Suicide [Part 3]

142 4 0
                                    


Para perempuan perlu mengerti, apa yang disebut kebutuhan laki-laki. Seperti siapa pun dia, yang memiliki defisini kebutuhan demi kebutuhan. Susah bagi dia untuk bernalar, yang masih bersimbah air mata.
.
.
"Bapak kenapa sih pake acara pengen nikah lagi?" Aku dan Bapak, lagi-lagi bertengkar.
"Karena Bapakmu ini duda, tauk!" ujar Bapak berang.
.
Belum genap 40 hari, dan Bapak berwacana soal "perempuan baru" dalam hidupnya. "Trus kalo duda kenapa? Aku juga melajang, aku juga sendirian. Masak Bapak tidak sedih Mamak meninggal? Arrgghh, Bapak nggak setia!"
.
.
"Durhaka kamu! Kalo tidak setia, dari dulu Bapak tinggalin! Eh dengar ya,... Yang sudah ditanam, nggak bisa bangkit lagi. Bapakmu ini cuma pengen ada kawan tempat tukar pikiran. Kok nggak paham sih jadi orang!"
.
.
"Aku dari dulu ngertiin Bapak. Bahkan sampe Bapak minta uang pernikahan tinggi-tinggi, nuntut Bang Agus berpekerjaan bagus, ya aku ngertiin." Aku belum cerita ke Bapak. Demi pekerjaan lebih layak, Bang Agus merantau ke Tangerang. Yaaa, sudahlah kehilangan Mamak. Sekarang aku seolah kehilangan pendamping. Dann apa....? Sekarang aku harus 'kehilangan' ayah direbut Ibu tiri. .
.
.
Enam bulan berselang......... Resmi, Bapak menikah lagi. Rumah dirombak. Foto-foto Ibu belum diturunkan, namun suasana rumah, sudah jauh dari yang kukenal. Beda banget deh pokoknya.
.
.
Malam ini, aku ber-facebook untuk santai-santai....... Iseng, aku ngecek timeline Bang Agus. Ada status dan foto-foto Bang Agus dengan suasana temaram Jakarta. "Halo, Sayang....." Deg!! Hanya sebutir kalimat. Dan kalimat itu bukan dariku. Profilnya perempuan, berbibir penuh.....
.
.
Siapa dia????!




*)Bersambung.....  

Flash StoryWhere stories live. Discover now