eps 4 di rumah!

42 11 1
                                    

Ceklek! Virgy membuka pintu rumahnya agak pelan. Ia melongokan kepalanya keseisi rumah terlebih dahulu.

Sepi.

Ia pun memasuki rumah yang ia tempati itu agak pelan, tidak bersuara, dan berjinjit.

Ia menoleh kearah jam dinding rumahnya. Sekarang pukul 21.00. Berarti dia sudah menghabiskan waktu selama 2 jam lebih bersama Farris.

Tak! Tak! Virgy berjinjit lebih pelan lagi agar tidak menimbulkan suara yang nyaring.

Saat sudah berada di ruang tengah. Hap!

"ASSSSTAGGGFIRUULAHH!!" pekik Virgy kaget begitu merasakan bahunya disentuh oleh seseorang.

Bukan seseorang, lebih tepatnya makhluk lain. Siapa lagi kalau bukan Obby yang ada di rumahnya?

"OBBY!!" Teriak Virgy. Obby menatap Virgy dengan tampang tanda tanya. Ia menaikan sebelah alisnya bingung.

"Kenapa?" Tanya Obby polos. Virgy menepuk jidatnya kasar. Hampir saja ia jantungan.

"Obby.." Virgy mulai merendahkan nada suaranya. "Kalau nepuk, jangan main nepuk. Kaget tau." Jelas Virgy.

"Oh. Obby kira Virgy nggak bisa kaget." Ucap Obby. Virgy geleng geleng kepala pasrah.

"Emangnya Virgy makhluk mati nggak bisa kaget." Virgy melempar tas selempangnya keasal sofa.

Virgy merebahkan tubuhnya di sofa. Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya.

Obby menatap Virgy yang sedang memejamkan matanya. Terlihat seperti tidur. "Virgy kenapa?"

Virgy menggeleng. "Nggak apa apa." Jawabnya singkat dengan mata masih tertutup rapat.

"Kalau ada masalah, cerita aja. Obby bisa bantu." Tawar Obby. Masih tidak ada respon dari Virgy.

Setelah 3 menit, barulah Virgy membuka kelopak matanya. "Virgy nggak ada masalah, Obby. Virgy tidur duluan, ya."

Virgy meraih tas selempangnya yang ada di sofa, lalu berjalan begitu saja kearah tangga meninggalkan Obby.

"Virgy!" Virgy menoleh saat Obby memanggil. "Selamat malem!" Obby tersenyum. Virgy membalasnya dengan senyuman.

"Selamat malem juga, Obby."

***

Virgy menyesuaikan matanya dari pendaran cahaya yang menyilaukan. Ia mengerjap ngerjapkan matanya beberapa detik.

Indra penciumannya tiba tiba saja langsung mencium sesuatu yang aneh. Bau seperti makanan gosong langsung menyengatkan hidungnya.

Ia turun ke bawah untuk mengecek sesuatu. Tampaknya, nyawa Virgy masih belum 100% terkumpul. Virgy berjalan seperti orang yang sedang mabuk.

Saat berhenti tepat di tangga tengah. Pupil matanya langsung melebar sejadi jadinya.

"YAAA AMPUUUN OBBBY!!!" Pekik Virgy begitu melihat dapur rumahnya hancur seperti kapal pecah perang.

Obby tersentak kaget. Telur goreng yang agak sedikit gosong di piring genggamannya langsung meluncur begitu saja ke lantai.

"Dapurku.." gumam Virgy pasrah. Sepertinya, butuh seharian untuk membersihkannya. Yaampun, padahal hari ini adalah hari minggu.

"Obby! Kamu ngapain? Mau ngajak perang dapur aku?" Tanya Virgy.

Obby menggeleng cepat. "Tadinya Obby mau bikinin sarapan buat Virgy. Tapi malah keasikan nyoba nyoba bikin ramuan kayak profesor."

Virgy menepuk jidatnya kasar. "Dikira dapur Virgy laboratium apa?" Virgy menghela napas kasar.

Obby cengengesan. "Obby bantu beresin, ya!" Virgy mengangguk malas. "Emang udah seharusnya Obby yang beresin kali."

Obby hanya tersenyum. Virgy berjalan ke bawah tangga lalu menghampiri Obby.

Sleet! Tiba tiba saja ia menginjak genangan minyak. Butuh 3 detik saja mungkin Virgy sudah jatuh, tapi kali ini Virgy merasa seperti terbang melayang.

Virgy membuka kelopak matanya. Ia melebarkan pupil matanya begitu melihat dirinya hanya berjarak beberapa cm dari wajah Obby.

Virgy menutup matanya malu. "Lepasin Obby!!" Terlihat jelas sekali kalau Virgy salting karena Obby menolongnya.

BRUK! Obby melepaskan genggaman tangannya dari pinggang Virgy. Virgy langsung jatuh begitu saja menubruk lantai.

"OBBY!! Malah dilepasin! Sakit tau!" Ia mulai merasakan nyeri pada bagian belakangnya karena menubruk lantai.

"Tadi Obby disuruh lepasin. Udah dilepasin, malah marah. Salah lagi.." Gumam Obby.

My Alien👽 BoyFriend !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang