18-TERUNGKAP

136 7 8
                                    

Saat dia membutuhkan kita, dia datang. Tapi saat dia sudah tak membutuhkan kita, kita akan dibuang olehnya.

~Ovita Wardhani~

Sunyi. Itulah kata yg menggambarkan keadaan ditempat ini. Riky mengendap endap mengikuti setiap langkah dari Dia orang yg ducurigainya sedari tadi. Terdengar suara seseorang yg berbicara mengenai hal yg penting dan rahasia. Terbukti dengan adanya mereka saat ini, berbicara pada tempat yg sepi nan sunyi ini. Hanya untuk berbicara saja harus di perustakaan.

Itulah yg membuat Riky semakin yakin dengan sasarannya kali ini. Ia bersembunyi dibalik rak buku yg agak jauh dari berdirinya kedua orang tersebut. Untungnya rak buku tersebut bisa menutupi seluruh badannya yg memberi keuntungan bagi dirinya.

Riky tak kehabisan akal ia merogoh sakunya mengambil benda pipih yg akan digunakan untuk merekam pembicaraan mereka berdua. Terlihat Dia memberi beberapa lembar uang kepada lawan bicaranya. Riky menduga bahwa orang utulah yg sudah dibayar untuk Dia. "Shit. Bener dugaan gue kalau Dia lah yg udah ngejebak Ditya." geram Riky saat Dia sudah pergi meninggalkan perpustakaan dengan wajah yg bahagia.

"Tunggu aja balasan dari gue." Riky tersenyum licik sambil memasukkan kembali hp nya ke saku.

***

"Gimana An?" tanya Andra pada Ana saat mereka dikelas namun dengan tanpa adanya Ari dan Ditya dikelas. Ana menoleh begitu juga yg lainnya. Andra mengambil kursi dan duduk di samping Ana.

"Percumah aja An mungkin ini emang harus kayak gini. Persahabatan kita cukup sampai disini." kata Ana lesu. Diletakkan kepalanya diatas meja beralas kedua tangannya. Ana sangat tidak suka dengan keadaan seperti ini, saling tidak satu sama lain.

"Jangan bilang gitu dulu An kita lanjutin dulu rencana ini sampai kita menemukan pelakunya yg sebenarnya." ucap Ita dengan yakin.
"Iya An jangan nyerah dulu kita harus berusaha biar kalian itu bisa baikan. Jadi harus semangat ya!" Sari menyemangati Ana yg masih lesu.

"Tapi kita udah lama ngrencanain ini, tapi sampek sekarang mereka belum juga baikan." balas Ana.

"Iya juga sih, bener apa yg dibilang Ana. Kita udah sebulan lebih ngrencanain ini tapi belum ada kemajuan sama sekali." tambah Dzul.

"Ada kok." kata Riky tiba tiba. Sontak semuanya melihat Riky yg sudah mendekat kearah meja dimana tempat mereka berkumpul.

"Maksud lo Ky?" tanya Andra. Dengan bingung. Riky tersenyum. Dikeluarkannya hp dari saku celananya dan ia serahkan ke arah mereka.

"Lo dengerin ini." pinta Riky.

Mereka melihat rekaman yg diberikan oleh Riky. Melihat dengan teliti mulai dari awal sampai akhir rekaman. Mata mereka membelalak dengan sempurna, bahkan Sari sampai menutup mukutnya agar teriakannya tidak terdengar oleh siswa lain.

"Jadi Dia pelakunya." kata Ita dengan geram.

"Gue udah duga Dia yg ngrencanain ini semua." ucap Andra.

"Iya dari awal gue udah curiga ke Dia." sambung Dzul.

"Kita harus kasih tau ini semua ke Ari." celetuk Ana sambil akan beranjak dari kursi. Andra menahan tangan Ana dan menggelang.

"Jangan dulu kita kasih tau ke Ari aja dulu." kata Riky sambil menatap Ana yg sudah kembali duduk. "Iya gue setuju sama lo. Biar si Dia itu nyangkanya Ditya belum tau." tambah Ita.

"Nanti kalau Ditya tau siapa yg udah jebak dia bisa tambah panjang masalahnya. Lo taukan Ditya kayak gimana ke Dia. Daripada nanti ketahuan sama guru guru nanti nambah nambahin masalah bukan nyelesaiin masalah. " jelas Sari panjang lebar. Ita mengangguk menyetujui penjelasan Sari.

"Jadi kita kasih tau nanti aja kalau waktunya udah pas." kata Riky.

"Emang ngapain nungguin waktu yg pas?" ucap seseorang dibelakang merka.

"Lo..lo kok disini sih." tanya Ita terbata bata. Takut akan tatapan sesorang itu.
Semua wajah disini memucat melihat seseorang itu tengah berdiri sambil memasukkan tangannya di saku celana. Wajahnya terlihat sangat garang meminta penjelasan dari teman temannya.

***

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan jadwalnya untuk pulang. Satu persatu keluar dari kelas menuju ke tempat parkir ada yg menuju pintu gerbang menunggu jemputan masing masing.

Begitu juga dengan gerombolan Ana dan Andra. Mereka masih melaksanakan aksinya, saling tak mengenal satu sama lain. Bahkan Andra juga harus tidak membonceng Ana demi ide gila Riky. Motor yg ia kemudikan terasa sepi tanpa adanya Ana debelakangnya.

"Ky lo mau kemana?" teriak Andra saat melihat Riky menyalakan righting (tulisannya kayak ginikan??) ke kanan berbeda arah dengan rumah Riky.

"Mau beli titipan nyokap gue." jawab Riky dengan teriak pula. Andra mengangguk mengiyakan ucapan Riky. Berbeloklah Riky kearah mall terdekat.

Turunlah Riky dari motornya, rambut yg tadinya tertata rapi berubah menjadi berantakan namun tai mengurangi ketampanan Riky. Terbukti dengan berbagai tatapan dari kaum hawa yg berada disekitar tempat parkir. Namun, Riky hanya cuek menaggapi tatapan mereka.

Ia berjalan dengan santai masuk ke dalam mall dan mencari barang yg dititipkan mamanya. Setelah mendapatkan barang yg ia cari Riky bermaksud untuk membeli minum menghilangkan haus yg sedari tadi ia tahan.

Saat ini ia masuk kedalam salah satu cafe yg berada dimall. Duduklah ia disalah satu kursi yg dekat dengan jendela. Riky memesan jus alpukat tanpa memesa makanan, karena tujuan dia kesini hanyalah menghilangkan dahaganya saja.

Sambil menunggu pesanannya datang ia memaikan game yg lagi booming dijaman sekarang, apa lagi kalau bukan ML. Game yg marak dikalangan anak muda sekarang juga berlaku bagi Riky. Bahkan ialah yg memberitau pada teman sekelasnya caranya bermain game ML seperti apa.

Riky bermain dengan fokuksnya sampai sampai ia sedikit berteriak dengan girangnya. Semua pasang melihat Riky dengan aneh, bagaimana tidak ia berteriak dengan sesuka hatinya dan dengan keadaan sendirian tidak ada yg menemani.

Lirikan Riky beralih ke arah pintu. Mata Riky membelalak kaget. Kaget akan apa yg dia lihat sekarang.

"Shitt.. dasar cowok gak bisa dipercaya." geram Riky. Melihat kemesraan mereka, saling berpelukan, memberikan kecupan satu sama lain padahal ini masih ditempat umum.

Cukup sudah. Riky sudah tidak tahan melihat kemesraan mereka. Ia beranjak dari kursi dan akan menghampiri mereka berdua.

Saat hampir sampai ditempat mereka, langkah kainya tertahan karena kehadiran seseoarang yg lebih dulu menghampirinya.

"Ita?" wajah Riky menegang melihat Ita yg sudah menyiramkan segelas air kearah pasangan tadi. Air mata Ita sudah bercucuran dengan deras. Riky melebarkan langkahnya dan menarik tangan Ita. Dihepaskannya Ita kedalam pelukannya. Ita menangis didalam pelukan Riky. Baru sekarang Ita merasakan kenyamanan saat dipeluk Riky. Memang sebelumnya Ita pernah dipeluk olek Riky namun tak senyaman seperti sekarang.

"Dia jahat Ky." ucap Ita disela tangisnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DianaCaorin
12-01-2018

Hay hay!! Gimana??
Mulai sekarang aku bikin gini ada nama aku sama tanggal publis biar gak ada yg ngecopy cerita aku.

Jangan lupa vote and commad yaaa...
^•^

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang