Suicide [Part 4]

115 4 0
                                    

"Cewek itu siapa, Yang?" aku buru-buru menelpon Bang Agus, minta penjelasan. "Bukan siapa-siapa. Temenan doang. Dia anaknya emang gokil. Seneng becanda" Lengang, seolah-olah itu bukan perkara penting bagi calon suamiku itu.
.
.
.
"Lagian kalo kamu sama teman-teman kamu juga sering gitu kan. Jalan bareng, nongkrong. Ya boleh dong, aku juga dekat sama perempuan lain" Belakangan ini, Bang Agus sering mencerca. Sejak tinggal di Jakarta, temperamennya jauh berubah. Lebih cuek, sok kece, dan anehnya, dia lebih pelit sejak lebih berduit. Seolah dia tahu, bagaimana sulitnya mencari uang. Jadi dia lebih "menyayangi uang".
.
.
Aku banyak mengalah. Aku nggak mau hubungan kami kenapa-napa. Soal perempuan itu, jujur aku makin risih. Kalo bener temen, kok "sayang-sayangan". Diam-diam, aku 'mengintip' akun perempuan itu dengan akun kloningan (alias akun samaran). Pura-pura nggak kenal, tapi sok kenalan. Aku pengen tahu, sejauh apa hubungan mereka.
.
.
Sekarang, berani-beraninya cewek itu pasang foto berdua. Setting fotonya seperti dataran tinggi. Mungkin di Puncak. "Wow, sama siapa tuh?" Lewat akun kloningan, aku berkomentar di Facebook cewek itu. Sejelas-jelasnya, cewek itu membalas komentarku: "Ya, sama pacar aku lah!! Nggak kayak sama sodara atau Om-om kan"
.
.
Sialan!! Berani-beraninya!! Agus itu pacar aku, tauk!! Pengen digundulin kamu, ya..... Perang!! Apaan-apaan ini, Yang??? Kamu bilang cuma teman!!!



*)Bersambung.......  

Flash StoryWhere stories live. Discover now