Tak usah peduli, Aku yang Salah

94 0 0
                                    

Sembari awal memang aku yang salah, aku terlalu jauh menjatuhkan diri pada cinta dan tak pernah sedikit menoleh apa yang akan datang setelahnya. Tapi aku bisa apa ? aku yang pada dasarnya mudah jatuh dalam cinta, hanya mencoba untuk menemukan indah dibalik merdu suara dan senyum diwajah. Kamu ? kamu tak salah, memang semestinya kau beri aku luka serta tempatkan aku pada lumbung nestapa. Aku sadar tempatku semestinya bukan pada rindumu, hanya aku saja yang terlalu naif dengan menempatkanmu pada rinduku. Aku yang terlalu melebihkan sapa dan canda, aku anggap itu cinta, padahal aku tahu kau bawa keduanya kala kau hampa. Hingga saat kau “ada” dan tak ada sapa dan canda yang tiba aku jatuh pada luka. Tenanglah itu bukan salahmu, itu bodohku yang terlalu jauh menaruh harap  padamu.
Aku yang salah, sembari awal aku tahu aku yang berjuang sendiri. Tapi aku yang tak pernah letih, mengejar kau yang terus berlari tak ingin berhenti. Aku yang tak pernah mengerti dari deretan janji-janji yang tak kau tepati. Mungkin cintaku memang terlalu lebih untukmu. Cintaku menutup lebih yang seakan tak aku pakai lagi. Aku yang tahu kau tak pernah ingin ku miliki, terus meniti penggal-penggal harap pada tiap sapa dan canda yang hinggap.
Tak pernah ku rasa sepilu ini, aku pernah patah tapi yang ini berbeda. Aku benar-benar ada pada puncak nestapa. Aku tak menyangka, kau yang tak sekilaspun aku sapa dengan mata, mampu beri pilu yang tak terkira. Taukah kau kenapa bisa ? Kamu terlalu banyak menyentuh “tunggu” yang tak pernah aku temu pada setiap tamu yang singga sebelumnya. Ada sesuatu padamu yang buat aku betah dalam pilu. Itu sebabnya aku tak akan menyalahkanmu, aku hanya menyalahkan aku yang terlalu mengikuti mau hatiku tanpa pernah mendengar ingin akalku.
Kamu dengan segala tegamu, tak akan aku limpahkan sendu yang mencari sebab untuk dituju. Aku hanya akan pergi jauh bersama semua luka dan hati yang patah. Jikalau nanti datang tanya  tentangmu, tak akan aku  jelaskan tentang kau yang meremukkan hatiku, namun akan aku kisahkan tentang kau yang pernah menjatuhkan aku pada cinta yang secinta-cintanya, kau yang buat aku kehilangan lebih karena cinta menguasi hingga bagian terkecil dari hati.
Kamu dengan segala lihaimu, tak akan aku benci, bahkan aku akan berterimakasih, karena denganmu aku jadi tahu bagimana rasanya berjuang sendiri, bagaimana rasanya ketika rindu meminta untuk dinafkahi sementara tuju rindu bukan apa yang dimiliki, bagaimana rasanya menitip janji dan tak pernah ditepati, bagaimana rasanya menanti dan yang dinanti tak pernah peduli, bagaimana rasanya diberi luka berkali-kali. Tenanglah aku takan membeci. Aku hanya ingin memperingatimu sebagai orang yang peduli; waktu selalu membawa kembali apa yang telah kita beri.

CELOTEH HANGAT KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang