Virgy menaikan sebelah alisnya heran. "Napa jadi gua yang disalahin?"
Farris tidak mengubris pertanyaan Virgy. Dia malah kembali bertanya kepada Feli.
"Asal kamu darimana?"
Feli menoleh. "Eh, dari Am-"
Tiba tiba saja Virgy menyelanya. "Amerika!" Ia membuang muka begitu Farris dan Feli menoleh kearahnya.
Farris ber oh ria. Ia kembali bertanya. "Kamu kelas berapa?" Feli ingin menjawab, tapi Virgy selalu saja menyelanya.
"IPA XII!"
"Nama lengkap kamu a-"
Virgy lagi lagi menyelanya. "Michelle Felicia Kenen!" Farris dibuat geram.
Tapi kembali bertanya dengan alis yang ia naikan sembari menatap tajam Virgy. "Nama panggil-"
"Feli!"
"Yang ditanya siapa, yang jawab siapa, woy!" Protes Farris. Virgy tidak mengubris, malah sekarang ia bersiul pelan.
Feli tersenyum tipis. Farris menoleh kearahnya. "Eh, kamu murid pindahan, ya?"
Feli mengangguk antusias. "Kamu lagi keliling liat liat sekolah, ya?" Feli kembali mengangguk.
"Yaudah! Aku temenin, ya!" Ujar Farris kegirangan. Feli menoleh kearah Virgy yang siap protes.
"Nggak bisa gitu, dong!" Pekik Virgy. "Kan gue yang pertama ngajak dia! Gue juga yang disuruh sama Pak Harris!"
Farris menaikan sebelah alisnya. "Kok lo jadi sewot, sih? Emangnya gue ngusir lu? Kan nggak."
"Gue cuman pengen ikutan temenin dia aja. Masalah?" Pertanyaan itu sukses membuat Feli bungkam.
"Udah, ah! Ayo liat liat sekolah ini! Kalian berdua temenin aku, ya." Leraian Feli disahut anggukan oleh Farris dan Virgy.
***
Mereka bertiga berhenti tepat di kantin sekolah. "Lo mau-" Virgy dan Farris berbicara berbarengan.
"Makan?"
Feli mengangguk. "Iya. Mau nyicip sekalian. Temenin aku, ya?" Virgy dan Farris mengangguk.
Mereka bertiga duduk di bangku kantin yang dekat dengan jendela. "Mau makan-"
Virgy dan Farris kembali berbicara berbarengan. "Apa?" Tanya mereka diakhir kalimat.
"Aku samain aja kayak kalian." Farris dan Virgy menoleh kearah penjual siomay berbarengan.
"Pak!" Teriakan itu sukses membuat seisi kantin mengalihkan pandangan kearah mereka.
Mereka berdua menoleh kesamping berbareng, membuat mata keduanya bertemu. Tapi sedetik kemudian kembali kearah penjual Siomay.
"Pesenin siomay 3 porsi!" Mereka kembali berteriak bersama membuat suasana menjadi canggung disini.
Pak siomay yang merasa terpanggil langsung mengalihkan fokus ke meja mereka. "Siap!"
Virgy dan Farris kembali duduk. Hening. Tidak ada yang berbicara. Canggung rasanya.
"Kalian sekelas?" Tanya Feli tiba tiba. Virgy dan Farris menggeleng serempak.
"Kalian temenan?" Virgy dan Farris mengangguk serempak.
"Kalian-" Feli memberhentikan kalimatnya. "Saling suka?"
Deg!
Tiba tiba saja ada rasa aneh yang muncul pada dada Virgy dan Farris.
"Kenapa nggak ja-"
Suara bariton Talia, Akira, dan Afia mengagetkan ketiganya. "Woi!"
Mereka bertiga menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya Talia yang berjalan kearah mereka, diikuti Akira dan Afia yang sedang makan es krim.
"Farris?" Talia meneliti muka si empunya nama. "Lo Farris, kan?"
Farris mengangguk. "Wah! Jadi ini beneran lo-"
"Farris? Lo ternyata cakep juga, ya!" Celutuk Afia tiba tiba. Mulutnya sangat belebotan sekali dengan es krim.
Farris mengangguk menyetujui. "Yalah. Siapa dulu yang ciptain gue?"
Talia, Akira, dan Afia mengangguk serempak. Fokus mereka kini teralihkan kepada Feli.
"Wah! Siapa nih bule? Cakep bener." Celutuk Afia tiba tiba tanpa ada rem.
Feli tersenyum simpul. "Kalau dia cowok, udah gue gebet, dah."
Talia menginjak kaki Afia. Mencoba mengingatkan. "Nggak sopan banget sih lo." Bisiknya di telinga Afia.
Afia menahan nyeri sembari tersenyum terpaksa. "Sakit!" Rintihnya pelan kepada Talia.
Talia pun mengangkat kembali kakinya dan tersenyum sembari meminta maaf kepada Feli.
"Maaf, ya. Rem mulut temen gue lagi eror." Feli terkekeh geli. "Santai aja."
"Lo kenal, Vir?" Tanya Akira kepada Virgy. Virgy mengangguk. "Kok nggak kenalin ke kita?"
"Dia baru dateng. Gue disuruh kepsek sama guru buat temenin dia jalan jalan. Bareng- Far.. ris."
Akira mengangguk sembari ber oh ria. "Makan bareng, yuk! Aku yang traktir!"
Semua menoleh kearah Feli. "Beneran?" Tanya Talia, Akira, dan Afia.
"Cewek mah gitu. Ada kata gratis pasti langsung." Sindir Farris.
Talia, Akira, dan Afia mendelik. "Bomat. Yang penting gratis tapi nggak haram!" Farris berdecih pelan.
Feli tersenyum. "Iya. Gue traktir simay." Talia, Akira, dan Afia menaikan sebelah alis mereka heran.
"Simay?"
"Makanan apaan, tuh?"
"Baru tau ada makanan namanya simay."
Feli menggaruk tengkuk lehernya. "Siomay, Fel." Ujar Virgy dan Farris tiba tiba.
Feli mengangguk antusias. "Iya! Maksudnya siomay! Mau, kan? Aku traktir."
Ketiga trio itu ber oh ria lalu mengangguk antusias. "Mudong!"
Feli mengerutkan dahinya heran. "Mudong?"
"Mau dong." Sahut mereka bertiga bersamaan. Feli ber oh ria.
Feli bangkit dari duduknya. "Kak! Siomay nya tambah ya jadi 6 porsi!"
Seisi kantin menoleh kearah Feli. "Kak?" Tanya Talia, Akira, dan Afia.
"Pak, Fel." Sahut Farris dan Virgy.
Feli cengengesan. "Maksudnya Pak!" Tawa seisi kantin pun pecah.
***
6 porsi siomay sudah ada dihadapan mereka berenam. Rasa canggung masih meliputi Farris dan Virgy.
"Virgy, Farris. Kalian belum jawab pertanyaan aku yang tadi." Tiba tiba saja Virgy dan Farris keselek siomay bersamaan.
Talia memberikan minum kepada Virgy. Sedangkan Afia yang memberikan minum kepada Farris, tapi ditolak.
"Kalian kenapa?" Tanya Feli polos. "Pertanyaan apaan emang?" Tanya Akira tiba tiba.
Virgy dan Farris menggeleng cepat. "BUKAN!" Semua tersentak kaget. "Itu dia nanyain-" Virgy dan Farris saling pandang.
"Nanyain.. nanyain itu pak satpam! Iya pak satpam! Katanya pak satpam disini botak atau nggak! Itu doang."
Tawa Talia, Akira, dan Afia pecah. "Lo polos amat sih, Fel."
Farris dan Virgy tersenyum terpaksa. Sedangkan Felis hanya diam tidak mengerti.
"Yuk ah lanjut makan!" Seru Virgy dan Farris. Mereka semua mengangguk, kecuali Feli.
Dia masih tidak mengerti dengan ucapan Virgy dan Farris yang tadi. Tapi semenit kemudian ia kembali makan bersama yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alien👽 BoyFriend !
Teen Fiction{HIATUS} Perhatian!!! Cerita ini mengandung unsur yang tidak masuk diakal! Tetapi tetap boleh baca :v *** bagaimana jika seorang gadis muda yang cantik lalu jatuh cinta pada alien yang wajahnya sama saja seperti alien lainnya? Kalau jadinya seperti...