Warning...!!!
Part di bawah berisi konten dewasa, mohon tidak melanjutkan membaca bagi yang belum terbiasa.Di sisi lain, di kamar milik Kakak perempuan Peter.
Garri berdiri mematung di dekat tempat box bayi.
Pria itu menatap kearah Peter yang sangat berhati-hati meletakkan Leo."Kamar ini kecil sekali..."
Celetuk Garri tanpa sadar.Peter tampak berdiri tegak dengan wajah kesal memandang Bosnya.
"Memang benar kamar ini kecil, karena itu aku tidak habis pikir kenapa Bos bersedia menginap di sini...""Aku tidak tega menolak permintaan orang tuamu..."
"Setelah ini bagai mana...?"
"Apanya yang bagai mana...?"
"Apa Bos bisa tidur di tempat ini...?"
Garri tampak berfikir.
"Entahlah..."
Jawabnya ragu.
"Apa lagi aku harus berbagi tempat tidur dengan mu..."
Garri melihat ranjang terbalut sprai warna biru toska yang jauh lebih kecil di bandingkan tempat tidur di Apartemennya."Siapa juga yang mau tidur dengan Bos di tempat sekecil itu...
Bisa-bisa saat kita bangun, kita berdua sudah berpelukan.
Atau yang lebih parah lagi Bos menendang ku jatuh seperti kejadian tadi malam.
malam ini aku akan tidur di kamar ku sendiri.
Jadi Bos bisa tidur nyenyak malam ini di sini bersama Leo...""Lalu bagai mana kalau Leo rewel...?"
Peter memutar bola matanya...
"Kamar ku ada di sebelah ruangan ini, saat dia rewel aku akan segera datang..."Garri tampak mengerutkan dihinya.
"Apa kau bisa melakukan itu...?
Semalam saja aku harus menendang mu untuk membuat mu bangun..."Peter menghela nafas jengah.
"Lalu apa...? Bos mau tidur bersama dengan ku di sini...?"
Tanyanya blak-blakan membuat Garri terdiam."Apa jadinya jika orang tua ku melihat hal itu...?
Bisa-bisa kita berdua di suruh kawin"
Peter langsung melotot kearah Garri
"Dan aku tidak memiliki cita-cita menikah dengan laki-laki..."Garri seperti mati kutu di hardik sedemikian rupa oleh pria yang jelas-jelas tidak memiliki kuasa apa-apa terhadap dirinya.
Tapi pemuda yang menyandang gelar sarjana Ekonomi itu berubah jadi bodoh seketika karena ucapan Peter barusan.
Dia hanya menggeleng dengan wajah tertekan sembari bilang.
"Baiklah...aku menuruti apa kemauan mu...""Nah...itu baru benar..."
Peter tampak menoleh ke arah balita mungil yang sedang terlelap dengan nyamannya di sana.
"Putra kita bukanlah anak yang nakal...
Dia tidak akan menyusahkan kita.
Lihatlah,dia tampan sekali... dia tidur dengan nyenyaknya.
aku masih tidak habis pikir bagaimana ibunya bisa setega itu meninggalkannya"Garri sedikit mendekat ketempat Peter, pria itu ikut melihat wajah Leo yang sedang terbuai dalam tidurnya.
"Dia mengecup kening Leo saat meninggalkannya.
Ku pikir dia memiliki maksud tertentu.
Kenapa wanita itu memutuskan menyerahkan putranya pada ku..."Peter menoleh kearah Garri.
"Aku berharap dia memiliki alasan bagus, karena aku tidak akan memaafkannya jika dia menelantarkan Leo karena masalah sepele...""Kenapa kau jadi sensitif begitu...?"
Selidik Garri ingin tau.Peter menghela nafas panjang.
"Aku membayangkan bagai mana jika dia memberikan Leo pada orang yang jahat dan bukan pada mu.
Bisa saja balita itu di jual atau apalah itu.
Saat memikirkannya saja membuat bulu kudukku merinding..."
Peter kembali menatap wajah Leo.
"Anak sekecil itu tidak tau apa yang terjadi padanya.
Dia tidur senyaman itu, meski ibunya tidak lagi bersamanya..."
Mata Peter terlihat berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upnormal Situation (Selesai)
RomanceWARNING....!!! ZONA PELANGI 11-11-2017 s/d 11-02-2018 cerita cinta komedi romantis mengandung unsur Boy Love di peruntukkan Reader usia 18+ Masalah yang dihadapi Garridan Bennet, membuat CEO muda itu menyeret masuk salah satu anak buahnya yang berna...