Sepasang suami istri sedang menikmati waktu senggangnya di rumah. Di Sabtu yang agak mendung ini, keduanya malas beranjak dari ranjang. Sang suami memeluk istrinya erat. Sabtu malam ini cuaca terasa agak dingin. Tak ada angin, tiba-tiba sang istri duduk terbangun dan menatap sang suami intens. Seakan mencari sesuatu yang ingin ia cari.
"Mas, aku tuh gak ngerti sampai sekarang. Kenapa dulu kamu mau nikah sama aku?"
Sang suami tersenyum. Namun senyum itu tak bisa menjawab rasa penasaran sang istri.
"Perlu aku jawab? Yah, karna aku sayang kamu."
Jawaban yang sama sekali tidak memuaskan hati sang istri.
"Selama lima tahun nikah, aku selalu berpikiran kalau aku cinta sama kamu. Aku ngelakuin banyak hal buat nunjukin ke orang-orang kalau aku pantes buat kamu. Tapi, kayanya usaha aku sia-sia."
Sang suami mendengarkan setiap perkataan istrinya.
"Kadang aku ngerasa gak dianggep ada. Baik sama kamu ataupun orang di sekitar kamu."
"Aku juga selalu berpikir kalau aku sayang sama kamu. Tapi nyatanya, sampai sekarang aku gak pernah ngerasa degdegan walaupun ada di sebelah kamu."
Sang istri diam sejenak, lalu melanjutkan penuturannya.
"Kamu itu terlalu sempurna buat aku. Semua hal yang aku lakuin berasa gak ada nilainya. Meskipun kamu kadang menghargai itu. Tapi secara gak sadar, kamu juga nganggep aku orang biasa dan kamu segalanya."
"Jadi, kita nikah buat apa?"
"Aku sendiri masih gak ngerti kenapa aku bisa nerima lamaran kamu padahal aku sama kamu gak lebih cuma saling tahu nama aja karna kita sekelas waktu kuliah."
Sang istri terdiam lagi setelah mengeluarkan isi hatinya.
"Tujuan kita nikah kan karna mau bahagia. Kamu percaya sama aku kalau aku bisa ngasih kamu kebahagiaan. Kita juga punya little Ryan."
Akhirnya sang suami bersuara juga setelah lama hanya mendengarkan saja.
"Tapi kenyataannya aku malah kesiksa. Little Ryan? Ah iya, itu anak kamu" ujar istrinya dengan nada sarkas.
"Itu anak kamu juga, sayang. Kamu kenapa sih?"
"Bukan!! Selama ini aku gak pernah dianggap ibunya. Itu anak kamu. Bukan anak aku!"
"Maksud kamu apa bilang kaya gitu??" sang suami masih berusaha menjaga nada suaranya agar terdengar tidak emosi.
"Aku pengen kita pisah dulu, Mas."
Setetes air mata berhasil terjun bebas setelah terbendung di pelupuk matanya.
"ANDINI DIAN HAFIDZA PUTRI!! Kamu pasti bercanda, kan?" Ryan meneriakan nama lengkap istrinya agak diselingi denganemosi.
"Gak. Aku serius. Aku pengen jauh dulu dari kamu. Aku butuh waktu" jawab sang istri penuh ketegasan.
"Aku pengen ngasih waktu buat kamu dan aku untuk mikir. Selama ini kita itu apa?" lanjutnya.
"Kamu yang urus Rifan. Aku bener-bener butuh sendiri dulu" kalimat penuh sesak itu menjadi kalimat terakhir yang Dian ucapkan pada suaminya.
Dian beranjak dari ranjangnya. Mengemasi barangnya dan pergi entah kemana tanpa bisa sang suami cegah. Sang suami bingung harus berbuat apa. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah membiarkan istrinya pergi untuk sementara. Daripada nantinya akan ada hal yang lebih parah lagi dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re] Perfect Mate ⭕
Short Story(Edisi Revisi) Aku gak butuh yang sempurna, karna kamu penyempurna hidupku - Ryan Hwang Minhyun (Ryan Agustian Malik) ❤ Jung Mimi Gugudan (Andini Dian Hafidza Putri Setyadi) start :20171110 end : 20171210 #193 in SS 20171226 #159 in SS 201...