Safa termenung di meja belajar. Fikirannya berkelana entah ke mana. Tangan kanannya sibuk mengetuk - ngetukkan pensil ke atas buku fisika yang terbuka, menimbulkan suara berirama yang menghiasi keheningan kamarnya. Ya, walaupun gadis itu sedang dalam masa liburannya, tapi tetap saja dia memilih untuk mengisi waktu luangnya dengan belajar.
Memorinya kembali memutar peristiwa dua hari lalu, saat Farrel mengajarinya bermain gitar. Tak lama selepas mereka selesai, lelaki itu menawarinya untuk mengantar pulang. Sepanjang perjalanan, sunyi kembali menyelimuti keadaan di dalam mobil hitam milik Farrel tersebut. Memang, lelaki itu tipe orang yang tidak banyak bicara. Namun, saat itu, kesunyian diantara mereka terasa canggung. Tambahan pula, semenjak saat itu, Safa sama sekali tidak mendapat kabar apapun dari Farrel.
"Aneh..." Safa bergumam sendiri, namun tiba - tiba saja ada yang menyahut dari belakang.
"Apaan yang aneh?"
Suara itu sempat mengagetkan sang pemilik kamar. Safa memutar tubuhnya, hanya untuk mendapatkan Bella yang sudah asyik tiduran di atas kasurnya. Keningnya berkerut kala melihat pemandangan itu.
"Lo kapan masuk?" Tanya nya heran. Bella hanya memutar kedua bola matanya kala mendengar pertanyaan tersebut.
"Makanya, jangan melamun mulu. Jadi gak sadar kan ada orang masuk," ocehannya itu hanya ditanggapi dengan angkatan bahu Safa. Baru saja gadis itu hendak melanjutkan kegiatan belajarnya, Bella sudah lebih dulu bangkit dari kasur dan menarik buku cetak fisika kepunyaan Safa.
"No no no! Fa, kita lagi liburan, gak usah belajar!" Memang malang nasib buku tersebut, dilempar oleh Bella ke atas kasur. Tangan Bella terulur untuk menarik lengan Safa. "Sekarang, lo ganti baju. Kita pergi ke mall! Gue, Katya sama Kiara tunggu di depan. Gak pake lama, ya!"
Sebenarnya, Safa sama sekali tidak ada keingingan untuk pergi meninggalkan kamarnya. Rasanya, dirinya ingin menghabiskan waktu liburannya di dalam kamar saja. Memikirkan tentang hal - hal yang belakangan ini sering memenuhi fikirannya. Namun, tatapan Bella tadi kembali terputar di memorinya. Pelototan yang memaksa Safa untuk ikut. Akhirnya, dengan perasaan terpaksa, gadis itu membuka isi lemarinya, mengambil secara asal pakaian yang ada di dalamnya. Malas untuk memoles wajahnya, Safa memutuskan hanya untuk memakai liptint.
Perjalanan menuju ke mall dipenuhi dengan nyanyian Kiara, Katya serta Bella. Mereka menyanyikan lagu apapun yang diputar di radio, walaupun kadang lirik yang dinyanyikan itu salah, tapi mereka tidak peduli. Tawa serta candaan pula memenuhi suasana di dalam mobil yang disupiri oleh Kiara, namun ada satu orang yang sedari tadi hanya diam di kursinya.
Safa.
Gadis itu tidak ikut serta menyanyi dengan ketiga temannya. Hanya tawaan kecil serta senyum tipis yang menghiasi wajahnya. Fikirannya melayang entah kemana. Tangannya sedari tadi memegangi ponselnya, sesekali mengeceknya berharap seseorang mengirimnya pesan. Orang yang beberapa hari ini selalu mengisi fikirannya. Tapi, hasilnya nihil karena hingga mereka tiba di mall, tak ada satu pesan pun yang diterima olehnya.
Keempat gadis itu turun dari mobil, lalu saling mengaitkan lengan. Mereka berjalan berhampiran memasuki bangunan mewah tersebut. Kata bella, di mall yang mereka kunjungi sedang ada diskon besar-besaran. Karena mereka adalah perempuan, maka wajar saja jika mereka suka berbelanja apalagi jika ada diskon besar-besaran seperti ini. Kemana saja arah mata mereka memandang, sudah pasti dapat melihat tulisan diskon yang menggiurkan.
"Gue mau beli highlighter!" Pekik Bella dengan penuh antusias, padahal mereka baru saja beberapa langkah memasuki mall tersebut. Safa mendongakkan kepalanya kala mendengar pekikan tersebut. Langkahnya membelok ke kanan, menuju sebuah toko buku.
"Loh, Fa? Kok ke situ?" Katya dibuat heran melihat Safa yang berjalan menuju toko buku. Mereka bertiga sudah lebih dulu berhenti berjalan, dan ketika Safa menyadari itu, gadis tersebut juga menghentikan langkahnya. Keningnya berkerut, heran dengan reaksi teman - temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE CARDIGAN vs JEANS JACKET
Teen FictionSafa Anindya. Seorang gadis yang telah pindah sekolah sebanyak enam kali dalam hidupnya. Kardigan biru yang diberikan oleh neneknya selalu dipakainya pada hari pertamanya di sekolah barunya. Baginya, itu adalah sebuah 'jimat' untuknya. Farrel Alteri...