Virgy menyerngit. Tidak mengerti dengan arah pembicaraan Obby. Farris? Kenapa bawa bawa Farris? Tanyanya dalam hati.
"M..maksudnya?"
Obby menggeleng. Ia melepas tangan Virgy dengan tiba tiba membuat Virgy menarik kembali tangannya. "Nggak. Bukan apa apa," Obby melirik ke belakang Virgy. "Ayo ke kelas. Mungkin udah istirahat." Obby berkata lalu pergi begitu saja meninggalkan Virgy.
Virgy terdiam. Baru kali ini ia melihat Obby sinis kepadanya. Kenapa? Obby marah padanya? Dia baru tau alien bisa marah.
"Obby! Tungguin!"
****
"Heh!"
Virgy tersentak kaget ketika seseorang menggebrak meja kantin. Dia mendongkak. "Apaan?" Tanyanya sedikit kesal.
Talia menyerngit bingung. "Kenapa, sih? Diem mulu daritadi. Banyak pikiran?" Tanyanya sembari mengambil duduk di sebrang Virgy.
Virgy menggeleng singkat. "Nggak," dia meneguk habis sisa lemon tea nya lalu menaruh cup lemon tea itu di meja. "Kenapa?" Lanjutnya.
"Tumben amat nggak bareng Obby," Talia menyapu pandangan ke seluruh kantin. "Tuh bocah kemana?"
"Dia bilang bakal nyusul. Ada yang ketinggalan." Ucapnya. "Kembaran tulalit lo mana? Tumben amat nggak mulungin makanan di kantin."
"Afia sama Akira? Afia lagi di hukum sama Bu Katrina karena kentut di kelas. Kalau Akira lagi beli es lilin diluar."
Virgy terkekeh mendengar jawaban Talia. "Satu kocak satu bocah. Kagak ada yang beres."
"Begitulah."
"Eh, btw, temen lo yang bule bule itu kemana? Kok gue udah nggak pernah liat, ya? Gosip yang gue dengar tuh cewek pindah sekolah, bener nggak?"
Virgy menghela napas panjang. "Feli? Gue juga nggak tau. Pergi tanpa pamit gitu aja. Terakhir kali gue sama dia waktu di pesta hari jadi nya itu. Selebihnya gue nggak tau."
"Dan nggak ingin tau?" Talia menambahkan ucapan Virgy, sedikit menyindir. "Lo tau? Waktu kejadian siram siraman itu gue nggak sengaja nguping kalau Farris putusin si Feli gara gara tuh cewek mau nyiram lo. Gue liat Feli jalan keluar dari pesta gitu aja. Dan sejak saat itu dia udah nggak pernah absen di sekolah."
Pupil mata Virgy melebar. Dia menatap Talia lekat lekat. "Serius lo?!"
"Iyalah! Telinga gue itu ketebalan pendengarannya bisa mencapai lebih dari 1928 lapisan."
"Iyain."
"Tapi gue heran, sebenernya si Farris itu sukanya sama Feli," Talia menjeda. Dia memicing menatap Virgy dengan tatapan yang sulit diartikan. "Atau.. sama lo?"
Virgy mernyengit. Dia menunjuk dirinya sendiri heran. "Sama gue? Mau sampai Cak Lontong berubah jadi Zayn Malik juga nggak mungkin!"
"Kemungkinannya bisa aja ada. Terlihat dari tatapannya yang berbeda untuk lo, gue sih yakin dia suka sama lo. Berani bertaruh semua album, lightstick, aksessoris, dan lain lain bias gue, gue bakar habis kalau Farris nggak suka sama lo."
Virgy bangkit dari duduknya. "Gue ke kelas dulu. Bel masuk." Katanya lalu pergi berlalu begitu saja.
Talia memandang Virgy dari tempatnya. Ia menaikkan sebelah kakinya dan menaruhnya diatas kaki lainnya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada sembari bergumam. "Anak remaja. Ck ck ck." Katanya sambil geleng geleng kepala.
****
Virgy Pov.
"Eh, eh, kalian tau nggak Kak Michelle Felicia Kenen? Murid pindahan itu, lho! Katanya dia mogok sekolah karena pergi ke negara asalnya, Amerika. Aku penasaran kenapa dia mogok sekolah. Jangan jangan ada aib yang berusaha disembunyiin di sekolah ini? Soalnya aku dengar dia bikin pesta hari jadi di rumahnya dan hari itu juga putus sama pacarnya. Kira kira kenapa, ya?"
Aku sedikit menarik mata untuk melirik dua orang gadis yang saat ini tengah berjalan di sebelahku. Tanpa disengaja, kupingku mendengar mereka membicarakan Feli. Entah kenapa aku sendiri tertarik untuk mendengarnya.
"Oh, ya?!" Sahut teman lainnya terkejut. "Aku baru tau kalau dia sempat bikin pesta dan putus sama pacarnya."
"Iya lho! Padahal baru beberapa hari mereka pacaran, langsung putus gitu aja. Aku dengar dengar sih gara gara teman Kak Michelle yang namanya Kak Virgy itu! Ada yang bilang mereka lihat Kak Michelle mau nyiram Kak Virgy tapi dihalangin sama Kak Obby, itu lho cowok ganteng yang kemana mana pasti Kak Virgy nempel. Kak Farris yang pacarnya Kak Michelle liat Kak Virgy langsung marah dan putusin Kak Michelle. Katanya sih Kak Farris suka sama Kak Virgy, tapi menurutku justru sebaliknya! Kak Virgy yang suka sama Kak Farris!"
Raut wajah temannya berubah kesal. Kulihat dia mengibaskan rambutnya sembari mengepalkan tangan. "Ish! Yang namanya Virgy Virgy itu nyebelin, ya! Udah ngegaet Kak Obby, tambah lagi Kak Farris. Cewek matre nggak tau diri!"
Aku mengepalkan tangan kesal. Kutu jambe! Beraninya ngomongin gue! Gue hajar baru tau rasa, lambe tikus sialan! Batinku.
Aku mendekat kearah mereka. "Terus kenapa lagi, tuh? Gimana lagi?"
"Akhirnya karena itu Kak Michelle mogok sekolah karena diputusin sama Kak Farris. Kak Virgy itu emang-" gadis itu berhenti bicara. Dia melirik temannya sembari meneguk ludah.
Aku melotot sampai urat urat mataku rasanya ingin putus. Kupandang mereka berdua sembari meremas kedua pundak kedua cewek itu sekencang mungkin. "Apa? Gue itu apa? Ular sanca sialan? Cewek matre kampungan? Nenek nenek karatan?!" Teriakku.
"Maaf, Kak!" Mereka lari terbirit birit meninggalkanku.
Aku menarik napas dalam dalam, meredakan emosiku yang naik ke ubun ubun. Memang pada dasarnya adek kelas itu kampreto banget! Udah ngomongin di belakang, pas tatap muka langsung cepirit di celana. Pengecut!
"Virgy!"
Aku mendongkak, menatap laki laki yang kini mendekat kearahku. Aku terdiam, menatapnya. Dia, laki laki penyebab semua keburukanku merambat muncul ke udara di tengah tengah sekolah. Entah siapa yang menimbulkan hoax, semua orang beranggapan akulah penyebab Feli putus dengannya. Dia juga yang menyebabkan seharian ini Obby jutek denganku. Syalan.
"Apa?" Jawabku seketus mungkin. Aku mengalihkan pandangan, membuang muka melihatnya. Tak peduli jika dia menyadarinya, aku sedang kesal dan ingin sekali mengoyak ngoyak wajahnya dan menghempaskannya ke dasar samudra.
"Kenapa? Kok jutek gitu?" Dia bertanya.
Aku menatap Farris kesal. "Kenapa emangnya? Salah kalau muka gue kayak gini? Masalah buat lo?"
Farris mundur beberapa langkah karena aku maju mendekatinya sembari berteriak. Dia menyerngit heran. "Kenapa sih, Vir? Kok jutek gitu sama gue? Salah gue apa?"
"Bodo! Terserah lo mau mikir apa salah lo, mending lo pergi, deh! Gue males liat muka lo. Pengen gue tendang tau, nggak?!" Aku pergi meninggalkannya.
Entah aku yang sedang menstruasi atau patah hati, emosiku naik turun seketika. Farris pasti berpikir aku orang aneh yang suka marah marah macam orang gila. Aish!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alien👽 BoyFriend !
Teen Fiction{HIATUS} Perhatian!!! Cerita ini mengandung unsur yang tidak masuk diakal! Tetapi tetap boleh baca :v *** bagaimana jika seorang gadis muda yang cantik lalu jatuh cinta pada alien yang wajahnya sama saja seperti alien lainnya? Kalau jadinya seperti...