Dua Patah Kata

50 3 0
                                    

Setelah beberapa kisah tercipta, karyaku masih sepi akan menghargai bahkan untuk sekedar pandang mata sekalipun. Kepercayaanku pada titah para pengispirasi tentang sebuah karya perlahan mulai terkikis karena dasarku yang masih tipis serta karyaku yang amis karena tak dikecup pelipis-pelipis manis. Aku tak ingin jadi munafik dan hanya berkata, "yang penting berkarya". Namun bersamaan untaian itu terselip sepenggal harap akan karyaku bisa diterima walaupun hanya sekedar dibaca hingga akhir, setiap karya yang aku cipta.

Aku mencoba mencari pelipur agar semangatku tak semakin luntur. Aku mulai dengan menyapa kawan-kawan lewat laju perkembangan teknologi sembari mempromosi karyaku, barangkali ada yang tertarik meski hanya sekedar menghargai. Aku menyapa seorang wanita yang dulu begitu aku puja (sampai sekarang 😆)  Seorang wanita yang sering jadi langganan tokoh utama dalam karya yang aku cipta. Aku menyapanya dengan sepenggal kata memperkenalkan karyaku. Tak lupa simbol tawa selalu melekat pada akhir kata. Dia memburu karyaku dengan tanya, entah menghargai atau memang dari hati tapi yang jelas saat itu hatiku begitu berbunga, layaknya pemuda yang tengah dimabuk asmara.

Kita saling bertukar tawa seperti sedia kala, saat aku masih dalam usaha untuk memilikinya. Hingga tiba pada dua patah kata yang mungkin itu yang terindah semenjak aku mulai mencipta karya. "Semangat Menulis". Dua patah kata magis yang menendang jauh pemikiranku yang naif pada karyaku yang amis. Dua patah kata yang kembali menggumpalkan semangatku setelah lebur ditempah pandang pada setiap tulisan. Saat itu aku bukan hanya terhibur tapi seperti lahir kembali setelah hancur.

Terimakasih atas semangat yang kau tularkan, wanita yang pernah aku juangkan. Darimu aku dapatkan sepenggal pelajaran. Saat kita merasa tak dihargai sebenarnya ada banyak kasih. hanya saja belum kita temui atau kita yang enggang untuk mencari.
Terimakasih wanita yang sering jadi inspirasi puisi. Masihkah menjalin kasih ? Atau sudah sendiri ? Sudikah jika aku kembali mengisi hati ?

A14

CELOTEH HANGAT KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang