Vote jangan lupa.
"Gila gue gak nyangka kalo si vania bisa suka sama kakak lo ra."
"Gue sih udah tau dari dulu, cuman ya gak percaya aja, kakak gue yang super laknat bisa disukai sama vania yang notaben --nya cewek sempurna."
"Vania dateng tuh."
"Ehm.. van, lo kenapa?" Tanya ara ke vania yang sedang menunduk.
"Gue malu sama kalian."
"Kenapa kenapa kenapa kau malu? Biasa --nya malu-maluin." seru latin yang langsung di lempari tempat pensil --nya dana.
"Santai aja kali van, kayak sama siapa aja sih, kalo kayak gini gue yang tambah kepikiran." sahut ara.
Latin sama dana cuman ngangguk doang dengerin ara ngomong.
"Ke kantin yuk, guru pada rapat, mending makan dikantin enak ya nggak."
"Yok dah, gue belum sempet sarapan tadi."
Kemudian mereka bergegas menuju kantin.
Sesampai --nya di kantin mereka berempat memilih bangku pojok yang tempat --nya sangat strategis, wifi kencang, enak di buat nge-- gosip.
"Lo mau pesen apa nih gue pesenin."
Ucap dana sambil berdiri dan merlihat ke arah teman-teman nya itu."Gue pesen somay, sama jus alpukat."
"Gue sama vania nasi goreng pedes banget, minum --nya jus melon, sama jus jambu biji."
"Sip dah" dana langsung pergi meninggalkan teman --nya dan siap memesan makanan untuk para besti nya itu.
Sementara dibangku kantin mereka bertiga mulai ber-- gosib, calon emak-emak tukang gosip.
"Lu kemarin tau kan pasti si reta, anak sebelah caper banget sama kak rama, gak rela gue."
"Gila aja sih ya, masak nyamperin kak rama ke kelas nya gila banget sumpah."
"Masa sih si reta yang tukang tebar pesona sana sini itu?"
"He'em gue lihat tadi, gak punya malu."
"Lah emang kelakuan dari sono --nya gitu kali."
"Iya, apalagi kalo anak futsal pada ekskul duh tepe-tepe sana sini."
"Lo mau kayak si reta tin?"
"Ya siapa sih yang gak kenal si reta cabe tingkat atas."
"Ya lu sekali-kali dong jadi cewek murahan."
"Ndasmu, yakali gue kayak gitu, yang ada mereka jijik."
"Jangan-jangan, dibayangin aja udah serem banget hahahaha."
"Ra, nanti pulang sekolah temuin gue di parkiran."
Ara nengok ke asal suara itu.
Yang punya suara senyum manis melihat ara yang sedang membelalakan mata tidak percaya .
"Gue tunggu ya."
***
Dikelas lagi pelajaran matematika, sebenar --nya ara suka sekali pelajaran itu, pelajaran apa saja ara suka. namun sekarang ada yang mengganggu pikiran --nya.
"Kampret dah, ngapain lagi sih tuh anak." dengus ara kesal, lalu menenggelamkan kepala --nya di meja.
"ra ? Lu kenapa?"
"Gue kesel sama si fikar, dia gak mikir apa ngajak ketemuan di parkiran sekolah, ntar kalo gue di labrak cabe --nya gimana?"
"Oh yang tadi di kantin, gue juga penasaran sih kenapa dia tiba-tiba ngajak ketemuan kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NGENEST
Teen FictionMengertikah semesta jika aku telah mengagumi sosok yang entah dia juga mengagumiku atau enggan -Rara Andhita