part 23

18 3 0
                                    

Setelah seminggu berlibur di kampung halaman mama nya, ara pulang degan membawa banyak oleh-oleh, kalian pasti tau siapa yang sudah membawa ini semua.

Yak, aksa dan dovie.

Mereka banyak membeli oleh-oleh karena katanya kapan lagi bisa kesini.

Ara hanya bisa menggelengkan kepala melihat kedua teman nya itu.

"Kalian ngapain sih, bawa banyak banget, emang bisa habis semua makanan sebanyak ini."

"Kita bakalan pesta di rumah lo kan ra, hahaha ajakin semua temen lo."

"Hish hish hish, mana bisa begitu, siapa yang punya acara, ngapain juga di rumah gue segala." Ucap ara dengan menggelengkan kepalanya.

"Halah ara, please please ya, sambil ngerayain aksa pindah rumah di deket kita juga."

"Iya deh iya, apa yang enggak buat temen macam kalian."

"Gitu dong."

Sesampai nya di bandung, ara, aksa, dan dovie menuju rumahnya masing-masing.

Yap, aksa sekarang tinggal di dekat rumah ara tepat nya di sebelah kiri.

Orang tua dari aksa juga sudah tinggal disana selama tiga hari.

"Udah sana pulang gak usah balik, oke."

"Ntar sore ke rumah gue ya guys, ajakin kakak lo sama teman-teman lo ra, dov."

"Iya kalo gue gak lupa." Ucap ara sambil membukakan pintu untuk supirnya, karena satpam lagi gak masuk kata radit.

"Jangan sampai lupa, nanti gue line jam berapa."

Ara mengacungkan jempolnya.

Sore
15.30

"Assalamualikum, atok oh atok."

"Heh dana kampret, ini di rumah orang, bukan rumah ara."

"Eh iya lupa."
"Lo jangan malu-maluin gue deh."

"Iya lupa kalo bukan rumah lo hehe."

"Ini temen nya aksa ya, silahkan masuk, sudah banyak temen nak dovie yang di dalem."

"Oh iya tante, terimakasih."

"Banyak makanan nih pasti, rumahnya gede banget ya." Ucap dana sambil melongo.

"Lo jangan kampung amat dong jadi orang, rumah lo juga gede kali, kalo rumah lo segitu kecil rumah keong apa." Omel latin.

"Hustt udah jangan berisik, untung ya tante adora udah masuk, kalo belum pasti malu nih muka gue."

"Emang lo punya malu, itu doang pertanyaan gue."

"Kalian yang ngajak ribut, ayok ke rawa-rawa gue jeburin sana."

"Kalian ini, gak usah ribut sehari bisa nggak sih, ini di rumah orang mbak please deh." Kata cewek yang tengah duduk bersama aksa dan dovie.

"Oh iya maaf ya kalo udah ganggu."

"Jelas-jelas ganggu." Ucap teman cewek yang satunya.

Mereka berempat memilih duduk di taman belakang dekat kolam renang, disana memang sudah banyak teman-teman papa dan mama aksa, teman-teman aksa dan juga teman dovie.

Gak heran sih, teman-teman aksa sama dovie kayak mengasingkan keberadaan kita berempat, orang temen cewek nya banyak banget:')

"Loh, ini kok gak kumpul sama dovie sama aksa."

"Eh tante, iya tante lagi menyendiri disini nih."

"Kenapa, banyak ya teman nya, kalian teman sekolahnya dovie ya kok tante gak lihat kalian akrab sama temen-temen kalian."

"Eng-"

"Bukan tante, kita beda sekolah, sebenernya  saya rumah nya sebelah rumah tante hehe, ini temen-temen saya."

"Haduh, tetangga sendiri ternyata, oh yang papa mama nya temen deket nya ayah sama bunda nya dovie ya."

"Iya tante."

"Salam kenal ya nak."

"Salam kenal juga tante."

"Panggil aja mami adora sama papi agus, biar lebih akrab."

"Lo udah ada dua lampu ijo tuh dari ortu dovie sama aksa, manggil nya bunda ayah sama mami papi." Bisik vania.

"Pala lo lampu ijo."

"Ra kenapa nggak kedalem aja." Tanya dovie tiba-tiba.

"Gak papa pengen disini, sejuk haha."

"Ayo masuk aja yok ada banyak makanan di dalem, masak lo ikut bantu beli makanan nya malah nggak ikut makan sih."

"Yaudah deh ayo guys kedalem."

Akhirnya mereka berempat menuju ke dalam rumah aksa.

Setelah masuk ke dalam rumah aksa, suasana disana tiba-tiba hening, karena melihat kedatangan ara dan temen-temen nya yang baru saja memasuki ruang tengah, dimana mereka berkumpul, kecuali teman papa sama mama aksa.

Gini yang nggak gue suka. batin ara.

Tatapan gak bersahabat dari para cewek yang tengah duduk bersama dengan aksa dan teman cowok lain nya.

"Eh dovie, duduk sini dov." Ucap salah satu cewek temen aksa.

Ara berpikir, sejak kapan ada teman nya aksa juga disini, bukan nya tadi hanya ada teman dovie.

Entah ara juga tidak mengetahui itu.

Dia hanya bisa mengikuti apa yang dovie katakan, yaitu duduk gabung bersama teman-teman mereka.

"Parah nggak sih, disitu tadi canggung banget, gue gak kenal semua, mana nggak asik lagi anak nya."

"Dapet cowok kek biar punya gebetan, eh malah sewot semua, sombong gila."

"Iya tuh, heran gue, kok pada mau sih dovie sama aksa temenan sama orang kek gitu."

Itulah segelintir kata yang mewakili sebalnya seorang latin dan juga dana.

Vania dan juga ara sebener nya sebel banget, tapi mereka diam saja.

"Duh van, kok ada ya orang kayak mereka, di ajak ngomong malah diem aja, berasa ngomong sama barang halus."

"Gue juga heran, tadi tuh gue tanya ke siapa itu cewek yang duduk di sebelah dovie, yang selalu nempel, eh malah di diemin dia cuman ngelihatin gue terus balik lagi ngobrol sama dovie, muka gue di taruh mana coba bayangkan."

"Udah yuk ke rumah gue aja, kita pulang, pamit ke tante aja gak usah ke dovie sama aksa, ada temen nya."

"Lo aja sana pamitin kita tunggu disini."

"Kampret kalian."

Tbc.

NGENESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang