Sejak tadi Farris memperhatikan Obby dan Virgy. Hati nya terasa teriris dikala Obby dengan jelas menunjukan bahwa dirinya menyukai Virgy.
Panas.
Itu adalah satu kalimat, lima huruf, dan satu kata yang mampu membuat dirinya mengepalkan tangan kuat kuat.
Seharusnya dari dulu Farris tidak meladeni orang seperti Feli. Ia harusnya bisa jadi orang pertama yang menjadikan bahunya sebagai senderan untuk Virgy menangis disaat Virgy dan Feli bertengkar di kantin dulu.
Farris sesekali mengumpat kesal. Ingin sekali Farris beranjak dari duduknya, menghampiri Virgy, lalu mengajak gadis itu untuk makan bersama di kantin seperti dulu—walau selalu ada Talia, Akira, dan Afia yang menempel pada Virgy seperti parasitisme.
Namun semuanya berubah begitu saja bagai hujan tanpa angin. Feli datang dan menghancurkan persahabatan mereka—walau Farris mengharapkan lebih dari itu.
Ck. Seandainya waktu bisa berputar kembali, Farris tidak akan menyia nyiakan kesempatan keduanya, dan tidak akan membiarkan sebenih rasa tumbuh kepada Feli lagi seperti dulu.
Ketika Virgy, Obby, beserta Bu Rani —si guru killer yang berasal dari negeri matematika— pergi dari kelas, rencana yang sudah dirangkai oleh Farris kembali terngiang di kepalanya.
Walau sebenarnya rencananya tidak menyangkut apapun tentang Virgy, tapi Farris penasaran tentang kejadian kemarin di rumah Feli—sinar berwarna hijau terang yang muncul di balik celah bawah toilet itu membuat Farris penasaran.
Darimana asal usulnya, bagaimana sinar berwarna hijau itu bisa muncul, berapa banyak jumlah sinar itu mengapa sinar itu muncul, siapa yang membuat sinar itu muncul, apa dampak dari munculnya sinar itu?
Rentetan rentetan pertanyaan mulai muncul di benaknya. Farris semakin curiga ada sesuatu yang aneh pada diri Obby.
Terlihat kelas sudah kosong. Farris menoleh kesebelahnya. Kearah tas Obby yang tergeletak di kursi.
Tanpa pikir panjang, Farris membuka resleting tas itu. Isinya ada buku tulis, penggaris, notebook, dan lain lain. Namun perhatian Farris terkunci pada satu benda yang ada di dalam sana.
Boneka alien.
Farris mengangkat boneka itu. Meneliti nya dari atas sampai bawah. Boneka itu tampak seperti boneka biasa lainnya. Tapi Farris merasa ada yang menjanggal dari boneka itu.
Ada sebuah kalung berwarna hijau dan berbentuk alien ditengahnya. Farris menyentuh kalung itu.
"Kalung?" Farris menengok kesana kemari. Tidak ada siapa siapa. Dan detik berikutnya, Farris mengambil kalung itu dari leher si boneka. Memasukannya ke saku celananya.
Ia kembali membereskan tas Obby yang sempat ia acak acak. Ia keluar dari kelas dengan wajah yang sulit ditebak.
Gue harus cari tau.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alien👽 BoyFriend !
Подростковая литература{HIATUS} Perhatian!!! Cerita ini mengandung unsur yang tidak masuk diakal! Tetapi tetap boleh baca :v *** bagaimana jika seorang gadis muda yang cantik lalu jatuh cinta pada alien yang wajahnya sama saja seperti alien lainnya? Kalau jadinya seperti...