"aku sedang menikmati karma, akibat dari hidupku terdahulu yang tidak pernah menghargai sesuatu. Dan kini aku harus belajar menghargai apa yang aku dapatkan termasuk nasi dari bak sampah ini" ucap wanita itu. Kania semakin mengernyit bingung
"maksudnya?" wanita itu hanya tersenyum.
&
Wanita itu membenarkan posisi duduknya. Kania merasa wanita itu akan menceritakan sebuah kisah.
"namaku Raisa" ucapnya. Kania menatap lekad, senyuman yang terus bertengger di wajah keriput itu menular ke Kania. Kania tersenyum dan mengulurkan tangannya.
" Kania, buk" wanita yang menyebut namanya Raisa itu menatap telapak tangannya yang sangat kotor berbanding terbalik dengan Kania. Kania mengerti maksudnya. Kania mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan wanita itu sebagai tanda perkenalan. Raisa berbinar-binar tak menyangka.
" dulu aku selalu merasakannya, tapi setelah semua berubah" Raisa tertunduk lemah. Bungkus nasi yang ia bawa tadi sudah terletak di bawahnya.
" apa yang sudah terjadi buk?" tanya Kania bingung.
" kehidupanku dulu begitu membahagiakan. Apapun yang aku inginkan selalu aku dapatkan" ucap wanita setengah abad itu. Ia menatap lurus kearah jalanan didepan seakan menerawang ke masa lalunya. " harta berlimpah, keluarga keluarga yang lengkap. Tetapi hanya satu yang tidak aku punya. Cinta, aku tidak punya cinta sejak dulu. Bahkan menikah dengan suamiku aku tidak memakai cinta" Kania berusaha menyimak dengan teliti.
"aku menikah dengan suamiku 26 tahun yang lalu. Tanpa cinta, sedikitpun tak ada cinta. Bahkan hingga aku melahirkan seorang putri pun cinta itu tak kurasakan" ucapnnya.
"apa kalian dijodohkan? Atau anda selalu disakiti hingga tak mau mengenalnya?" Raisa menggeleng, Kania semakin mengernyit.
"aku yang memilih pasangan hidupku sendiri. Aku tak pernah mengenal orang tuaku. Aku anak panti asuhan, dari sana aku mulai berpikir semuanya hanya pembodohan. Cinta hanyalah pembodohan. Hingga aku kabur dari panti kemudian hidup dijalanan. Sampai pada satu ketika aku kecelakaan dan aku menikah dengan lelaki yang menabrakku. Lucu memang, kami baru mengenal 2 hari tapi seminggu kemudian dia datang kembali padaku dan mengajakku menikah"
Entah kenapa air mata Raisa menetes, Kania semakin mengernyit bingung.
" dia mengatakan dia mencintaiku. Aku yang sudah terdesak keadaan ekonomi mau menikah dengannya. Ya aku tau dia sangat-sangat mencintaiku kami tidak pernah berhubungan badan sesuai dengan keinginanku. Kami melakukan bayi tabung, dan hadirlah seorang putri kamu. Dan.. Hiks... Dann.." Raisa mulai menanggis segukan.
"aku bodoh... Hiks... Aku... Aku... Membuang anakku... Membuang anakku sama seperti apa yang dilakukan orang tuaku dulu. Dan... Hiks.. Suamiku marah... Dia menceraikanku... Bodohnya aku dihari dimana aku diceraikan aku baru mengatakan bahwa aku mencintainya. Sangat... Hiks... Sangat. Suamiku meninggal karena kecelakaan saat hendak mencari anakku.. Aku berdosa nak... Hingga saat ini aku tak bisa menebus dosa-dosa yang aku lalui ini."
Entah sejak kapan Kania sudah menggenggam tangan Raisa. Mereka memiliki kisah yang sedikit mirip. Terlahir tanpa merasakan cinta, sama sepertinya. Tapi ia lebih beruntung karna ia masih dapat melihat kedua orang tuanya.
"apa anda tidak berniat mencari anak anda di tempat anda membuangnya?" wanita disebelahnya mengangguk.
"dia tidak ada disana, ku dengar dia dibawa ke panti asuhan tetapi aku tidak tau dimana, aku sudah berusaha mencarinya itulah sebabnya aku melepaskan seluruh kekayaan suamiku dan aku menebus kesalahanku dijalanan" Raisa hampir menyelesaikan tangisnya,

KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA [slow.update]
Novela JuvenilInilah takdir yang harus aku lalui. Akan aku bawa kalian untuk merasakan detakan dan tetesan hebat yang aku lalui. Terimakasi sudah mau merasakan bersamaku, selamat menikmati. Salam sapa dariku Kania💛