16-TUDUHAN

99 8 2
                                    

"Apakah kesetianku selama ini kurang bagimu hingga kamu meragukan kesetiaanku."

~Ditya Nurul~

Sebuah teriakan menggema diruang tamu. Terlihat seorang gadis berdiri dengan tangannya yg sibuk dengan peralatan make up yg akan ia pakai. Ia langsung duduk disebelah Ana.

"Siapa bun yg jatuh cinta?" tanya Lia. Adik Ana yg masih duduk dibangku SMP. Lia terlihat kebih tinggi darinya, namun jika dilihat dari kepintarannya lebih pintar Ana daripada Lia.

"Kepo lo masih kecil jangan ikut campur deh." sinis Ana pada adik satunya ini. Lia cemberut mendengar perkataan kakak nya ini.

"Gak ada kok." jawab bunda. Lia tersenyum dan menjulurkan lidahnya ke Ana.

"Oh.. Lia kira kak Ana yg lagi jatuh cinta." sahut Lia sambil melirik Ana.

"Makanya jangan sok tau jadi anak." Ana masih melirik tajam Lia.

Lia mencibirkan bibirnya. Ia melanjutkan kegiatan kecantikannya, mulai dari menyisir rambut, menaburkan bedak diwajahnya, sampai menyemprotkan parfum ditubuhnya.

Ana memandangi kegiatan yg dilakukan adiknya lalu bergidik ngeri. Lia dan Ana memang berbeda dari segi sifat, jika Lia suka sekali dengan dandan baju yg trendy dan hal hal lain yg berhubungan kecantikan. Sebaliknya, Ana tidak terlalu suka dengan hal hal seperti itu ia akan memilih baju yg simple dan nyaman dipakai.

"Kan Lia khawatir sama kak Ana, kalau kak Ana jatuh cinta lagi berarti kak Ana udah lupa sama mantan kakak si kak Satya. Terus ya kak kalau akau lihat akhir akhir ini kakak udah jarang benget murung didekat jendela, jarang nagis pas lagi sholat. Kakak sekarang tuh jadi lebih banyak tersenyumnya." jelas Lia panjang lebar. Lia memang tau dengan perjalanan cinta Ana.

Ana mencerna setiap kata Lia, dan benar saja ia lebih sering tersenyum bercanda daripada murung.

"Iya bunda juga liatnya kayak gitu, kamu lebih sering ketawa. Bunda lega kalau kamu udah bisa lupain mantan kamu itu." tambah bunda.

"Emang siapa sih kak yg udah bikin kakak aku bisa tersenyum lagi?" tanya Lia. Ana hanya diam bingung akan menjawab apa.

"Apa nak Andra." tanya bunda tiba tiba. Ana membelakkan mata mendengar siapa yg disebut bunda.

"Andra? Siapa bun?" tanya Lia yg sudah meletakkan semua peralatan make upnya.

"Temennya kakak mu, tapi kelihatannya sebentar lagi bakal pacaran deh." goda bunda sambil mencolek pipi Ana.

"Aaaaa...cieee.. kak Ana mau punya pacar." Lia ikut ikutan menggoda Ana.

Ana meninggalkan ruang tamu dengan menghentak hentakkan kakinya karena godaan dari dua wanita tadi. Ia masuk ke dalam kamarnya lalu berbaring di ranjang.

Menatap langit langit dikamarnya, terbesit bayangan Andra saat Andra tersenyum, perhatian Andra padanya, kecemburuan Andra. Itu semua membuat Ana tersenyum dalam tidurnya.

Ya ia sekarang sudah terlelap menuju alam mimpinya setelah membayangkan Andra.

***

Tibalah saatnya pertandingan final basket antar sekolah. SMA 2 sudah nengalahkan tiga sekolah dalam waktu dua minggu, dan saat ini mereka sudah sangat siap dengan pertandingan final.
Tinggal satu yg harus mereka lawan musuh bebuyutan SMA 2 yaitu SMA Taruna Bhakti.

Kedua sekolah itu selalu berada atas bawah atas bawah, terus begitu sampai sekarang. Namun sayang tahun kemarin SMA Taruna Bhakti lah yg memenangkan pertandingan, sementara SMA 2 hanya menjadi juara dua.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang