35. deg...deg...deg...

8 2 0
                                    

"Virgy..? Virgy..! Virgy!!"

"Haah?? Apa?" Virgy tersadar dari lamunannya. Ia memandang Obby yang saat ini tengah menatapnya lekat lekat.

"Virgy kenapa? Kok diem aja daritadi? Sakit?" Obby bertanya khawatir. Ia bisa melihat raut wajah Virgy tidak mengenakan dan Obby takut terjadi sesuatu pada Virgy.

"Nggak. Nggak apa apa," sahut Virgy.

"Nggak perlu bohong, Virgy. Obby kenal jelas Virgy kayak apa. Yang diam ketika marah, cemas, dan sedih."

"Gue nggak apa apa, Obby. Lo nggak perlu khawatir."

Obby menghening. Ia terus menerus menatap Virgy hingga membuat gadis itu sedikit merasa tidak nyaman ketika cowok itu memperhatikannya.

"Kenapa, sih? Ada katak di wajah gue?" Virgy meraba wajahnya. Namun wajahnya masih sama seperti sebelumnya.

Obby menggeleng. "Bukan," ia mengacak acak rambut Virgy entah sedang melakukan apa. Gerakannya terhenti ketika menemukan sesuatu yang sedari tadi menarik perhatiannya. "Ada ulet di rambut Virgy."

"Aaa!" Virgy berteriak kaget. Ia berjinjit takut dan langsung mengibas ngibas rambutnya kasar. "Mana? Mana uletnya?" Ia masih sibuk mencari keberadaan ulet yang Obby katakan tadi.

"Uletnya nggak ada." Kata Obby dengan wajah datarnya. Tanpa raut muka candaan sama sekali.

Virgy memandang Obby selama beberapa detik lalu memukul kencang bahu cowok itu. "Nggak lucu, ya!"

"Obby nggak bercanda, Virgy." Wajah Obby benar benar serius. Virgy tidak dapat menemukan kebohongan di mata Obby.

"Maksud.." Virgy menggantung ucapannya ketika sadar saat ini jarak antara dirinya dan Obby benar benar dekat. "Kamu?" Virgy melanjutkan.

"Ini," Obby membuka telapak tangannya yang sedari tadi tampak mengepal. "Uletnya tadi ada di rambut Virgy. Obby ambil, deh." Ujar Obby polos.

Virgy sebenarnya jijik dengan serangga macam ulet dan kawan kawannya. Tapi dia sama sekali tidak ketakutan ketika ia melihat binar jelas di mata Obby.

"Uletnya lucu ya," kata Obby. Semula memperhatikan ulet di tangannya, kini menatap Virgy. "Kayak Virgy."

Virgy mematung. Jantungnya berdetak cepat. Hal ini membuatnya lantas menarik napas dalam dalam. Berharap Obby tidak dapat mendengar suara detak jantungnya yang sedari tadi tidak mau berhenti berdetak. Tapi Virgy tersadar bahwa pikirannya barusan tidak masuk akal.

"Gue? Lucu kenapa?" Tanya Virgy. Mencoba menenangkan diri.

"Virgy cantik, tapi jutek. Virgy baik, tapi galak. Virgy nggak pinter dalam semua mata pelajaran, tapi pinter bikin Obby senang."

Virgy terkekeh kecil. "Gue nggak nyangka elo bisa gombal juga. Receh pula."

"Obby nggak tau apa itu gombal. Tapi Obby mengungkapkan apa isi hati Obby sama Virgy."

"Ha.. hah.. hahaha lucu lo," Virgy tertawa renyah. Salah tingkah.

"Oh ya, Virgy," panggil Obby. "Udah beberapa minggu dan Obby udah nggak pernah liat Feli lagi. Feli kemana, Virgy?"

Virgy membuang muka kearah lain. "Mana gue tau. Belakangan ini gue juga udah jarang liat dia. Pindah sekolah kali."

"Pindah sekolah? Kok nggak pamitan?"

"Kenapa emangnya? Lo pengen dia pamitan dulu sama lo? Lo kangen sama dia?"

"Bukan gitu, tapi maksudnya Obby heran aja dia udah jarang masuk sekolah. Nggak ada informasi sama sekali yang sampai di telinga Obby tentang dia semenjak dia pergi."

"Oh. Gue sih nggak terlalu kaget juga. Dia kan anak berada, ya mungkin dia pindah sekolah ke luar negeri. Keluar planet ini juga gue nggak peduli."

"Ke "rumah" Obby gitu maksudnya?"

"Ahh, kumaha elu weh, By." Virgy berjalan pelan. Meninggalkan Obby yang masih terdiam di tempatnya.

Obby tersadar dan langsung mengekor di belakang Virgy. "Kenapa? Virgy nggak suka sama Feli?"

Virgy berhenti. Ia tersenyum miring sembari mendengus dengan keras. Seolah pertanyaan Obby bukanlah pertanyaan yang patut ditanyakan. "Nggak taulah, By. Terserah lo mau pikir apa tentang dia. Pokoknya gue nggak mau ngomongin tentang dia lagi. Gue nggak suka, lo ngerti? Jadi jangan banyak tanya lagi."

"Iya," Obby memandang kearah lain. Matanya melirik kearah samping dengan tatapan yang sulit diartikan. "Obby nggak akan ngomongin dia lagi."

"Bagus," Virgy membalikkan badannya menghadap Obby. Ia tersenyum lalu mengelus puncak kepala Obby.

Namun gerakan tangan Obby yang tiba tiba saja memegang tangannya sembari menatapnya lekat lekat membuat Virgy langsung mematung di tempatnya.

"Virgy," Obby terdiam sejenak. "Suka sama Farris, kan?"

****

My Alien👽 BoyFriend !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang