Sebab Aku Cinta

48 4 0
                                    

Aku pernah jatuh sejatuh-jatuhnya, kala kau hilang ditelan diam. Kau tinggal pergi utuh rasaku yang hakiki, kau menjauh dengan janji-janji yang belum terpenuhi. Kala itu hariku penuh sendu setelah berbunga dicumbu rindu. Aku ditenggelamkan pilu, aku habiskan malam dengan senandug lagu pembawa haru. Bahkan piluku sempat menjadi-jadi saat ku lihat kau sangat tak peduli akan apa yang aku alami, akan luka dihati. Kau terlihat baik-baik saja seakan tak terjadi apa-apa, seakan kau tak pernah menggores luka. Mungkin wajar kau seperti itu, karena mungkin hanya aku yang terlalu terobsesi padamu. Sedangkan kamu, hanya mencariku kala rindumu tak menemui tuju. Saat itu, banyak ikrar yang mengalir lewat bibir. Aku tak ingin kembali meski kau yang membangun jalan untuk kembali. Biarlah aku dibelai sepi meski kau haturkan aku hangat mentari.

Tapi rindu punya cerita berbeda, saat ia memaksaku untuk kembali, menendang jauh gengsi dan menjilat ludah sendiri. Dipaksanya aku menyapa dia yang aku sebut kamu. Seakan tak pernah aku dibuat luka. Seakan seperti awal mula, saat aku terpanah akan senyum diwajahmu, saat aku berbunga dengan semua tigkahmu yang saat itu ucapku inilah yang aku tunggu.

Aku kembali dan kaupun kembali dengan semua candamu, tawamu, bahkan terkadang kau kembali dengan deret-deret kata yang dulu sering aku haturkan padamu untuk mengundang tawa. Akupun kembali jatuh cinta. Jatuh cinta untuk kesekiankalinya pada orang yang sama. Kamu. Aku tak peduli, kau kembali hanya untuk mengisi hati, atau hanya sekedar menghargai. Aku tak peduli nantinya kau pergi dengan janji-janji yang belum ternafkahi. Karena aku hanya ingin menikmati saat ini, saat aku tertawa karena candamu, saat semua pintamu aku penuhi. Mungkin ini cinta

Ketika cinta telah menemukan pijak untuk berbunga disanalah ia temukan rumah. Aku telah menemukan rumah, rumah dimana cintaku seharusnya berada. Denganmu aku rasa bahagia, meski kau bukan milikku. Karena sejauh apapun kita pergi rumah pasti punya cara sendiri untuk memaksa kita kembali. Percayalah saat kita cinta, sebuah sapa sangatlah berarti meski dia bukan milik kita, karena mungkin salah dia bukan milik kita tapi dia belum milik kita.

Kamu, mungkin saat kau baca tulisan ini, akan tertawa bahkan muntah dan terniang bahwa muslihat candamu kembali memakan korban. Aku tak mengapa. Karena aku cinta. Suatu saat jika kau merasakan cinta, cinta yang sebenarnya entah itu padaku, padanya, atau siapa saja. Kau pasti akan merasakan hal yang sama dengan yang aku rasa. Merasakan bahwa begitu berartinya obrolan dengan orang yang kau cinta meski hanya lewat tulisan yang kau baca. Kau juga pasti akan merasakan betapa berbunganya hatimu, kala orang yang kau cinta, seakan menaru harap dalam setiap pertukaran pesan singkat. Kau pasti akan merasakan. Dan saat kau merasakan itu, aku harap kau memikirkan aku. Kau memikirkan tentang aku yang merasakan hal yang sama denganmu saat itu.

A14

CELOTEH HANGAT KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang