14. PENYESALAN

5.3K 269 1
                                    

Natalie Pov

Dengan langkah gontai, gue berjalan menuju kelas yang mulai ramai disana bangku paling pojok, dengan sejuta kenangan mulai dari awal sampai sekarang gue berada disekolah ini terdapat Tiga sobat tercinta gue yang sibuk dengan celotehannya. Gue berjalan menuju mereka dengan tersenyum miris.

"Hai guys " sapa gue sambil tersenyum.

" Hai juga Natelie sayang!!! " jawab mereka kompak, gue hanya tersenyum lalu meletakkan tas di meja.

" Lo ngapain cemberut huh? " tanya Dessy sambil mengusap kepala gue sayang.

" Gue mau pindah " jawab gue seadanya

Mereka menampilkan ekspresi bingung lalu saling bertukar pandang. Sedetik kemudian" HAH??? " Pekik mereka bersamaan.

"Nyokap nyuruh gue nemenin nenek gue di London, otomatis sekolah gue pindah" Ucap gue lesu.

"jangan bercanda Natelie! " geram Rain yang mulai terbawa emosi.

" Buat apa??? Kalau pun ini hanya bohongan, gue bakal lompat-lompat" ucap gue dengan nada pengertian.

"Ja- jadi.... Itu beneran Nat? " tanya Rain sekali lagi, dan gue angguki

Mereka langsung saja memeluk gue erat-seerat erat nya. Tak terasa air mata sudah membasahi wajah gue. Sungguh membayangkan betapa baiknya mereka selama ini, berapa pengertian nya mereka, membuat gue gak sanggup berjauhan dari mereka.

"Gue harap lo segera kembali Nat" Ucap Putri sambil sesegukan.

"Semoga, maafin gue ya kalo sering buat kalian kerepotan, buat kalian sebel sama gue, dan terima kasih untuk One Years ini untuk gue. Gue sayang sama kalian guys" ucap gue lalu memeluk mereka lagi.

"Gue juga Nat, jangan lupain kami ya, jaga kesehatan lo baik - baik" ucap Rain lagi.

"Iya.. Hiks.. Gue beneran ga mau pisah sama kalian... Hiks..." Ucap gue lagi.

" Kapan lo pindah ke London? " tanya Dessy.

" Besok pagi" jawab gue sedih.

"Hari ini kita akan habisin sisa waktu kita di rumah lo aja, gimana? " tanya Rain semangat. Gue mengangguk dengan semangat.

Mungkin ini salah satu cara gue buat menghindar dari Fathdherath, jangan sampai gue jatuh terlalu dalam pada pesonanya. Sebenarnya gue juga bingung dengan perasaan gue sendiri, diasaat gue udah nyaman, bahkan sayang pada dia dengan mudahnya dia membuat gue benci, pada sosok Fathdherath Dherllavatha Fernandez.

***

Pagi ini gue udah packing buat kepergian gue ke London nanti, gue udah mutusin buat ngajak Best friend gue ikut, gue juga nglarang mereka membeberkan kepindahan gue pada anak-anak yang lain.

"Nat... Kalo udah sampe. Kabarin kami ya... " ucap putri sesegukan.

" Iya.. Hiks... Baik-baik yah.. " ucap gue lalu memeluk putri.

" Nat... Gue harap suatu saat nanti kita bisa bereng - bareng lagi.. Hiks... Gue. Bakalan kangen sama lo Nat... Sama Sifat humoris lo yang bikin kita selalu tertawa... " ucap Dessy. Gue langsung menubruk tubuh kurusnya. Gimana gue tega??

Lalu gue berjalan ke arah Rain, kami saling memandang lama. Rain... Sahabat pertama gue. Rain orang yang selalu mentingin kebahagiaan gue diatas kebahagiaannya sendiri. Rain.. Sosok sahabat yang gue anggap sebagai kakak gue sendiri.

"Walau lo pergi sejauh apapun, ingatlah bahwa gue selalu dekat dengan lo Nat, disaat lo butuh sandaran, gue selalu ada buat lo" ucapnya dengan senyuman sedih.

"Gue ga bisa ngucapin apa-apa lagi, kecuali Terima kasih banyak" ucap gue lalu memeluk tubuhnya erat.

"sayang... Waktu nya tinggal 20 menit lagi" ucap mama mengingatkan gue.

"Ma.. Natelie bakalan kangen sama mama... " ucap gue lalu direngkuhnya tubuh gue oleh mama.

" jaga diri baik-baik ya sayang... Mama sama papa bakalan sering jenguk kamu, jadi jangan sedih ya" Bujuk mama dengan senyum.

" Natalie pergi dulu ma" ucap gue lalu berjalan menuju mobil BMW milik papa.



Hai guys!!!

Oke kita lanjutkan part selanjutnya.

Capcus ya!!!😍 😍 😍

My Sweet Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang