16.22
Ara baru saja sampai rumah.
Semua ini gara-gara vania mampir ke toko aksesoris segala, kan gue jadi ikut beli ini itu.
Kalian sudah pasti tahu, seberapa lama cewek betah kalau lagi belanja, betah banget dan lupa waktu. Apalagi aksesoris.
Pulang sekolah tepat pukul dua, karena sekolah akan mengadakan acara tahunan, seperti pensi.
"Van lo gak kasian apa si putra yang udah nungguin dari tadi."
"lo gak ngomong sama gue, dia main kerumah lo? tumben banget tuh anak."
"Udah gue keluar dulu ya, hati-hati di jalan."
Ucap ara sambil melambaikan tangan ke vania.
"Yak dadah salam ke kakak lo ya kalo udah pulang."
"Ye dasar, masih sempet aja lo."
Ara pun memastikan siapa tahu putra kehabisan napas di mobil --nya gara-gara terlalu lama nungguin.
Ara mengintip dari jendela mobil, karena kaca nya gelap. jadi ngintip --nya harus nempel gitu.
Udah kayak maling.
"gak ada orang --nya disini, dimana tuh anak."
"Hahahaha..."
Terdengar suara ketawa keras di dalam rumah ara. Yang membuat ara bingung, kalau kakak --nya sudah pasti belum pulang, lalu siapa yang ada di dalam rumah ara?
"Eh bagimana lo bisa masuk?"
"Ehehe." yang di tanya malah cengengesan gak jelas.
"Ampun nyai, gue tadi line kakak lo, katanya ada kunci cadangan di bawah keset welcome yaudah gue cari disitu, setelah nemu, gue masuk deh."
"Kirain tadi lo maling, nakutin aja sih."
"Ra, tadi ada tetangga lo nyariin, kalo gak salah namanya adi, yang punya gingsul gitu."
Semenjak ara bertengkar sama kakak --nya, setiap pagi atau sore ara selalu melihat dia di depan rumah --nya gitu.
"Oh iya kayak --nya gue belum pernah lihat deh tuh tetangga lo, kayak asing gitu."
"Emang dia tetangga baru gue."
"Tadi dia kaget ada gue disini, dikira gue pacar --nya elo."
Gue mendelik.
"Terus?"
"Ya sebener --nya sih mau bilang kalo gue tunangan lo, tapi berhubung dia udah mau pergi gue ngangguk aja udah."
Gue melempar bantal ke arah putra.
"Gila banget, lo kok gitu sih put."
"Lah mau gimana lagi sih ra , gue mau bilang temen --nya ara, dia main pergi gitu aja."
"Yaudah deh kan udah terlanjur juga sih."
"Put, lo gak ganti baju? Kenapa sih masih pakek seragam gitu, mandi sana jangan main ps mulu kerjaan --nya."
Ara mendorong kesal putra yang masih berkutat dengan ps kakak --nya.
"ntar gue nginep sini ra, kata kakak lo gue disuruh nemenin lo dulu, soal --nya kakak lo bakalan balik malem."
"dia alasan kali, mau keluar sama gebetan baru --nya lagi pasti."
"Lu mah seudzon aja bisa --nya, dia nyiapin pensi buat dua hari lagi, dia wakil osis, ara pinter."
Ara menggaruk kepala --nya yang sama sekali tidak gatal.
"Iya juga sih hehe."
"Putra, mandi dulu terus salat, jangan ps mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NGENEST
Teen FictionMengertikah semesta jika aku telah mengagumi sosok yang entah dia juga mengagumiku atau enggan -Rara Andhita