part 26

29 3 0
                                    

Jangan lupa like ya:)

Happy reading guys.


Setelah seminggu kejadian yang membuat ara terbaring lemah di rumah sakit. Sama sekali belum ada perubahan pada kondisi ara. Setiap hari radit menjenguk ara setelah pulang dari sekolah, sampai semua perawat disitu mengira kalau radit adalah pacar setia ara.

Begitu juga teman - teman ara yang setiap hari nya juga selalu menemani ara, walaupun yah ara nggak bisa di ajak ngobrol. Bagaimana tidak sudah seminggu semenjak dokter bilang kalau ara bakalan siuman, tapi nyatanya belum ada tanda apa-apa. Sebenernya kecewa, tapi kita tidak bisa merubah takdir Tuhan.

"Ara mimpi apa ya kok lama banget tidurnya?" Ucap dana sambil memandangi wajah ara.
"Iya nih, gue juga penasaran dia mimpi apa, bisa lama banget tidurnya." Vania yang memang ada disitu hanya menggelengkan kepala, karena dia merasa sahabat nya terus murung di kelas, di rumah, di manapun mereka berada. Mereka tetap memikirkan bagaimana perkembangan ara.

Mereka setiap hari selalu semangat ke rumah sakit, katanya siapa tahu kan ara sudah bangun, biar bisa ngobrol bareng-bareng lagi. Walaupun endingnya tetap sama, ara gak bangun-bangun. Mereka selalu berdoa supaya ada jalan yang terbaik buat sahabatnya itu.

"Gue pesenin pizza buat kalian yah, dari pagi kaliaan belum makan loh." Tawar vania pada dua sahabatnya itu. Tapi mereka berdua menolak, sungguh tidak seperti biasanya. "Nggak deh van, lo aja, aku lagi males makan." Ucap dana dan di anggukin oleh latin. "Haduh, kalian ini, kalau kalian nggak makan terus kalian bisa sakit, itu bisa bikin ara tambah sedih, kalau kalian sakit, siapa yang bakal jagain ara disini?"

"Huft, iya deh gue mau, yang banyak tapi pizza nya, kalo perlu sendiri sendiri." Vania hanya tersenyum mendengar jawaban latin. "Oke gue pesenin ya guys, jangan lupa dihabisin, awas kalau nggak habis." Ucap vania semangat. Kalau tidak ada vania, siapa lagi yang bakalan menjaga dana sama latin.

Cklek.
Suara pintu terbuka, menandakan ada orang yang masuk ruangan ara. "Belum ada perkembangan juga, bener-bener ini salah gue." Dana sama latin hanya diam, sementara vania berusaha menenangkan radit. "Sabar kak, semua ada jalan nya, pasti bakalan ada waktu dimana ara bangun dan senyum kembali, tapi bukan sekarang."

Yah semenjak ada kejadian ini, radit sama putra belum baikan, padahal kan nggak boleh bertengkar sampai lebih dari tiga hari, katanya sih nggak baik. Putra dengan keras kepalanya tetap tidak mau memaafkan radit yang dengan enak nya mempermainkan adiknya sendiri. Sementara radit dengan ego nya dia juga masih jengkel gara-gara selalu di salah - salahin walaupun sebenernya tetap salah sih.

Begitu pula dua sahabat ara, dana sama latin, dia juga masih kesel ngelihat radit, di sekolah radit masih saja berdua sama fera, seneng-seneng, kayak nggak ada kejadian apapun yang menimpa adiknya, beneran kayak hari hari biasa. Sungguh beruntung radit di cintai vania yang selalu mendukung dimanapun dia berada, sayang sekali vania belum mendapat balas cinta dari radit.

Untung lah si vania sudah ada pengganti, yang menurut sahabat-sahabatnya dia adalah cowok terberuntung yang bisa dapetin vania, orang tersabar, orang yang selalu mendukung, orang yang selalu mengalah dan menjadi pendengar yang baik. Vania juga beruntung mendapatkan cowok yang sekarang menjadi pacarnya itu, bener banget mereka udah jadian 4 hari yang lalu. Pacar nya sosok yang penyayang, sabar dan selalu mengerti keadaan ara, tidak pernah egois.

Kalau ara bangun, pasti ara bakalan seneng ngelihat vania udah move on dari kakaknya. Karena ara tahu bagaimana sakitnya vania selalu terabaikan oleh kakaknya. Walaupun niatnya baik, tidak pernah sedikitpun kakaknya melirik ke arah vania. Menurut ara vania adalah cewek terkuat yang pernah disakitin sama cowok, tapi dia tetep aja bisa tersenyum di hadapan cowok itu. Sungguh pengen sekali ara seperti vania.

NGENESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang