melirik Farrel sedikit pun, pandangannya masih tertuju lurus pada karakter yang ia mainkan di game ps. "Biar bisul kepo lo pecah aja nih, Arsa sama Safa itu sahabatan sejak kecil."
Kedua kaki Farrel spontan berhenti melangkah. Akhirnya, jawaban atas segala rasa penasarannya pun terungkap. Farrel langsung mendaratkan bokongnya di atas sofa, membuat kedua sahabatnya itu menghela nafas lega sebab dapat bermain tanpa gangguan lagi.
"Lo tahu darimana?" Pertanyaan tersebut spontan keluar dari bibir Farrel. Keraguan memenuhi benaknya, bagaimana kalau yang diucapkan Arka itu tidak benar?
"Kiara."
"Kiara?" Kening Farrel semakin berkerut. Sejak kapan Arka sampai bergosip dengan perempuan?
Arka mendengus melihat reaksi sahabatnya yang sedang dilanda galau akut itu. "Iya, Kiara. Sepupu nya Safa. Gue yakin, lo pasti bakal kayak cacing kepanasan gini pas tahu kedekatan mereka, maka nya gue langsung tanya aja sama pakar nya,"
Bersamaan dengan berakhirnya ucapan Arka, permainan yang Duo Upil sedang mainkan pun selesai, tentu saja dimenangkan oleh Arka. Rentetan kalimat kasar serta sumpah serapahan dilontarkan oleh Kelvin pada dirinya.kemudian, kesal tidak ada yang menanggapi, bocah kebo itu pun pergi menuju dapur, masih sambil menghentakkan kedua kakinya.
Memang dasar, si manusia penuh drama.
Arka melirik Farrel yang tengah memandangi ponselnya sejak tadi, seakan sedang menimbang - nimbang sesuatu dalam pikirannya. Dengan gesit, Arka bangkit dari duduknya, lantas merebut ponsel hitam itu dari genggaman Farrel.
Untung saja, sebagai manusia dengan tingkat rasa kepo yang melebihi tinggi nya monas, dia dapat mengetahui password ponsel sahabatnya itu. Setelah berhasil membuka lock di layar ponsel, Arka segera mencari kontak ponsel milik Safa.
"Lo mau ngapain? Balikin ponsel gue!"
Arka hanya terkekeh geli, ia masih sibuk mencari kontak Safa di sana.
"Sampe gajah bertelur pun, kalo kalian cuma saling diem, ya mana bakal tuntas masalah ini! Makanya, belajar peka sama cewek," Ketus Arka, sambil menyerahkan ponsel itu pada Farrel. "Nih, udah gue sambungin."
Kedua mata Farrel melebar, jantungnya seakan bekerja dua kali lebih cepat sekarang. Pandangannya tertuju pada jarum jam di dinding, sudah hampir pukul setengah dua belas malam.
"Lo gila ya? Ini udah malam."
Pelototan Farrel tidak sedikit pun digubris oleh Arka yang sudah dengan santai nya selonjoran di atas kasur sembari menyaksikan siaran langsung pertandingan bola di tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE CARDIGAN vs JEANS JACKET
Teen FictionSafa Anindya. Seorang gadis yang telah pindah sekolah sebanyak enam kali dalam hidupnya. Kardigan biru yang diberikan oleh neneknya selalu dipakainya pada hari pertamanya di sekolah barunya. Baginya, itu adalah sebuah 'jimat' untuknya. Farrel Alteri...