Suicide [Part 7]

103 5 0
                                    

"Dinda, bangun! Udah siang ini. Mau sampe jam berapa tidur terus" Bapak mengetuk pintu kamarku. Dulu, kamar itu kubiarkan tidak terkunci. Aku sendiri sudah lupa, sejak kapan aku begini rupa. Senang sendiri, terkunci dan melamunkan yang entah kapan terjadi.

Dengar ya!! Aku tidak terpejam sedetik pun. Mataku sembab, menghitam seperti panda. Dan orang di luar sana menyebutku, si pemalas. Kapan sih orang-orang mau ngerti? Perkuliahanku biasa-biasa saja, tak ada yang spesial. Sampai aku berpikir, apa pentingnya sih kuliah lama-lama.

Aku banyak teman. Mereka silih berganti datang dan pergi. Mereka mengerubungiku seperti cari pengakuan bahwa mereka berhasil bahagia. Sementara mereka pikir, aku dan pacarku aman-aman saja. Lupakan semua itu!

"Agus relationship with Mona". Confirmed!! Nyesel banget buka Facebook. Aku jadi tahu mereka jadian. Pahit! Pahit banget!

"Din, Bapak mau pergi dulu sama Tante Tri," Bapak meneriakiku. Aku pilu tak menjawab. Sedikit-sedikit mereka jajan keluar. Sudah bangkotan, padahal.


"Boneka beruang", apa ini? Dari Agus,... bakar!! Aku menyobek-nyobek kertas. Aku mencoreti, menyobek, mengambil gunting, memangkas rambutku sendiri. .
.
Aku ketagihan dan dibayangi halusinasi. Hitam. Lalu pendar jingga. Hitam kembali. Biru dan hijau bertukaran. Ada suara-suara membisiki. Menyalakan ide-ide terjahat yang belum pernah kudengar sebelumnya.

Sobek!
Bakar!
Pukul!
Gunting!

Aku menangis dan betapa kini aku kehausan. Dahaga cinta amat kurasakan. .

Haus... Haus... Hampa. Ada apa di dalam sana? Suara-suara, apakah ada ketenangan lain di lubang hitam yang pilu? Yang tidak mengenal warna lain untuk menipuku?


Hauss... Haus... Aku meminum apa saja. Ya, apa saja.... "Aku benci. Benci Bapak. Benci Agus. Bodoh. Semua bodoh. "


"Tuhan, Aku rindu Mamak. Pengen ketemu. Tuhan.... Tuhan... " Aku nyaris lupa bagaimana menyebut nama "Allah" dengan fasih. Setengah cairan pembunuh serangga mengaliri kerongkongan. Pahit membakar. Kelam menyakitkan. Suara-suara itu... Berkata, inilah "ketenangan". 


Bau rumah sakit. Asa itu kandas. Bohong! Tidak ada keindahan dengan meracuni nadi. Gasak!

~Tamat~

Flash StoryWhere stories live. Discover now