Ceklek...
Kania menutup pintu kamarnya dan berjalan kearah pintu utama untuk berangkat sekolah. Sampai suara mamanya di meja makan menghentikan gerakannya membuka gagang pintu.
" kania, sarapan dulu!" ucap Rasty pada anak keduanya itu. Semua yang berada di meja makan menatap kearah Kania.
"aku gak laper. Maaf hari ini aku ada tugas yang belum selesai. Jadi aku berangkat duluan" ucap Kania singkat dengan nada Datar nan dingin andalannya lalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Krisna Bratha.
&
Kania berjalan santai memasuki sekolahnya itu. Ia sempat beberapa kali membenarkan letak kacamatanya. Entah kenapa perasaan aneh tiba-tiba ia rasakan ketika memasuki sekolah ini. Padahal selama 3 bulan ia bersekolah disini sama sekali tidak pernah iya merasakan hal aneh seperti ini. Kakinya terus melangkah sampai tiba-tiba empat orang bad girls menghampirinya. Salah satu dari mereka menatap Kania dengan sinis, dan mengejek.
"hohoho..... anak nerd lewat. Udah sarapan dek? Sarapan pake apa? Ohhh gue lupa orang kaya lo kan makannya pasti buku doang. Wkwkwk" gelak tawa langsung keluar dari mulut keempat wanita itu.
Kania masih terus diam berusaha mempertahankan kesan dingin dan datarnya, berharap keempat manusia yang sangat terkenal keji dalam membully ini cepet menghindar seperti anak lain.
"udah dong Sarah, kasihan dia. Lo gak takut nanti lo malah disihir terus dikunci di buku-bukunya. Hahahahah". sekali lagi gelak tawa keluar jelas dari mulut keempat wanita itu. Kania diam pegangannya pada tali selempang tas jinsnya semakin erat. Matanya terpejam bahkan gigi atas dan bawahnya sudah beradu karena iya mencoba menahan amarahnya. Ia masih tetap mempertahankan karakternya sebagai gadis cupu nan datar.
"ehhh liat deh dia gagu ya?"ucap Nhabila
"mungkin, klop banget dah. Cupu, jelek, dekil, datar, kutu buku gagu lagi. Cocok baget dah sama di gaga anak Ips 2 yang pincang itu. Wkwkwkw". jawab Winda.
Franda sebagai ketua geng tetap menatap Kania dengan jijik dan meremehkan. Ia terlalu malas ikut menimpali ucapan ketiga temannya. Karena ia lebih memilih hal yang real ketimpang omong doang. Franda membuka botol minumnaya dan menumpahkannya keseragam Kania.Bruuuur........
Kania terkejut, dan menatap Franda kesal. Namun franda hanya menatap Kania melecehkan kemudian, melipat kedua tangannya dengan sombongnya.
"gue tau lo belum mandi tadi, jadi lo pantes dimandiin sekarang ucapnya dengan santai, semua pasang mata yang masih ada dihalaman sekolah menatap ke arah pertunjukan live disana. Keempat kawanan itu kembali tertawa. Air mata Kania mengalir begitu saja, ini benar-benar keterlaluan. Franda sudah memperlakukannya seperti binatang. Dan Franda juga harus tau ia dengan siapa berhadapan. Tangan Kania sudah hampir mendarat di pipi beralaskan bedak tebal itu. Namun iya kembali memejamkan matanya, 'belum saatnya Kania'
Saat itu juga banyak yang menyaksikan tidak menyangka apa yang dilakukan Kania yang hampir menampar wanita paling populer itu. Namun saat Kania menurunkan tanannya gelak tawa langsung terdengar dari arah semua penjuru. Bahkan tawa Franda lah yang paling jelas terniang ditelinga Kania."kenapa mau nampar gue? Berani lo ya sama gue" Franda menarik rambut Kania yang terikat satu di belakang itu. Kania berusaha menahannya, karena tarikan Franda amatlah sangat keras mungkin ada saja kulit kepala yang robek atau rambut Kania yang rontok.
"Franda... le.le..lepasin sakit" rintih Kania
" liat Nhab, dia ternyata gak gagu kan. Lo jangan sadis gitu mau nyodohin dia sama Gaga. Kasihan masa depan dia". ucap Franda sambil terus menarik kebelakang rambut Kania.

KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA [slow.update]
Novela JuvenilInilah takdir yang harus aku lalui. Akan aku bawa kalian untuk merasakan detakan dan tetesan hebat yang aku lalui. Terimakasi sudah mau merasakan bersamaku, selamat menikmati. Salam sapa dariku Kania💛