17-PUTRI

84 10 6
                                    

Percumah kita berharap tapi orang yg kita harapkan tak melihat akan keberadaan kita.

~Ditya Nurul~


Prtiiiiiiittttt...

Bunyi peluit menggema di seluruh gor, bunyi yg sudah ditunggu tunggu. Sontak semua orang berteriak senang akan kemenangan yg sudah ditunggu tunggu. Kemenangan yg menghabiskan keringat, pengorbanan dan membuat kekompakkan semakin terlihat.

Para pemain masih membeku tak percaya akan kemenangan ini. Mereka memandangi skor yg mereka cetak dan waktu yg sudah habis secara bergantian.

"Yeeeeeaaaayyyyy... Yuhuuuuu SMA 2 pasti menang." teriak Dzul dengan sangat gembira. Ia melambai lambaikan kedua tangannya kearah para pemain yg masih berada dilapangan. "Kita menang!!" teriak Dzul lebih kencang.

Barulah mereka sadar jika merekalah yg memenangkan pertandingan ini. Ari lemas melihat skor yg mereka cetak. Semua pemain menghampiri Ari dan menganggkat Ari keudara. Semua pemain tampak sangat gembira.

"Kapten kita menang kita yg memenangkan pertandingan ini." teriak Riky pada Ari yg masih menganggkat Ari.

Lain halnya denga Hakky kapten dari SMA Taruna Bhakti. Tangannya mengepal sambil menatap Ari yg terlihat bergembira bersama teman temannya. Merayakan kemenangan mereka.

"Ini semua juga berkat kalian semua. Tanks guys kalian udah berusaha biar sekolah kita menang." kata Ari saat sudah menapakkan kakinya ditanah. Andra merangkul Ari dari belakang.

"Makanya Ar lo jangan putus asa dulu, liat tuh anak buah lo aja semangat buat menangin pertandingan ini, masak kaptennya malah lemah. Harusnya lo yg lebih semangat bukan anak buah lo." Ari nyengir menggaruk tengkuknya sendiri.

"Emang Ari tadi kenapa?" tanya Dzul tiba tiba datang dibelakang mereka. Terlihat Dzul bersama dengan para cewek, siapa lagi kalau bukan Ana, Sari, Ita dan Ditya. Namun sayang, Ditya hanya menunduk tidak berani melihat Ari. Begitupun juga dengan Ari, ia masih marah pada Ditya buktinya saat ini Ari tidak menatap Ditya bahkan untuk melihat saja tidak.

"Ada masalah dikit Dzul tadi, tapi kita udah bisa nanganin itu kok." jawab Riky. Ditya semakin menundukkan kepalanya karena ia tahu masalah apa yg dimaksud Riky.

"Bagi para seluruh pemenang mohon berkumpul disumber suara. Sekali lagi bagi seluruh para pemenang berkumpul disumber suara untuk mengambil piala dan mengambil gambar bersama." suara seseorang tersebut terdengar di telinga Ari dan yg lain.

"Yuk kesana." ajak Ari yg masih tidak melihat Ditya. Dzul menatap Ari dan Ditya bergatian. Bingung dengan kedua temannya ini. Memang hanya Dzul lah yg belum mengetahui akan masalah tadi. Dzul menatap Sari seolah meminta pejelasan melalui tatapan mata. Sari hanya mengangguk. Padahal hatinya sudah bergemuruh akan tatapan Dzul. Hanya tatapan saja sudah membuat Sari tersipu malu.

Akhirnya mereka semua meninggalkan lapangan basket dan menuju ke ruang ganti para pemain untuk menunggu sesi pemotretan.

Setelah menunggu beberapa menit datanglah para pemain bersamaan dengan piala besar nan tinggi. Wajah wajah bahagia nampak jelas diwajah mereka. Walaupun ada berbagai masalah yg mereka hadapi sebelum pertandingan, mulai dari baju yg hilang entah kemana, tertinggal skor yg jauh sampai Ari yg putus asa tak membuat mereka semua kalah. Memang awalnya mereka menyerah dengan keadaan, namun karenamereka menghadapinya secara bersama sama membuat mereka menjadi sang juara di pertandingan.

"Waaaahhh traktiran nih habis ini." goda Dzul pada Ari. "Iya nanti sekarang kita foto dulu yuk." ajak Ita pada yg lain. Edy yg mengambil foto mereka, sedangkan yg lain sudah beranjak pulang karena kelelahan.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang