CELOTEH HANGAT KOPI

Terimakasih Kawan

Aku punya seorang kawan, kami dipertemukan semesta dalam jalan menuju masa depan. Kala itu, dia datang sebagai orang baru dalam kelasku. Kelasku yang juga baru aku tempati. Tingkahnya saat itu, sama persis seperti orang baru ditempat baru. Tak banyak bicara, kadang hanya menyapa dengan senyum diwajah. Akupun tak banyak bertingkah, sekedar mengenal nama dan tak tau apa-apa tentang dia.

Hari demi hari, lambat laun tempa diamnya. Ia mulai menyamakan langkah denganku juga kawan yang lebih dini bersamaku. Kami jadi trio sempurna dengan segala latar belakang yang berbeda, tapi ada satu hal yang menyatukan kami. Gila. yah, kami disatukan kegilaan kami.

Kami mengisi hari dengn tingkah canda dan tawa juga gila. Bahkan beberapa tingkah yang tak terfikir kepala mampu jadi nyata kala kami bersama. Tapi dibalik kegialaan kami, tak pernah kami lupa akan keberadaan kami dalam jalan menuju masa depan. Hanya saja kami selalu kejarkan kewajiban dengan cara yang kami dengan kegilaan kami.

Waktu berlalu, kawanku yang lebih dini bersamaku mulai ditelan keras roda jaman. Tapi kawanku yang satunya lagi, kawanku yang datang sebagai orang baru dalam kelasku masih setia bersamaku. Kami menjalani hari masih dengan tingkah gila kami, meski jumlah kami kini berkurang satu.

Hari ku bersamnya, aku banyak belajar tentang arti seorang kawan seorang teman. Ia selalu jadi guruku kala aku salah, jadi pendengar setia kala aku ingin bicara, jadi penyelemat kala aku susah, jadi penyemangat kala aku memulai sesuatu.

Kawanku ini, kisahku denganya, mungkin tak cukup dituliskan dengan satu album tebal buku catatan tentang semua yang kita hadapi, alami bersama. Darinya aku paham makna lirik dalam lagu Sheila On Seven "Arti teman lebih dari sekedar materi"

Terimakasih sudah mengerti kala semua orang tak mengerti. Terimakasih sudah jadi kawanku higga kini. Tetaplah begini, tetaplah bersama. Karena laku-mu meski kita berbeda, aku percaya kau adalah titipan Sang Maha Kuasa.
Terimakasih kawanku. Sahabatku.