Autism is Curable

38 3 0
                                    


Ya. Autisme dapat disembuhkan. Itu bukan kata saya. Itu kata Kak Kresno, saudara kembarnya Kak Seto. Setidaknya itu juga yang coba dibagi tahu Kak Kresno lewat bukunya, “Autism is Curable”.  Kak Kresno sangat berhati-hati dala hal ini. Sebelumnya, “Autism is Treatable” dikeluarkan pada tahun 2011. Perkara yang dijanjikan di masa itu, “tiga pekan menuju keberhasilan terapi”. Dengan terapi terintegrasi, stimulasi 6 jam sehari selama seminggu dan 4 jam di akhir pekan, para orang tua boleh memiliki harapan. Harapan adalah hak setiap manusia. Dan siapa pun, terlebih yang tidak memerlukan kekhususan dalam hidup, membuka ruang itu sebesar-besarnya.
.
.

Berikut sajian karakter autisme yang bisa kita cermati dan pahami bersama. Kriteria APA (American Psychiatric Assosiation)
Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 dari gejala-gejala di bawah ini :
.a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai, kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang tertuju.
b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya (sesuai dengan usia anak)
c. Tidak bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain
d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal-balik.
.
.

2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi, seperti ditunjukkan minimal 1 dari gejala-gejala di bawah ini:
Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara)
Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.
Sering munggunakans bahasa yang aneh dan diulang-ulang (echolalia)
Cara bermain kurang variaitf, kurang imajinatif dan kurang meniru
.
.

3. Ada  :suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan. Sedikitnya harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan.
Terpaku pada satu kegiatan ritualistik atau rutinitas yang tak ada gunanya
Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
Sering kali terpukau bada bagian-bagian benda.
.
.

B. Gejala-gejala di atas timbul sebelum usia 3 tahu dan adanya keterlambatan/gangguan dalam bidang:
Interaksi sosial
Bicara/berbahasa
Cara bermians baik simbolik atau imajinatif

C. Tidak termasuk Sindroma Rett, Gangguan Disintegrasi Masa Kanak dan Sindroma Asperger.
.
.

Ini karakter autisme yang digelontorkan oleh institusi APA. Sebagai orang awam, kita bisa sedikit mengerti  atau bahkan tidak sama sekali, tentang kaidah ilmiah ini. Soal diagnosa, berikan kepercayaan itu kepada profesional. Tulisan ini sekadar hendak mengajak dan membangun kepekaan. Jika bukan pada anak kita, mungkin pada anak lain. Yang boleh jadi itu adalah anak sodara, anak teman, atau diri kita sendiri. Tidak ada orang tua yang sempurna. Wilayah kita adalah upaya memahami keadaan.
.
.

Autisme, dengan segala kekurangannya, adalah anugerah Allah Swt yang maha luas. Diantara karakter autisme‘ yang menyebalkan’ ini. Hehehe. (Ya, akan menyebalkan jika orang yang Anda ajak bicara tidak mengerti perasaan orang lain.) Mereka punya kelebihan.

Patut diketahui, anak dengan autisme memiliki hambatan, tapi mereka tidak bodoh. Hambatan ini, secara langsung tidak berhubungan dengan kecerdasan inteligence (IQ). Sayang sekali, EQ dan SQ yang bisa diterapi ini jadi batu sandungan untuk IQ-nya yang luar biasa. Mereka memiliki kecerdasan baik bahkan di atas rata-rata. Anda akan terkejut akan kemampuan ‘nyentrik’ yang itu di luar batas normal anak rata-rata.  Institusi sekolah memilih menyerah untuk mendidik Thomas Alva Edison yang disinyalir autis itu. Ibunya yang terus mendorong Edison dan percaya dia bisa menjadi yang terbaik. Salah satu anak Autis misalnya, punya bakat matematika dan daya imajinasi yang baik. Jacob Barnett yang kisahnya ditulis sang ibu dalam “The Spark” mengkonfirmasi hal tersebut. Anak autisme biasa bekerja sendiri dan gigih sampai penghabisan. Daya tahan dan daya belajar mereka ini, tak ubahnya pelaku handal dalam lari marathon kehidupan. Ketekunan yang tak tergantikan. Apresiasi tinggi bagi mereka yang tekun dalam meraih apa yang dia inginkan.

Semua ini tiada lain adalah peran bersama. Anak, orangtua, lingkungan termasuk negara. Kabar baik dan sangat baik, terapi autisme tentu saja tidak murah. Ya, kabar dan sangat baik, terapi autisme sangat berperan dari rumah. So, Bunda dan Yanda, hadirlah buat anak-anak kita. Kembalilah ke rumah. Kembali, dengan segenap jiwa ragamu. Mereka itu, sangat berharga! [] Alga Biru
.
.
.
.
.
Note: Maaf banget antara judul dan isi, jadi kurang sinkron. Hehe. Semoga readers tidak puas dengan tulisan ini dan terpacu menggalinya lebih dalam.

Flash StoryWhere stories live. Discover now