5-MARAHAN

189 10 4
                                    

"Kalau bahagiamu bukan bersamaku kurelakan kau bahagia bersamanya."

~Wikana Linuwih~

"An! Ana! Tungguin gue." teriak Wikan sambil berlari mengejar Ana.

"Apaan sih Kan?" tanya Ana

"Hooshh..hoshh..gu..gue..gue mau..."
kata Wikan dengan ngos ngosan.

"Lo apa?" tanya Ana lagi dengan cuek.
"Gue mau minta maaf soal kemaren."

"Soal apa?" tanya Ana. Lagi.

"Yg kemaren itu, gue nggak bisa anterin lo pulang." jelas Wikan dengan nada yg menyesal.

Ana tersenyum. Ia sudah tau jika sahabat laki lakinya ini akan meminta maaf soal kemarin.

"Iya nggak papa kok Kan, udah jangan sedih gitu masak anak paski kayak gitu sih."

"Makasih ya An udah maafin gue. Gue janji deh nanti gue anterin lo pulang." kata Wikan. Jika tidak begini Wikan akan masih merasa bersalah terhadap Ana. Cewek yg ia sukai itu.

Belum sempat Ana menjawab tiba-tiba Andra sudah menyahut.

"Nggak bisa Ana udah janjian pulang bareng sama gue." kata Andra dengan melirik Ana.

Memang tadi pagi Andra sudah menunggu diruang tamu rumah Ana. Sebenarnya Ana tidak ingin berangkat bersama Andra, tapi bundanya memaksa agar Ana berangkat bersama Andra dengan alasan bahwa bundanya mengantar kedua adiknya terlebih dahulu.

Tapi tadi Ana meminta diturunkan didepan gerbang. Ia tidak mau jika ada berita tentang dirinya dengan Andra.

Dan padahal biasanya bundanya itu mengantarnya terlebih dahulu. Namun tumben tumbenan bundanya mengantar adiknya terlebih dahulu.

"Lo siapannya Ana kok ngatur ngatur Ana?" tanya Wikan dengan nada sinisnya.

Andra hanya menunjukkan senyum devilnya. "Lo belum tau gue. Kenalin gue Diandra Prawirayoga cogan baru di SMA 2 ini sakaligus calon pacarnya Ana." kata calon pacar ditekankan oleh Andra supaya Wikan tau siapa dirinya.

Wikan dan Ana dibuat kaget oleh Andra. "Lo apa apaan sih An! Siapa juga yg mau jadi pacar lo." kata Ana.

Andra menoleh menatap mata hitam Ana.

"Benaran lo nggak mau jadi pacar gue?" tanya Andra dengan memajukan wajahnya ke wajah Ana.

Ana memalingkan wajahnya agar Andra tidak mengetahui wajahnya yg memerah.

Andra tersenyum. Ia slalu menyukai wajah Ana yg sedang bulshing.

"Kenapa wajah lo?" goda Andra.

Ana hanya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya karena malu.

"Ekhem..disini masih ada gue woy!" kata Wikan untuk melerai kadua manusia didepannya itu.

Andra hanya melirik Wikan dengan sinis. "Bilang aja kalo lo tu cemburu." sinis Andra.

"Pagi semua..." teriak Dzul.

Andra Ana dan Wikan kaget akan teriakan Dzul.

Dzul melambi lambaikan tangannya kedepan wajah Andra Ana dan Wikan.

"Hey! Kalian kok diem sih?" tanya Aziz.

Ari dan Riky yg kebetulan didepan pintu kelas.

"Dzul!!!" teriak Riky sambil memeluk Dzul.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang