27-ALASAN

1.3K 5 0
                                    

Maaf ya kalau part ini sedikit ini aku masih agak bingung buat part selanjutnya jadi ya aku tulis seadanya yg ada diotak aku. 😉😉

Tapi aku tetep minta vote nya yaa
😂😂😂

👇

👇

👇

👇

👇

Boleh saja memandang tapi tidak memperhatikan.

~Diandra Prawirayoga~


"Hooaaaaammmsssssss..." perlahan kedua mata Ana terbuka menyesuaikan cahaya yg masuk dari jendela. Ia baru sadar jika ia sudah tidak tidur di sofa seperti tadi malam melainkan sudah berada dikasur kamar Andra mungkin. Karena disini banyak foto Andra yg bertengger di setiap sudut, juga ada yg di taruh di meja.

Foto saat Andra kecil mungkin, terlihat dari wajah Andra yg masih sangat lucu. Tersenyum dengan bahagianya sambil memegang mainan. Disebelahnya terdapat foto Andra mengenaka seragam SD mungkin diambil saat hari pertama Andra masuk ke jenjang SD. Lalu juga ada foto keluarga Andra dengan pigora paling besar dikamar ini, mereka semua mengenakan baju yg berwarna seragam namun berbeda model.

Andra terliht sangat tampan membuat bibir Ana melengkung keatas. Wajah yg selalu membuatnya tersenyum, wajah yg sudah membuatnya melupakan kejadian dimasa lalunya dan yg paling berpengaruh adalah Ana sudah lupa akan Satya. Ya mantan Ana. Yg dulunya ia sulit untuk melupakan Satya saat ini Ana sudah benar benar lupa dengan mantan pertamanya itu.

Mungkin inilah hikmah dari putusnya hubungannya dengan Satya, bertemu dengan Andra murid baru dikelasnya dan sekarang sudah menjadi kekasihnya.

Sedang asik asiknya Ana membayangkan Andra tiba tiba sebuah benda lembut menyentuh bibirnya. Ternyata Andra.

"Andra!" jerit Ana lantang. Andra langsung menutupi telinganya beeusaha tidak mendengar teriakan Ana.

"Woy Ndra! Jangan kenceng kenceng mainnya kedengeran nih dari bawah." teriak Dzul dari lantai bawah. "Tauk tuh siang bolong kayak gini lo masih aja maen." sambung Riky yg juga berteriak.

Andra berseringai nakal kearah Ana. "Apa?!" tanya Ana ketus sambil menutupi dadanya. Andra semakin mendekat ke tubuh Ana yg membuat Ana memundurkan tubuhnya menjauhi Andra yg terus mendekatinya.

"Andra berhenti disitu!!" ucap Ana yg mulai khawatir akan posisinya sekarang. Ana sudah berada dipinggir ranjang tapi Andra masih saja memajukan tubuhnya.

"Aakkhhh.." untung saja Andra memegangi pinggang Ana sebelum Ana jatuh ke belakang. Lalu Andra membawa Ana untuk lebih ketengah ranjang.

Andra menyentil ujung hidung Ana gemas. "Sakit ih Andra." Andra semakin gemas melihat raut muka Ana.

"Salahin tuh wajah kenapa bikin aku gemes." Ana mengernyit bingung akan maksud Andra. Memang wajahnya gemesin menurutnya wajahnya biasa biasa saja tidak ada yg bikin gemes.

"Apaan sih Andra receh banget." cibir Ana yg berusaha mengalihkan degupan jantungnya. Selalu seperti ini jika dekat dengan Andra terlebih lagi disaat hanya ada mereka berdua seperti ini.

"Tapi sayangkan??" goda Andra. Ana memalingkan wajahnya. Andra memegangi kedua pipi Ana agar berhadapan dengannya.

"Sayangkan??" goda Andra lagi. Tak lama kepala Ana mengangguk mengiyakan pertanyaan Andra.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang