Warning....!!!
Part di bawah berisi konten dewasa, mohon tidak melanjutkan membaca bagi yang belum terbiasa.Peter masuk ke dalam kamarnya dan segera menutup pintunya.
Pemuda itu mengacak-acak rambutnya frustasi karena merasakan ke anehan di dalam dirinya.
Jantungnya tidak mau berhenti berdebar-debar.Dengan bodohnya dia memutuskan tinggal bersama Garri tanpa pikir panjang.
Sepertinya otaknya sedang tidak beres sekarang.Bukannya kemarin dia ingin cepat pergi dari tempat itu,
Bukan malah sebaliknya.
Kalau sudah begini terpaksa dia tinggal di sini selama jangka waktu yang dirinya sendiri tidak tahu."Hah..."
Terdengar pemuda itu mendesah,
Tubuhnya perlahan merosot ke bawah."Ini gara-gara king P sialan membuat ku jadi seperti ini"
Peter menundukkan kepalanya, dia menyentuh dadanya yang masih saja berdegup kencang."Apa mungkin malah aku yang sudah jatuh cinta padanya...?!"
Pertanyaan di dalam benak Peter membuat pemuda itu mengerutkan dahinya.Dia menepuk-nepuk pipinya dengan tangan, berusaha menyadarkan dirinya sendiri agar dia tidak berpikir kelewat batas.
"Itu tidak mungkin...semoga saja besok perasaan ku sudah kembali normal seperti biasanya..."Perlahan Peter berdiri dari duduknya, pemuda itu berjalan menuju tempat tidurnya dan segera menjatuhkan diri di sana.
******
Peter bangun sepagi mungkin untuk menyiapkan sarapan.
Pemuda itu menata peralatan makan di atas meja.
Setelah menyelesaikan masakannya.
Dia membersihkan meja dengan napkin.Sedetik kemudian Peter mendengar suara tangisan Leo.
Dia segera menghentikan aktifitasnya, pemuda itu menyampirkan napkin yang di pegangnya ke pundaknya begitu saja lalu bergegas berjalan ke kamarnya untuk melihat kondisi dari balita itu.Ketika dia membuka pintu kamarnya, mata Peter terbelalak karena Garri sudah ada di sana dengan tubuh semi basah dan hanya memakai celana panjang hitam sedang mengangkat Leo dari atas tempat tidurnya.
"Itu ibumu..."
Ucap Garri tersenyum ke arah Peter.
Membuat dada Peter kembali berdebar tak karuan.
Ternyata penyakit itu datang lagi, dia pikir hari ini jantungnya akan kembali berdetak normal setelah dia tidur semalam,
Tapi dugaannya salah.Pemuda itu menelan ludahnya melihat lekuk tubuh Garri yang sangat bagus.
"Hai...hai...hai...kenapa aku jadi melihat Bos seperti melihat perempuan berbikini...begini...
Aagh....Sial...""Kau kenapa...?"
Tanya Garri yang perlahan mendekati Peter.
"Apa kau sakit, wajah mu merah sekali..."
Pria itu menyentuh kening Peter.Peter membuang muka menahan gejolak pada dirinya sendiri.
"Tidak panas..."
"Bagaimana mau panas...akukan tidak sedang sakit..."
Peter merebut Leo dari gendongan Garri."Lalu kenapa wajah mu merah seperti itu...?"
Selidik Garri, tampak senyum iseng terkulas di bibir tipisnya.
"Jangan-jangan aku terlihat begitu sexy di matamu...?"
Goda Garri sambil membusungkan dadanya sembari memasukkan jari telunjuknya ke dalam celananya sambil bergaya.Peter sudah tidak tahan dengan tingkah Bosnya yang membuat jantungnya seperti mau melompat keluar.
"Jangan bertingkah seperti host"
Dengus Peter sambil melempar napkin ke wajah Garri untuk menutupi paras tampannya."Hai...kenapa kau melempar wajahku dengan serbet kotor...!?"
Dengus Garri yang sudah tidak melihat Peter berada di depannya.
Sepertinya anak buahnya itu langsung kabur setelah berhasil melempar napkin ke wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upnormal Situation (Selesai)
RomanceWARNING....!!! ZONA PELANGI 11-11-2017 s/d 11-02-2018 cerita cinta komedi romantis mengandung unsur Boy Love di peruntukkan Reader usia 18+ Masalah yang dihadapi Garridan Bennet, membuat CEO muda itu menyeret masuk salah satu anak buahnya yang berna...