Garri melihat Peter yang terus diam di sepanjang jalan menuju Apartemennya.Sepertinya ada yang mengganggu pikiran pemuda itu.
"Hai...kau kenapa...?"
Tanya Garri yang menggendong Leo sembari bersandar di dinding lif.
Tampak balita di dalam pelukannya tertidur lelap.Peter menatap wajah Garri yang terlihat jelas jika dia sedang khawatir padanya.
"Aku tidak papa..."
Elak Peter kembali menunduk, dia berusaha untuk tidak memandang Garri terlalu lama.Ada perasaan bertentangan di dalam hatinya.
Dia tahu hubungannya dengan Garri tidak akan berjalan lancar karena dirinya belum bisa menerima ke adaan mereka.Apa yang di tanyakan Garri padanya ketika makan malam tadi seperti membangunkan dirinya dari mimpi indah.
Peter tahu jika dia pria normal, meskipun hal itu tidak berlaku ketika dia bersama Garri seperti sekarang.
Tapi di dalam hati kecilnya, pemuda itu merasa dia masih suka dengan dada wanita.
Membayangkannya saja bisa membuat Peter konak, tapi sentuhan dan suara Garri yang terdengar sexy tidak di sanggahnya juga bisa membuat dia ereksi dalam waktu singkat.
Ngomong-ngomong soal ereksi, Peter merasa barangnya tidak terlalu kecil.
Itu ukuran wajar yang di miliki pemuda seusianya.Sudah tak terhitung berapa kali dia membuat pacar-pacarnya mengerang keenakan di bawahnya.
Hanya milik Garri saja yang kelewat jumbo.
Peter bergidik ngeri membayangkan dirinya di masuki benda sebesar itu, apa yang akan terjadi padanya.
Sedangkan dirinya awam soal hubungan sesama jenis.Pemuda itu melirik kearah Garri yang masih terus memandanginya.
"Apa...?""Tidak..."
Elak Garri sembari tersenyum.
"Apa kau memikirkan ucapanku tadi...?"Wajah Peter menegang, dia tidak bisa menyembunyikan jika yang di tanyakan Garri memang benar.
Peter merasa jati dirinya sebagai laki-laki di pertaruhkan di dalam hubungan ini.
Tidak mungkinkan dirinya memasuki Garri sedangkan Bosnya itu punya tubuh lebih besar darinya dan barangnya juga lebih besar darinya.
Di dalam hubungan mereka, dirinyalah yang akan berperan sebagai wanita.
Dan Peter tahu benar, jika Garri tidak akan puas hanya dengan ciuman atau onani bersama.
"Kau tidak mau keluar...?"
Tanya Garri yang entah sejak kapan dia berdiri di luar lif.Karena sibuk berfikir dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi padanya.
Peter sampai tidak sadar jika mereka sudah sampai di lantai tempat Apartemen Garri berada.Bahkan Peter tidak sempat menjawab pertanyaan yang di ajukan Garri padanya.
Terlihat kedua pria itu masuk kedalam salah satu Apartemen di lantai itu.
Garri segera masuk ke dalam kamar Peter dan merebahkan Leo ke dalam box tempat tidurnya.
"Ayo kita duduk di Bar..."
"Tidak mau...Bos saja sendiri..."
Tolak Peter yang membuat kening Garri mengkerut.Tanpa bicara apa-apa Garri langsung merengkuh tubuh Peter dan menyeret pemuda itu ke salah satu kursi berbentuk bundar tanpa sandaran di dalam mini bar miliknya.
Peter menatap kesal kearah Garri yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja Bar berlapis kaca hitam di atasnya.
"Kenapa Bos seenaknya saja menarik ku kemari, aku tidak mau minum...!"
Dengusnya jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upnormal Situation (Selesai)
RomansaWARNING....!!! ZONA PELANGI 11-11-2017 s/d 11-02-2018 cerita cinta komedi romantis mengandung unsur Boy Love di peruntukkan Reader usia 18+ Masalah yang dihadapi Garridan Bennet, membuat CEO muda itu menyeret masuk salah satu anak buahnya yang berna...