Flash Story

5. SPECTRUM (Mengenal Autisme Lewat Cerita)

Aku sedang memasak ketika telepon berdering. Siapa ya? Di layar ponsel, terpampang nama Bunda Lina, kepala sekolah di sekolahannya Aisha. Aduh, ada apa ya? Tumben-tumbennya.
"Halo..." sapaku ragu.
"Assalamu'alaikum. Bu, Maaf. Bisa jeput Aisha ke sekolah? Aisha ngambek, sama sekali nggak mau bicara. Tadi dia sempat mukul temannya."
"Mukul gimana?"
"Nanti saja Bu, cerita lengkapnya pas di sekolah"
Irisan bawang, cabai dan tetek bengek dapur kutinggalkan. Segera aku meluncur ke tujuan. Ya Allah, Aish!

***

Seorang anak laki-laki berbadan buntal dipeluk di sudut ruangan. Staff guru menyuapinya dengan kue manis. Samar-samat aku mengingat anak itu. Teman Aish, tapi aku lupa siapa tepatnya.
"Aish mana, Bu?" Celingak celinguk, aku mencari keberadaan anakku.
"Di ruang sebelah. Bu" sahutnya berusaha ramah padaku.
Ternyata benar. Aish ada di ruang kecil, di samping ruang kepala sekolah. Ketika melihat kedatanganku, Aish menghambur ke pelukanku tanpa suara.
"Sayang..... " ucapku yang belum memahami situasi.
"Aish, sini dulu yuk, kita main. Bundanya mau ngobrol sama Bunda Lina" Staff guru yang menjaga Aish menggiringku ke ruang kepala sekolah.
.
.

"Aish kenapa Bunda Lina?"
"Tadinya sih nggak kenapa-napa. Main aja seperti biasanya. Nggak tahu gimana ya. Aisha main sama Bobby, dan teman-teman lainnya tuh. Mungkin Bobby gemes atau apa, dia pengen lihat squishy ball yang dipegang Aisha. Yang ada malah rebut-rebutan. Aish teriak-teriak kenceng nggak jelas."
"Waduhh..." Bisa kubayangkan. Dengan speed cepat, Bunda Linda memutar ulang cerita. "Lalu....?" tanyaku lebih lanjut.
"Kita guru-guru sih nggak lihat langsung ya. Tapi kata teman-temannya yang menyaksikan, Aish akhirnya nonjok Bobby deh tuh. Gemes kali ya, ngerebutin Squishy Ball itu"
"Ya Allah....."

Aku jadi ingat, si anak tadi. Ya, dia anak bernama Bobby. Aku ingat dirinya, bertipe bossy dan mau menang sendiri. Ahh, dunia anak-anak. Tapi Aish,,,, kenapa harus main tangan!

*)Bersambung......