Garri dan Peter berdiri bersama di dekat mobil Porsche warna hitam milik Garri.Kini mereka sudah bersiap pergi untuk makan malam di Restoran mahal yang sudah Garri pesan tadi pagi.
Tapi tampak Peter enggan untuk masuk ke dalam mobil mewah di hadapannya.
Dia masih berdiri mematung sembari memeluk tubuh Leo."Apa ada yang tertinggal...?''
Tanya Garri kala melihat Peter yang tidak juga masuk ke dalam mobilnya padahal dia sudah membukakan pintu mobilnya lebar-lebar untuk pemuda itu.Peter menoleh ke arah Garri, dia melihat penampilan Bosnya yang sangat keren.
Memakai setelan jas mahal warna abu-abu tua.Dan kemeja mahal warna navy yang di biarkan terbuka di bagian dadanya.
Seperti hari-hari biasanya, Garri terlihat sangat menawan.
Membuat Peter merasa tidak akan cocok berdiri di samping orang itu, dengan hanya memakai pakaian casual yang memang biasa dia kenakan.Pemuda itu terlihat memadukan
t-shirt warna hitam dengan jas yang memiliki warna senada."Bos tidak mungkin mengajakku makan di tempat murahan dengan memakai pakaian elegan seperti itukan...?"
Garri mengerutkan dahinya.
"Apa ada yang salah dengan itu, ku pikir kau akan suka makan di Restoran mewah...?"Peter menggeleng dengan wajah yakin.
"Aku tidak mau pergi dengan mu jika kau mengajakku ke Restoran mahal.
Lebih baik kita pulang dan membuat makan malam saja di rumah"Garri menyunggingkan senyum manisnya.
"Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran...?
Bukannya tadi kau sangat semangat untuk pergi...?"Peter terdiam, memang tadi dia senang karena dirinya bisa makan bersama dengan Bosnya di Restoran kelas atas, berbincang tentang hal-hal yang ringan dan juga membuat lelucon.
Namun setelah melihat penampilan Garri, rasa bahagia itu menguap berubah menjadi rasa Khawatir.
Bagaimana jadinya jika ada wanita-wanita dari kalangan atas berwajah cantik menggoda Garri dan membuat Bosnya itu tertarik.
Mengingat Bosnya dulu sangat suka gonta-ganti pasangan.
Hanya tinggal hitungan hari saja dia pasti akan meninggalkan dirinya."Kau melamun...!"
Desah Garri sembari melambaikan tangannya di depan wajah Peter hingga membuat pemuda itu tersadar.
"Apa kau sedang tidak enak badan...?"Peter menggelang, pemuda itu mendesahkan nafas berat.
Entah kenapa dia jadi punya pikiran macam-macam soal Garri.Mereka baru saja tahu perasaan masing-masing.
Tidak mungkin Bosnya itu berpaling darinya.Garri memperhatikan Peter yang tampak kebingungan.
Pria itu melepaskan jas Armaninya lalu memasukkannya ke dalam mobil dan segera menutup pintunya.
"Ayo kita cari Restoran dekat sini, semoga kita menemukan tempat makan yang enak.
Kita jalan kaki saja...
biar aku yang menggendong Leo..."
Ucap Garri sembari mengambil Leo dari pelukan Peter.Wajah Peter berubah riang, sepertinya Garri tahu apa yang membuat dirinya gelisah.
Peter tersenyum sembari berjalan di samping Bosnya.
Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka dengan tatapan curiga kala keduanya sudah ada di trotoar dan berjalan berdampingan.Tapi tidak di pungkiri kedua pria itu terlihat memancarkan karisma yang kuat, terutama Garri.
Mata hitam legamnya membuat orang yang bertemu pandang dengannya langsung menunduk seketika."Bos membuat takut orang-orang jangan melihat mereka dengan tatapan matamu yang mengerikan..."
Garri menoleh ke arah Peter.
"Benarkah tatapan mataku seperti itu...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Upnormal Situation (Selesai)
RomansaWARNING....!!! ZONA PELANGI 11-11-2017 s/d 11-02-2018 cerita cinta komedi romantis mengandung unsur Boy Love di peruntukkan Reader usia 18+ Masalah yang dihadapi Garridan Bennet, membuat CEO muda itu menyeret masuk salah satu anak buahnya yang berna...