part 11

37 7 2
                                    

Hari ini ara akan berangkat sekolah, tetapi bingung bagaimana caranya agar dirinya dapat sampai dan tidak telat, radit kakak nya pagi sekali sudah berangkat, karena radit mengikuti rapat untuk acara pensi yang di adakan sekolah.

Ara baru mengingat, jika kemarin dia harus memberi pengumuman kepada teman sekelasnya, sebentar lagi akan di adakan pensi di sekolahnya.

"Iya gue baru inget, kan kemarin gue disuruh bilang ke temen sekelas, ngasih tau ada pensi, lupa gara-gara nonton drakor."

Ara mencoba mencari angkutan umum, mungkin saja ada satu yang masih mampu di tumpangi nya, karena pagi seperti ini angkutan umum, jarang ada yang kosong.

"Perasaan tadi udah gue tali sepatunya kok lepas lagi sih."

Langsung saja, tanpa memikirkan sekitar, dia menali sepatu nya agar nanti tidak terjatuh, pikirnya.

Tetapi ada sepatu yang tiba-tiba berhenti di hadapan dia yang sedang duduk menunduk membenarkan ikatan sepatunya.

"Kok belum berangkat?" ara mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang tiba-tiba datang, dan dia juga memakai seragam sekolah.

"Sebenernya sih mau berangkat, tapi ditinggal sama kakak gue." ucap ara yang baru saja berdiri, dan mengamati seragam sekolah cowok yang ada di hadapan nya sekarang.

Oh, seragam SMA Kasuari, sekolah yang selalu bersaing dengan sekolah nya itu.

"Yaudah yuk bareng gue, naik cepetan." tawar cowok yang ada di hadapan nya itu.

"Iyadeh, tapi beneran nggak papa nih?"

Ara berpikir, tidak akan menolak ajakan cowok seumuran nya itu karena jika saja ia menolak, ia tidak akan mendapatkan angkutan umum.

"Gak papa kok, cepetan naik, ntar keburu telat."

"bentar gue naik, tapi pelan ya bonceng nya."

"Siap bos."

Akhirnya ara sampai sekolah, cowok itu mengendarai motornya tidak begitu cepat dan tidak begitu lambat.

Baru saja ara membalikkan badan nya, tangan dia di tarik.

"Ntar pulang gue jemput ya." ucap cowok itu.

"Lah emang tau gue pulang jam berapa?"

"Nanti kan di sekolah lo gak ada pelajaran, ada persiapan pensi kan?"

"Kok lo ngerti sih? Lo kan nggak sekolah sini."

"Pasti gue tau, kalo gabut line gue aja oke." dia ngusap rambut ara, lalu menutup kaca helm nya dan menancap gas motornya.

Ara berpikir

Line? Id nya saja dia tidak punya bagaimana bisa line.

Ara masih bengong sambil ngelihatin cowok ganteng tadi.

Bruk.

"Kampret, siapa nih yang lempar kerdus."

"Jangan ngelamun bego, udah waktunya masuk noh."

"Gue tebas ya lu lama-lama."

"Wleekk." radit mengejek.

"Kak, lo tuh ya gak kasian adek berangkat sendiri, situ berangkat duluan."

"Biarin salah siapa coba lama kalo mandi."

"Ya masak ke sekolah gue nggak mandi sih."

"Wah ini lo berangkat pagi ninggalin gue dulu, pasti nggak mandi nih, curiga gue."

"Mana ada sih ra, gue tuh selalu mandi, kalo pun gak mandi gue tuh masih wangi, gak kayak lo bau."

"Dasar kutu singa, udah sana pergi-pergi." ara mendorong kakak nya untuk pergi.

Tidak lama ara melihat sosok yang di cintainya.

Hatinya mencelos, suhu tubuhnya tiba-tiba terasa panas, dia tidak mampu menahan air matanya, tapi langsung dihapus, agar kakak nya tidak mengetahui dia menangis.

Dia melihat bisma di gandeng oleh cewek cantik, seangkatan sama kakak nya.

Iya oke cewek itu cantik banget.

"Si ketua osis udah punya gandengan aja nih." ledek radit yang berada di hadapan ara.

"Apaan sih lo kayak gak tau isi hati gue aja."

"Iya gue tau, udah sana keburu cewek nya di godain orang."

Ingin rasanya ia menampol kakaknya.

Yang dia pikirkan, kemarin bisma baik-baik saja, selalu menyapa dan tidak pernah sombong seperti tadi, tetapi hari ini, bahkan di hadapan kakak nya, perlakuan bisma berubah seratus delapan puluh derajat.

Ara yang tadinya ceria, langsung down karena mood nya yang tidak bagus setelah melihat cowok yang notaben nya adalah orang yang dia kagumi dan dia cintai.

Ara langsung bergegas ke kelas, meninggalkan kakak nya sendiri di dekat parkiran,

Dia tuh bego, masuk daritadi bukannya tas di taruh di kelas dulu, malah masih di cantolin di punggung.

"Ciye tadi dianterin siapa lo, ngaku." tanya latin ke ara

"Apaan sih lo, gue lagi gak mood, jadi jangan tanya-tanya dulu."

"Kenapa lagi nih bidadari nya radit."

"gue sebel tau sama kak bisma, masak iya kemarin ngajak pulang bareng, nenangin gue pas gue sedih, eh sekarang dia punya gandengan baru, sebel nggak sih?"

"Yah lo kalah cepat sama siapa nih?"

"Yang diomongin dateng tuh." ucap vania sambil menunjuk depan kelas.

"Diem lu, mulut lo kek toak gitu, awas ya lo sampai teriak masalah yang gue ceritain."

"Ampun ndoro."

"Selamat pagi adik-adik, sudah kenal kan siapa saya dan siapa orang yang di sebelah saya, pastinya sudah dong, oke ...."

"Bacot banget, tinggal ngumumin pensi aja masih sempet basa-basi segala."

"Ada apa sih, bukan nya seneng, itu muka ditekuk kayak uang lima ribuan di saku dana."

"Diem lo."

"Saya mau mengumumkan kalau dua hari lagi akan diadakan pensi, dan setiap kelas harus menyiapkan pensi ya, mulai sekarang sudah bisa di diskusikan mau mengeluarkan pensi yang bagaimana, karena dua hari ini kita di beri waktu oleh bapak dan ibu guru kita, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk penampilan kalian."

"ada sedikit tambahan dari gue, jadi setiap kelas itu kan nyumbangin pensi, dan bakalan dipilih buat jadi juara juga."

"Kakak gue malu-maluin, ketua osis pakai bahasa formal dia malah pakai bahasa gaul kan gak banget."

"Gitu juga kakak lo."

"Ganteng ya ra kakak lo." ucap vania yang sama sekali tidak mengalihkan pandangan nya dari radit.

"Yaudah, sana samperin terus bilang, aku suka sama kak radit."

"Idih ogah, harga diri dong."

"Wkwkwk, mau nyaingin tika lu van?"

"Iya tuh vania mau jadi anggota nya tika."

Setelah mengetahui pengumuman dari ketua osis dan wakil ketua osis, kelas ara diskusi siapa saja yang akan nge-luarin pensi.

Mereka berencana mengeluarkan tiga pensi.

Pertama ara mengajukan diri untuk bernyanyi dengan main piano.

Kedua ada dance cover.

Dan yang ketiga itu ada drama musikal.

"Guys, nanti gue bakalan latihan di ruang musik, lo pada mau nemenin gue nggak?"

"Gak mau ah, mending gue di kantin makan."

"Yaudah kalo gitu."


Tbc.

Happy reading

NGENESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang