31. Ossy, Okky

22 4 0
                                    

Attention!

Ada beberapa kata kasar di part ini. Bagi yang suka silahkan baca, yang tidak suka silahkan pergi dengan damai.

Enjoy! :*

****

"Eh? Suara apaan, tuh? Kok laknat bener." Gerutu Virgy saat mendengar suara teriakan teriakan aneh yang berasal dari rumah itu.

Saat ini Ossy, Obby, dan Virgy sedang berada di depan pintu rumah yang di tengahnya terpajang papan tulisan 'KHUSUS CEWEK'.

"Jangan berfikir negatif dulu, Vir. Kali aja mereka lagi main, kan?" Timbal Obby.

"Ambigu sialan. Elu yang makin laknat, By." Dengus Virgy.

"Udah, udah. Mending kita masuk kedalam. Soalnya saya yakin banget itu pasti suara Okky."

"Okky? Okky jelly drink kali, ah."

"Maksud saya Okky kakak saya. Bukan itu." Koreksi Ossy.

Virgy mangut mangut. "Jadi gimana? Kita masuk kedalem nya mau didobrak apa manjat dinding?"

Obby menepuk jidatnya. "Lewat pintu lah, Vir. Masa didobrak? Nanti yang empunya rumah marah."

"Yaudah, yaudah. Kita pencet bel aja." Ujar Virgy. Ia pun memencet bel yang ada disebelah pintu itu sekali tekan namun sangat ditekan sampai sampai membuat bel itu masuk kedalam.

"Yah, Virgy. Pencet bel nya jangan kenceng kenceng, itu bel nya jadi rusak, kan. Nanti pemiliknya marah lagi." Tegur Obby.

"Biarin, By. Kali aja kan mereka lagi keasikan, jadinya kalau pencetnya cuman ting! Nggak akan kedenger lagi."

"Virgy aneh.."

Tak lama, seseorang membuka pintu rumah itu. "Ada apa, ya? Kalian mau ngontrak disini juga? Ayo ayo. Murah kok, say, perbulannya."

"Anjir. Itu cewek apa boneka santet? Mukanya brewokan banget kek sapu ijuk." Bisik Virgy kepada Obby.

"Huss! Virgy jangan ngomong gitu. Nggak sopan!"

Dan nyatanya perempuan 'jadi jadian' itu ternyata mendengar bisikan Virgy. "Nona manis, barusan ngomong apa?" Tanyanya disertai senyum terbaiknya.

"Eh, nggak kok, mas--" Virgy menutup mulutnya. "Eh, maaf. Maksudnya mbak."

"Sembarangan kamu panggil saya mas. Saya tuh cewek tulen tau! Lama lama mulut kamu saya masukin tongkat golf yang biar mampus!"

"Iya iya. Mangap mangap mbak--kikuk." Virgy terkikik geli.

"Heh! Nyebelin kamu, ya! Emang kamu pikir aku badut jalanan apa?!" Matanya melotot garang.

"Nah iya! Mbak mirip banget sama badut jalanan. Nggak deg! Pengamen jalanan lebih mirip. Yang pake rabana itu loh. Nyanyi tak gendong kemana mana--"

Rahang perempuan 'jadi jadian' itu mengeras. "Kamu, ya..!" Tangannya siap melayang pukulan ke pipi Virgy, namun lebih dulu Obby mencegatnya.

"Maaf, mbak. Kami kemari hanya ingin mencari kakak kami. Namanya Okky. Maaf jika ucapan teman saya membuat hati mbak nggak nyaman."

"Cih, bukan nggak nyaman lagi! Tapi sakit hati tau, nggak!" Dengus perempuan itu. "Yaudah, sana masuk cari kakak kamu. Awas ya macem macem! Saya tak usir kamu!"

"Awas ya macem macem." Ulang Virgy dengan nada mengejek. "Buktinya aja di dalem banyak yang macem macem. Cih."

Mereka bertiga pun masuk kedalam. Mereka mulai menyusuri setiap ruangan. Dan tinggal satu ruangan lagi yang tersisa.

Saat mereka membuka pintu itu. Braak! "Kak Okky!" Jerit Ossy saat melihat Okky tengah digoda oleh sejumlah cewek cewek yang tampaknya adalah cewek cewek nggak bener.

"Siapa tuh cewek? Pembantu disini?" Bisik salah seorang diantara cewek cewek itu.

"Nggak tau, tuh."

Okky terkejut melihat Ossy. Ia pun mendorong bahu seorang cewek yang merangkul tangannya. Dan menghampiri Ossy dengan wajah panik. "Tolong, Sy. Mereka cewek cewek gila yang mau nyerang aku."

Ossy menatap tajam cewek cewek itu bak seorang singa yang siap memakan mangsanya. "Beraninya kalian sentuh kakak saya! Sini maju! Ayo kita gelut!"

Salah satu cewek disitu berdiri. Ia melempar asal puting rokok yang ada dimulutnya lalu menginjaknya. Ia menatap sinis kearah Ossy. "Cari mati lo hah cewek kerdil?"

"Apaan kamu bilang saya cewek kerdil! Kamu kali yang kerdil! Udah badan mirip tiang listrik, mukanya tebel banget kayak kue mochi, pake tepung berapa kilo, sih?"

Cewek itu mengepalkan tangannya kuat kuat. "Oh, jadi lo berani sama gue hah!? Sini kalau berani, maju!"

Ossy pun maju. "Saya nggak takut sama manusia lemah kayak kamu!"

"Apa lo bilang!?" Cewek itu semakin geram dengan Ossy. Saat hendak menjambak rambut Ossy, Ossy lebih dulu mengangkat tangannya dan dalam sekali dorongan, tubuh perempuan itu terpental jauh ke sudut ruangan.

Akibat ulahnya itu, sontak saja seluruh orang yang ada disana membelak tidak percaya. Mereka mulai bergidik ketakutan melihat wajah Ossy yang sudah merah padam.

"Masih ada yang mau nantang saya? Sini maju!" Seru Ossy sembari melotot kearah perempuan perempuan lainnya.

Mereka hanya diam. Tak berani membalas pelototan Ossy.

"Jadi manusia itu jangan sok sokan nantang! Karena nyatanya, kalian malah mengundang kemarahan seseorang yang bukan semestinya kalian tantang!"

Ossy berbalik. Namun, tiba tiba saja kepalanya memutar kebelakang. Menatap kearah mereka dengan tatapan horor. "Dan satu lagi. Jika kalian berani menyentuh kakak saya, tulang tulang di badan kalian akan saya berikan kepada anjing di rumah saya. Ingat itu!"

Nyali mereka pun menciut. Mereka tidak ada yang berani lagi meremehkan Ossy. Si gadis dengan kekuatan super itu.

Virgy terkekeh. Ia menatap kearah Okky yang kini melongo melihat adiknya mengamuk. "Boleh ugha adiknya, mas."

****

My Alien👽 BoyFriend !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang