bagian 5

81 15 3
                                    

"Bunga yang cantik untuk gadis yang cantik" suara briton itu menusuk kependengaran Kania, dengan cepat ia menghapus air matanya. Dan dihadapannya sudah ada sebuket bunga dan lelaki yang duduk bersimpuh di tanah dengan senyum menawan andalannya.

" hai, apa kabar?" tanya lelaki itu.

"Lo!! Ngapain lo disini?" Kania menatap Reyhan dengab tatapan membunuh paling menakutkan menurut teman-temannya. Reyhan terkekeh melihat renspon Kania, dia sempat berpikir bahwa Kania akan luluh dengab senyum manis dan menawan milik Reyhan.
'Dia berbeda Rey, dan pertama kalinya ada yang menolakmu seperti ini'  gumannya dalam hati.

" gue denger lo gak masuk sekolah, setelah gue tanya ternyata lo masuk rumah sakit. Sebagai teman yang baik gue mau jenguk lo kesini" ucap Reyhan masih dengan senyuman manisnya. Kania memutar bola matanya malas dan berusaha menjalankan kursi rodanya untuk kembali ke ruangannya. Namun gerakan itu ditahan oleh Reyhan.

"Tunggu dulu, gue mau ngasi sesuatu"

"Buruan deh, gue mau ke kamar!" Ucap Kania malas, Reyhan kembali tersenyum. Setidaknya Kania mau mengikuti keinginannya walau kecil.
Reyhan mengeluarkan sesuatu dari kantong celana hitamnya. Kemudian ia serahkan pada Kania, Kania awalnya yang sibuk menatap kuku-kuku panjangnya kembali teralihkan pada apa yang disodorkan Reyhan di depannya.

"Kaca mata gue!"

"Ets! Ada syaratnya kalo lo mau ini" ucap Reyhan sok misterius. Kania mulai kesal.

"Mending kembaliin deh! Lo itu siapa sih. Gue gak kenal lo jadi jangan macem-macem sma gue!" Ucap Kania kesal, Reyhan terkekeh.

"Itu syaratnya. Lo harus mau kenalan sama gue dan jadiin gue temen lo!" Ucap Reyhan dengan santainya dan masih mengumbar senyuman manisnya.

"Apa? Lo gila?" Ucap Kania heran, hanya untuk mengembalikan kaca mata ia harus berkenalan dan menjadi teman Reyhan. Oke itu memang hal kecil namun aneh terasa di telinga Kania. Menurutnya ini hal aneh karena seorang most wanted  di sekolahnya menawari hal seperti ini.

"Gila? Hmm bukan gila cuma gue kepo aja sama lo" ucap Reyhan. Kania menaikan sebelah alisnya heran dengan apa yang dikatakan lelaki dihadapannya ini.

"Kenapa lo gak percaya? Aoa susahnya sih kenalan sama gue abis itu jadi temen gue. Jarang-jarang loh gue mau kaya gini sama orang"

"Lagipula apa lo gak rindu sama kaca mata lo ini? Kalo tanpa ini emang lo bisa sekolah?" Sambung Reyhan merayu.

"Maunya kenalan sma gue? " lanjutnya lagi dengan tatapan memohon dan mengulurkan tangannya.  Kania memutar bola matanya malas.

'Oke, ini hanya perkenalan biasa Kania!'

"Kania" Reyhan kembali terkekeh melihan gadis didepannya yang masih kekeh melipat tangannya di dada namun menebutkan namanya. Reyhan menurunkan tangannya dan meletakkan kaca mata dan bunga yang di bawanya tadi di pangkuan Kania. Kania hanya menatap perlakuan Reyhan dan kembali mengangkat sebelah alisnya. Reyhan tersenyum melihat tatapan Kania kemudian menyentuh alis Kania yang selalu terangkat setiap ia melakukan sesuatu hal.

"Gak baik ngangkat alis terus, nanti alisnya compang keatas satu. Emeng lo mau cantik lo hilang? Btw, kita resmi jadi teman hari ini oke" ucap Reyhan,

KACAMATA [slow.update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang