Pagi ini Garri sudah berdandan sangat rapi, pemuda 28 tahun itu memakai celana denim slim-sit di tambah atasan t-shirt berwarna putih polos dengan kerah derbentuk V.
Memakai jas Canali berwarna hitam yang sangat cocok di badannya.
Dia sudah mirip don juan yang siap mempesona mata Kaum hawa di luaran sana.Sedangkan Peter masih memakai pakaian yang sama dengan yang dia pakai kemarin.
Begitu pula balita yang ada di gendongannya.Kini dia semakin mirip pengasuh bayi yang mengikuti Tuannya yang sangat tampan dan berwibawa.
Meskipun tidak di pungkiri Peter juga memiliki penampilan yang tidak kalah dari Garri.
Pemuda itu memiliki tinggi tubuh 180cm, hanya terpaut 8cm dari lelaki yang berjalan di depannya.
Wajahnya tampan karena itu di kantor dia menjadi opsi kedua untuk para kariawati yang tidak bisa mendekati Garri.Peter memiliki warna mata coklat besar dengan rambut pendek berwarna merah kehitaman.
"Bos...bisa tidak kau antarkan aku pulang sebelum mencari perlengkapan untuk debay...?"
Tanya Peter yang sudah sangat risih memakai pakaian yang sama dari kemarin.Padahal hari inikan weekend harusnya dia istirahat di rumah seharian.
Bukan malah mengikuti Bosnya sambil menggendong bayi yang bahkan dia sendiri masih belum tau siapa namanya.
Hingga dia memanggil balita itu debay.
Kepanjangan dari dedek bayi...Garri memelankan langkahnya hingga membuat dia dan Peter berjalan bersama.
"Aku tidak akan mengantarmu pulang, aku juga tidak mengizinkan mu pulang dan intinya kau tidak boleh meninggalkan ku bersama balita itu berdua saja..."
Ucapnya sembari menatap wajah tampan Peter.Entah kenapa lagi-lagi dia melihat Peter dengan cara yang berbeda.
Tidak lagi seperti biasanya, tapi itu tatapan yang lebih intim.
Hingga membuat Peter mengerutkan dahinya."Apa ada yang aneh di mukaku, sampai Bos melihat ku seperti ingin menelan ku..."
Garri tersenyum kecut, dia membuang muka.
"Tidak ada..."
Elaknya
Sial....sepertinya aku benar-benar perlu menemui terapis untuk membenarkan cara pandang ku pada Peter.
Aku melihatnya seperti sedang melihat wanita dengan tubuh Sexy.
Ini sangat tidak sehat...
Bahkan tadi pagi aku berdebar hanya karena melihat dia keluar dari kamar mandi dengan tubuh semi basah dan bertelanjang dada.
Nah...aku jadi teringat lagi...
Ah...sial...
Burung ku jadi ereksi....Garri segera mempercepat jalannya, dia tidak mau ketahuan oleh Peter.
Bisa repot urusannya bila seandainya anak buahnya itu tau reaksi tubuh Garri saat membayangkan dirinya.
"Tapi Bos...aku perlu mengambil baju ku...
Aku ingin cepat mengganti pakaian ini...
Apa kau tidak tau jika kemejaku sudah bau keringat...""Tidak usah bingung soal pakaian, akan ku belikan nanti..."
Peter melongo...
"Bos serius...?!"
Pekiknya dengan wajah sumeringah berjalan mendekati Garri.Garri lagi-lagi membuang muka ketika melihat Peter yang kini sudah ada di sampingnya...
"Iya...nanti akan ku potong dari gaji mu..."Ucapan itu membuat wajah Peter berubah masam...
"Hah...kalau di potong dari gajiku...
Sama saja aku membelinya sendiri...
Aku tidak mau..."Garri tidak menanggapi ucapan Peter, pemuda itu memilih mempercepat langkahnya menuju mobil Porsche miliknya.
Dia membukakan pintu untuk Peter dan setelah mereka masuk kedalam mobil tersebut.
Garri segera melajukan kendaraan mewahnya menuju Babyshop yang tidak jauh dari Apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upnormal Situation (Selesai)
RomanceWARNING....!!! ZONA PELANGI 11-11-2017 s/d 11-02-2018 cerita cinta komedi romantis mengandung unsur Boy Love di peruntukkan Reader usia 18+ Masalah yang dihadapi Garridan Bennet, membuat CEO muda itu menyeret masuk salah satu anak buahnya yang berna...