21-BAIKAN

645 9 1
                                    

Sebelum baca tekan bintang dulu ya.. 🌟
Commadnya juga 😂😂

⚠ WARNING 17+ ⚠
Selamat membaca
👇
👇
👇

Bolehkah aku mencintaimu meski kau bukan milikku

~Ari Pambudi~

Ditya masih memejamkan matanya menikmati ciuman bersama Ari. Tangan yg sebelumnya berada dipipi Ditya sudah berpindah ke tengkuk Ditya agar memperdalam ciuman mereka, sementara tangan yg Ari bertengger dipinggang Ditya. Desahan desahan sudah meluncur dari bibir Ditya.

Dibawah sana sudah berkedut, begitu juga dengan junior Ari mulai menegang. Tangan Ditya tidak bisa diam tangannya sudah menjelajahi punggung Ari, begitu juga Ari diraba raba bahu Ditya yg masih tertutup oleh mini dress.

Ciuman mereka semakin panas, lidah Ari mulai turun keleher putih Ditya memberikan tanda disana. Ditya mengerang saat Ari menggigit lehernya yg tidak hanya satu tempat melainkan sampai keleher bagian belakang.

"Aarr.." panggil Ditya disela sela desahannya. Ari tidak menghiraukan panggilan Ditya. Tanggan mulai turun melewati punggung Ditya mencari resleting mini dress yg dipakai Ditya.

"Aarr.. Ari kita masih disekolah." kata Ditya lagi berusaha untuk menyadarkan Ari yg masih menjelajahi lehernya.

Sebenarnya Ditya juga menikmati ciuman ini tapi ia harus menahan gairahnya karena ini masih disekolah, jika tidak mungkin ia juga akan membalasnya dengan ganas. "Arr..sssshhh..kita..ssshhh..harusshh.. menghentikan..aaaahhh..." ucap Ditya yg masih mendesah penuh nikmat, saat ini Ari menjilati leher Ditya dengan perlahan membuat Ditya menggeliat.

"Ekheem.." suara dehaman seseorang menghentikan aktifitas panas mereka. Ditya menyembunyikan wajahnya di dada Ari.

"Gangguin aja lo Dzul." ucap Ari ketus pada Dzul. Mendengar suara ketus Ari membuat semua terkekeh.

"Lo juga yg salah nglakuin gituan disini mending dihotel sana." ucap Riky.

"Betul tuh apa yg dibilang Riky, kayak gue sama Ana nanti mau ke hotel bukin dedek bayi." Ana meninju perut sispax Andra.

"Andra ih mulutnya gak bisa dijaga." ucap Ana sambil cemberut. Andra mengusap rambut Ana dengan gemas. "Kamu lucu banget siiiihhh.." dibalas dengan ringisan diwajah Ana, karena pipi Ana dicubit dengan cukup keras oleh Andra.

"Kamu? Kok kamu kamuan sih emang kalian pacaran." ucap Ditya yg berusaha mengalihkan pembicaraan. "Lo gak tau mereka berdua itu udah jadian Dit." balas Ita.

"Yaelah mau gimana tau, mereka malah enak enakkan mesra mesraan disini." kata Dzul, Ditya menyembunyikan wajahnya kembali di punggung Ari. Betapa malunya jika kepergok melakukan hal hal yg panas, apa lagi jika yg melihat itu adalah teman sendiri.

"Apaan sih lo Dzul." ucap Ari yg akan meninju Dzul. "Eiiittsss... slow bro slow aja, gak bakal gue bilangin ke orang orang kok." Ari menaruh kembali tangannya yg akan melakukan tinjunya ke arah Dzul.

"Paling ya gue nanti koar koar ke kelas, ke anak sepak bola, ke anak basket terutamanya." Dzul berlari kecil mengahampiri Sari dan sembunyi di balik punggung Sari. Sembunyi dari Ari yg akan kembali melayangkan tinjunya.

Tanpa sepengetahuan Dzul jantung Sari saat ini sudah deg deg an akan keberadaan Dzul dibelakangnya. Ana yg melihat ekspresi Sari menahan tawanya.

"Kamu kenapa senyum senyum sendiri?" tanya Andra yg sempat melihat tawa kecil Ana.

"Kepo deh." balas Ana.

"Iyalah sayang semua yg bersangkutan sama kamu aku bakal kepo." ucap Andra yg meletakkan tangannya dipinggang Ana dengan posesive. Sedangkan Ana berusaha melepaskan tangan Andra dari pinggangnya, bagaimana tidak Andra saat ini masih melakukan hal yg membuatnya selalu deg deg an dan merona membuat Ana merona.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang