Feli memegangi tangannya yang terasa seperti gosong itu. Rasanya sangat perih sekali. Seperti disetrum beneran.
Dan sekarang yang membuatnya heran adalah, manusia biasa seperti Obby mempunyai sebuah kekuatan listrik seperti itu? Sungguh hebat.
Darimana ia mendapatkan kekuatan sehebat itu. Tapi dalam bentuk akal manusia, pasti itu adalah superhero atau cerita fiksi.
Feli tertarik dengan Obby. Lebih tepatnya dengan kemampuan atau kekuatan yang ia miliki.
Feli ingin memiliki kekuatan yang persis seperti Obby. Bisa saja setiap hari ia memasak, nyetrika, dan lain lain tidak perlu lagi menggunakan elektronik. Itu pun tidak menghambur hamburkan uang.
Sungguh menarik.
"Jahat banget!!"
Tiba tiba saja teriakan itu terdengar oleh Feli. Entah siapa yang berteriak, yang Feli tau itu pasti suara cowok. Dan karena Feli tau bahwa disini hanya ada Obby teman Virgy satu satunya yang memiliki gender cowok, pasti cowok itu lah yang baru saja berteriak.
Feli mengerutkan dahi bingung. "Jahat? Siapa yang jahat?" Tanyanya pada diri sendiri.
Karena rasa penasaran yang begitu bergelojak, Feli memberanikan diri untuk bangkit dan memeriksa sesuatu yang terjadi disana. Namun,
"Auwh!" Feli merintih kesakitan. Tangannya yang kembali bergetar hebat itu mengurungkan niatnya untuk beranjak pergi dari tempatnya.
Feli memasang telinga rapat rapat. Berusaha mendengarkan percakapan antara Virgy dan Obby.
"Kayaknya Obby pacarnya Virgy, deh. Mungkin mereka lagi berantem. Semoga aja putus." Gumamnya.
"Obby nggak bercanda, Virgy."
Percakapan itu kembali terdengar oleh Feli. Feli semakin mengerutkan dahi bingung.
"Ngomongin apaan, sih? Nggak jelas banget." Gerutunya. "Gini nih efek dari orang pacaran. Pasti bawaannya drama queen."
"Sampe sampe gue ngerasa kalau dia itu orang yang sempurna."
Sungguh, Feli termasuk orang penguntit yang sangat handal mendengar percakapan seseorang diantara bermeter meter panjangnya jarak ruangan.
"Gue tebak, pasti ini lagi ngomongin tentang selingkuhan. Dan Virgy ngerasa kalau selingkuhan Obby itu lebih sempurna." Feli terkikik geli mengomentari perdebatan dua pasangan itu.
"Termasuk orang jahat yang dilapisi orang baik."
Tiba tiba saja Feli terdiam. Sedikit merasa tersinggung dengan ucapan Obby barusan. Walaupun ia tau kalau Obby berbicara tentang orang lain, entah kenapa dirinya seperti orang yang dibicarakan oleh kedua manusia itu.
"Obby nggak berniat bikin Virgy sedih."
Feli mencibir, "Aduduh cedih." Ia memutar kedua bola mata malas. "Alay banget, elah."
"Gue percaya sama kata kata lo. Tapi please, kali ini jangan bikin gue kecewa."
Feli mendelik kesal. "Ahh, nggak asik, ah." Gerutunya. "Nggak kayak drama Korea. Ini mah sinetron namanya."
"Jangan sampe ada orang yang curiga sama lo."
Feli memicingkan mata tajam. Semakin menguatkan telinga nya agar bisa mendengarkan sesuatu lebih tajam lagi.
"Disini bahaya."
Feli tersentak kaget.
"Disini bahaya? Emangnya kenapa? Disini ada bom? Ada nuklir? Nggak ada, kan?" Gumamnya. "Atau, jangan jangan-"
"Non Feli." Celutuk Bibi tiba tiba.
Feli terkejut dan segera mengalihkan pandangan kearah Bibi. "Eh iya, Bi, ada apa?"
Bibi itu tersenyum. "Saya liat tadi tamu Neng Virgy udah pulang. Non mau ke depan?"
Feli mengangguk. "Iya, Bi." Ia segera bangkit dan menghampiri Virgy yang masih terdiam sembari memandangi sebuah foto.
"Foto Farris?" Gumam Feli pelan. Takut takut terdengar oleh Virgy.
"Gue ngerti sekarang. Pasti Farris PHO." Gumam Feli sangat sangat pelan. "Dan gue juga harus jadi PHO."
****
Kapan commentnya broo!?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alien👽 BoyFriend !
Teen Fiction{HIATUS} Perhatian!!! Cerita ini mengandung unsur yang tidak masuk diakal! Tetapi tetap boleh baca :v *** bagaimana jika seorang gadis muda yang cantik lalu jatuh cinta pada alien yang wajahnya sama saja seperti alien lainnya? Kalau jadinya seperti...