Festival

216 53 30
                                    

Sambil menumpuk punggung tangan mereka, seluruh murid sekelas itu menyorakkan semangat, berharap acara yang sudah mereka siapkan semaksimal mungkin dapat berjalan seperti yang dibayangkan.

Meski stan milik mereka sedikit berbeda dari yang lain, namun mereka tetap percaya diri pada hasil yang akan mereka dapatkan nanti. Tidak seperti kelas lain yang membuka stan mereka pukul delapan pagi setelah setengah jam upacara pembukaan festival dibuka, kelas itu menentukan waktu dibukanya stan mereka yaitu pukul lima sore. Tak aneh, karena yang mereka pilih adalah pertunjukan kembang api.

Pertunjukan itu dibuka dan ditutup sesuai jam yang telah ditentukan. Tiket yang dijual telah habis, dan hampir semua pembeli tiket itu memilih sesi pertunjukan di jam setengah delapan malam. Hanya sekitar 30-40 orang yang memilih melihat pertunjukan kembang api di jam setengah enam. Sesuai yang telah direncanakan, mereka hanya membuka dua sesi. Meski begitu, peminatnya sangat banyak.

"Jimin, Chanyeol dan Eunha, tolong siapkan tiket masuk untuk besok. Min Jae, Eun Ji dan Chorong, kalian bantu bendahara kelas menghitung uang dari tiket yang terjual. Sisanya menjaga area pertunjukan kita, lalu sebagian mempromosikan pertunjukan ini. Aku dan Sehun akan menyiapkan kembang api," tutur Jongin membagi tugas.

Mereka yang mendapat tugas segera bergegas melakukan apa yang diperintahkan sang pemimpin acara. Sehun dan Jongin berjalan menuju gudang tempat mereka meletakkan seluruh kembang api yang mereka beli.

"Apa kau pikir pertunjukan kembang api ini bisa menguntungkan kelas kita?" ujar Sehun, kemudian, "setelah ini kita harus mengucapkan terima kasih pada pihak sekolah karena bersedia meminjamkan area kolam renang untuk kita, dengan begitu setidaknya kita harus memberi anggaran pada mereka. Kita juga sudah mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk membeli kembang api."

"Hasilnya tentu akan memuaskan. Peminatnya banyak, lagipula tiketnya dijual dengan harga yang sebanding," jawab Jongin. Tak lama kemudian, ponsel Jongin bergetar, ia segera membaca pesan dari wali kelas.

Karena ada beberapa barang yang akan dimasukkan ke gudang, sebagian kembang api yang ada di gudang lantai dasar telah dipindahkan ke ruang peralatan di loteng gedung sekolah oleh petugas keamanan sekolah.

"Sehun~ ah, sebagian kembang apinya dipindahkan ke ruang peralatan di loteng. Kau ambil dua kardus kembang api di sana. Biar aku yang mengambil empat kardus kembang api di gudang," ujar Jongin. Sehun mengangguk, kemudian memutar langkahnya untuk menaiki tangga.

Tepat ketika ia tiba di depan ruang peralatan, Jung Eun Ji baru saja keluar dari ruangan itu.

"Ah, tepat sekali. Aku baru saja ingin mencarimu. Tadi wali kelas menyuruhku menghitung total kembang api di ruangan itu, lalu melaporkannya padamu atau Jongin," tutur Eun Ji, lalu mengambil kertas dari saku celananya dan melanjutkan, "di dalam sana ada sembilan kardus kembang api, lima kardus berisi 20 kembang api ukuran besar, dan empat kardus lagi berisi 25 kembang api ukuran sedang."

Eun Ji menulis sesuatu di kertas itu, lalu setelah beberapa saat keadaannya hening dan Sehun tak membalas ucapannya, ia mendongak menatap pria di hadapannya. Pria itu menatapnya dengan tatapan yang sangat dalam, seolah menelusuri tiap inci dirinya hanya lewat tatapan itu.

"Sehun~ ah? Ada apa?" tanya Eun Ji.

Sehun menyunggingkan senyum lebar di wajahnya, lalu menggeleng untuk menjawab pertanyaan Eun Ji.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" ujar Eun Ji.

"Aku hanya kagum saja, kau cantik," ujar Sehun. Eun Ji menunjukkan ekspresi kesal, lalu kembali memasukkan kertas yang dipegangnya ke saku celana olahraganya.

Sehun tahu kalau ada yang berbeda dengan Eun Ji. Eun Ji yang kemarin ia lihat berambut pirang, dan Eun Ji yang hari ini adalah Eun Ji dengan rambutnya yang asli, yaitu hitam kecoklatan. Meski begitu, ia hanya diam dan berpura-pura tidak menyadarinya, meski ia mengetahui semua yang terjadi.

WaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang