15-DILEMA

97 8 0
                                    

Happy New Year!!!! ^∆^
Semiga ditahun baru in aku dan kalian semua mendapatkan keberkahan. Amiin.

Selamat membaca yaaa....

***

Berharap adalah hal yg sangat menyakitkan bagiku. Tidak bagimu. Karena hanya akulah yg merasakan persaaan ini.


~Ditya Nurul~

Ari menoleh dan mendapati Putri yg sudah berada disampingnya dengan memasang wajah sok imutnya.
"Apaan sih lo main nyaut nyaut aja." sinis Ditya.

"Eh kenapa lo yg marah sih kak Ari aja diem." balas Putri tak kalah sinisnya. Ditya menatap Putri tajam.

"Apa lo liat liat mau gue colok tuh mata." kata Putri dengan geram.

"Eh lo tu adek kelas yg sopan dikit dong! Inget kita kita kakak kelas lo, jadi jangan seenaknya." ujar Ita menahan emosinya.

"Iya lo inget dong posisi lo disini." tambah Riky yg menyetujui Ita. "Jangan kegatelan juga jadi cewek." sambung Dzul. Ditya tersenyum penuh kemenangan karena ia dibela oleh teman temannya.

"Jangan berantem deh kayak anak kecil aja. Kalian juga jangan mojokin Putri dong kan kasian dia nya mending kalian baikan sama Putri." komentar Sari dengan polos. Semua menatap Sari tak percaya, kecuali Ari dan Putri. Ari hanya diam memasang wajah datarnya, sementara Putri tersenyum pada Ditya menunjukkan jika ia masih dibela oleh Sari.

"Lo kok belain dia sih Sar." ucap Ita dengan geram. "Iya lo kok malah belain Putri sih." tambah Riky.

"Dia yg salah Sar dia udah gak sopan ke kita tapi lo malah belain dia." kata Dzul. Sari hanya menunduk, ia tidak berani menatap Dzul saat ini.

"Oke kalau lo belain dia mending gue yg pergi daripada gue baikan sama nenek lampir kayak dia." tunjuk Ditya pada Putri.

Sebelum Ditya pergi Ari menahan tangan Ditya. "Udah deh jangan berantem, ini itu cuma masalah kecil jangan dibesar besarin. Buat Ditya lo jangan terlalu emosi ke Putri! Lo tahan emosi lo..." Putri memasang wajah kemenangan pada Ditya.

"Lo juga Put jangan main nyaut nyaut aja kalau ada yg ngomong itu gak sopan. Kata kata lo juga harus dijaga kita masih kakak kelas lo jadi lo harus sopan ke kita semua termasuk ke Ditya." sambung Ari.

Sekarang gantian Ditya yg tersenyum kemenangan karena ia juga msih dibela oleh Ari. Diantara mereka hanyalah Ari yg bisa menyelesaikan masalah dengan tenang, selain itu Ari juga yg selalu bijak dalam tutur katanya.

"Nah lo dimarahin semuakan." kata Sari sambil menunjuk Ditya dan Putri.

"Oh iya Ar baju buat pertandingan udah siap kan." tanya Riky tiba tiba.

"Udah, nih yg bawa." tunjuk Ari yg diarahkan ke Ditya. "Iya gue yg bawa." balas Ditya cuek. Ari tersenyum melihat bibir Ditya yg dimanyun manyunin menandakan bahawa dirinya sekarang sedang marah.

"Kenapa tuh bibir dimanyun manyunin minta dicium ya." goda Ari. "Apaan sih lo Ar gue marah sama lo." sahut Ditya yg menahan senyumannya karena godaan Ari.

Sedangkan Putri menahan emosinya, karena Ari hanya memperhatikan Ditya dan tidak menyadari jika hati Putri saat ini sakit melihat kemesraan mereka.

"Ciee..blushing." goda Ari. Lagi. Ditya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Teman teman mereka hanya tersenyum melihat kemesraan Ari dan Ditya. Sebenarnya mereka sudah tau jika Ari dan Ditya sama sama suka, tapi keduanya masih belum menyadari akan perasaan mereka masing masing.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang