Cinta Tidak Sebercanda Itu

84 5 0
                                    

Aku tiba pada garis jenuh. Telah habis tenggang waktu menunggu. Perlahan aku lepas semua rangkai mimpi indah tentang aku dan kamu yang begitu jauh telah aku ramu, berharap cinta utuhku kian pudar padamu bersamaan dengan tegukan-tegukan hangat kopi lihai tangan ibu.

Aku percaya cinta itu berjuang bersama. Bukan sengaja menghilang untuk diperjuangkan. Cinta tidak sebercanda itu. Teruntuk kamu. Aku mencintaimu dengan segenap isi kalbu. Tak apa jika kau tak sama denganku, mencintaiku dengan utuh. Aku hanya ingin kau tahu, karena semakin aku pendam rasa ini semakin menenggelamkan. Andai suatu waktu kau baca tulisan ini. Jangan lahir didadamu bercak-bercak iba, apalagi rasa bersalah. Saat kau baca tulisan ini, mungkin, mungkin !! Rasa utuhku padamu telah hilang juga seperti kau sedia kala. Bukan untuk kau perjuangkan tapi memang aku ingin menghilang. Menghilang dari bayang semu yang kau ciptakan kala kau menghilang.

Aku berharap lewat catatan ini, bisa ku tuangkan semua rasaku padamu hingga tak lagi tersisa didada sembari meniti harap calon wanita hebatku selain bunda akan segera tiba. Seperti kata seorang Budayawan; Sekuat apa kita menahan, yang pergi akan tetap pergi dan yang datang akan tetap datang. Semeta kadang memang suka bercanda.

A14

CELOTEH HANGAT KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang