Bagian 18

26 3 1
                                        

Kania menatap lelaki di depannya dengan bingung, lelaki itu hanya tersenyum dan menatapnya tanpa berhenti. Kania masih terus berusaha menatap datar ke arah Herry.

"Gue pikir lo udah balik, ternyata masih disini. Gue nyariin lo dari tadi" ucap Herry dengan manisnya. Tapi entah kenapa terlihat menjijikan di mata Kania. Kania masih membisu dan menatap Herry tajam,

"Kenapa? Ada yang penting kak?" ucap Kania yang sangat terkesan Dingin menurut Herry. Herry menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Ini pertama kalinya Herry berhadapan dengan gadis super datar seperti Kania.

"Hemm.. Gue cuma mau nyampein maaf, gue tau lo tersinggung sama apa yang Stevina bilang ke lo" ujar Herry. Kania menaikan sebelah alisnya.

"Gak ada yang perlu minta maaf disini. Saya hanya melakukan apa yang ingin saya lakukan" tanggapan Kania membuat Herry tersenyum kecut.

"Ohh... Yaudah. Bay the way, lo gak tertarik untuk ikut anggota OSIS? Mengingat nilai lo yang bagus dan sikap lo juga gak ada yang buruk" tanya Herry masih berusaha santai di depan gadis yang menatapnya tajam ini.
Membosankan!

"Tidak, saya tidak tertarik" jawab Kania dengan cepat.

"Tapi kamu bisa mencobanya du..."

"Saya tidak mau. Dan jangan buang waktu anda untuk membujuk saya, karna itu sangat tidak berguna. Maafkan saya Kak Herry tapi saya harus pulang" kata Kania kemudian pergi setelah pamit dengan Herry.

Tak dapat dipungkiri memang, ini pertama kalinya Herry mendapatkan perlakuan sinis dan sedatar ini dari seorang wanita. Mungkin jika lelaki yang didepannya sudah sedari tadi ia akan melawannya, tapi ini seorang Kania. Yang notabenenya seorang gadis kelas 11, gadis pertama yang berani pergi saat ia berbicara bahkan itu dua kali terjadi dalam satu hari ini. Bahkan saat seluruh kaum hawa di sekolah ini sangat mengharapkan ia menjadi kekasih mereka, mencoba mencari perhatiannya termasuk Stevina yang terang-terangan suka dengan dirinya tatapi berbeda dengan tatapan gadis berkaca mata itu. Gadis itu malah menatapnya seakan ia adalah hama penghisap darah. Sudah bisa dipastikan gadis itu berbeda dengan gadis lain di sekolah ini.
'menarik' batin

&

Kania menghampiri Reyhan di parkiran. Ia hampir saja lupa akan pulang bersama lelaki ini karna saking kesalnya. Syukur saja Kania melihat lelaki itu masih bertengger manis di motor, seulas senyum timbul di wajah Kania. Reyhan langsung mengangkat wajahnya ketika menyadari Kania datang kemudian membalas senyum Kania yang begitu manis dan pas di wajahnya.

"Kok lama?" tanya Reyhan sambil menyerangkan helm ada Kania.

"Ia tadi di hadang sama raksasa bayang" jawab Kania yang sukses membuat Reyhan melongo bingung.

"Raksasa bayang? Yang di Upin Ipin itu?" beo Reyhan

Kania mengangguk sambil tersenyum geli melihat ekspresi Reyhan yang begitu menggemaskan menurut Kania.

"Lo bercanda ya?" tanya Reyhan yang langsung pura-pura sinis ketika melihat geli Kania. Kania terkekeh kecil kemudian mengangguk.

"Ck, baru deket guenya di kibulin mulu." rajukan Reyhan sukses membuat Kania tertawa terpingkal-pinggal. Gadis itu tak tahan melihat wajah lelaki di hadapannya ini yang begitu menggemaskan ketika merajuk seperti itu.

"Tadi ketemu kak Herry" jelas Kania ketika sudah bisa menetralkan tawanya, kemudian naik ke atas motor Reyhan. Reyhan melajukan motornya dengan kecepatan sedang, karna ia akan sedikit berbincang dengan bidadari berkaca mata di belakangnya.

KACAMATA [slow.update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang