part 4

73 11 2
                                    

ARA.

Kring..kring..kring..

para murid berhamburan keluar kelas kecuali gue, gue udah biasa nunggu, nunggu kakak gue, mau itu ekskul atau rapat osis. Gue tuh mau nunggu, sampai rapat osis beberapa jam juga betah nunggu.

Karena dikelas ada wifi, dan gue bisa fangirlan sepuasnya.

Gue berdecak kesal, nunggu kakak gue, yang udah hampir setengah jam gak ngasih kabar.

Drrtt..

Eh geter-geter gue kira apaan.

Kakak : lo pulang sendiri ya gue ada urusan penting.

R.rara : tau gitu gue naik motor sendiri tadi, mau kemana lo?
Read

Kakak : pokoknya!

Kakak macam apa dia ninggalin gue sendiri, mana sahabat gue udah pada pulang lagi.

Gue berjalan keluar kelas dengan malas dan sesekali bergumam karena kesal sama kakak gue.

Lihat kanan kiri soalnya masih ada anak yang entah itu berkeliaran di sekitar kelas atau nggak di lapangan basket.

"Loh ra lo ngapain disini, kok belum pulang?"

"Iya kak bingung mau pulang nya gimana."

"Bareng gue aja yok."

"Enggak usah kak, gak papa kok."

"Gak papa kali dek, udah ayok naik keburu sore nanti."

Gue mengangguk.

Akhirnya gue dan kak Bisma bergegas menuju parkiran.

Waktu sampai parkiran, gue lihat kakak gue lagi mesra-mesraan sama si Tika gebetan dia.

Jadi gini rasanya dibohongi sama kakak sendiri.
Padahal gue gak pernah loh dibohongi sama dia.
Dia lebih mentingin gebetannya dibanding gue adek nya sendiri?


"Yaudah yok naik." ucap kak Bisma yang ngagetin gue.

"Dek rumah lo mana ya?"

"Itu di lampu merah jalan veteran ke kanan kak ada perumahan bumi asri blok A nomornya 109."

"Kayak pernah kenal alamat rumahnya ya."

Gue sebenernya denger apa yang di bilang kak Bisma, tapi gue emang diem aja, soalnya lagi gak mood.

Setelah memasuki komplek rumah gue, akhirnya sampai juga.

"ini kan rumah Waketos gue dek, lo kok malah main kesini? katanya pulang."

"Ini rumah gue kak, Waketos Radit maksud kakak? Dia numpang dirumah gue."

"Beneran apa?"

"Iya, dia dari dulu numpang di sini, udahlah kak, sana pulang keburu malem." ucap gue bohong.

Gue mau buka pintu rumah, eh masih dikunci.

Kan semprul.

Untung nih gue gak langsung nyelonong aja. Kalo nggak kepala gue yang kejedot.

Bisa mampus.

Dari jam segini belum juga pulang.

NGENESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang