Meski cuaca sedang sangat dingin, hal itu tak menyurutkan semangat para murid untuk mengunjungi pulau Nami. Dengan serius, mereka mendengarkan arahan dari wali kelas.
"Kalian bebas berkeliling di sekitar jalan Metasequoia dan Gingko, atau kemanapun, tapi tidak boleh keluar dari kawasan Nami. Sejam lagi berkumpul kembali di tempat ini. Mengerti?" tutur wali kelas, kemudian mendapat jawaban serempak dari para murid. Dengan bersemangat namun tetap tenang, mereka mulai bubar dan menyebar di sekitar jalan Metasequoia.
Sehun memotret beberapa pemandangan yang menurutnya bagus dengan ponselnya. Ia melihat ke sekelilingnya, mencari hal yang menarik bagi pandangannya.
"Sehun~ ah! Kemarilah!"
Sehun menoleh pada Eun Ji yang memanggilnya. Ia berjalan menghampiri Eun Ji yang menatapnya dengan wajah antusias dan mata berbinar.
"Ada apa?" tanyanya.
"Berdiri di sana! Aku akan mengambil fotomu!" ujar Eun Ji sambil menunjuk patung Winter Sonata yang ada di dekat mereka.
"Mwo? Aniyo. Aku tidak mau," tolak Sehun. Mendengar penolakan, raut wajah gadis itu berubah. Tangannya yang memegang kamera, dengan lemas hanya menggantung tali kameranya di tangan.
Sehun menghela napas melihat Eun Ji. Ia tak suka difoto, apalagi di tempat ramai seperti ini, pasti akan sangat memalukan.
"Sungguh, aku tidak mau," ulang Sehun.
"Kumohon, sebentar saja," Eun Ji menatapnya penuh harap sambil sesekali mengerjapkan matanya.
"Tidak."
"Ayolah, Sehun~ ah. Aku ingin memotretmu. Kumohon."
Sehun tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya. Tapi tiba-tiba saja Eun Ji menarik tangannya, kemudian memaksanya untuk berdiri di depan patung Winter Sonata. Tanpa aba-aba, gadis itu langsung mengambil fotonya berkali-kali.
"Hey, tidak sopan!" omel Sehun, ia menatap marah pada Eun Ji yang sedang tertawa. Masih dengan amarahnya pada gadis itu, ia berbalik dan berjalan ke arah lain.
Sehun tak memedulikan Eun Ji yang berteriak memanggilnya, ia hanya terus berjalan menuju makam Jendral Nami. Ia tidak suka jika dipaksa dan dipotret tanpa izin.
"Sehun~ ah, apa kau marah? Ya ampun, aku minta maaf."
Pria itu tetap berjalan dan memandang ke depan, meski Eun Ji sudah berjalan di sampingnya. Eun Ji berusaha menyamakan langkah panjang Sehun, ia harus setengah berlari untuk melakukan itu.
Sehun menoleh ke belakang saat tiba-tiba Eun Ji berhenti dan tidak lagi berjalan di sampingnya. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat Eun Ji yang terlihat canggung dan beberapa kali mengalihkan pandangannya selagi ia mencuri pandang ke arah gerombolan murid dari sekolah lain. Sehun memerhatikan gerombolan murid yang tak jauh di depannya, kemudian ia mengerti apa yang membuat Eun Ji seperti itu. Tak lama kemudian, Eun Ji berbalik dan berlari pergi. Sehun berniat untuk menyusulnya, sebelum seseorang menahan tangannya.
Ia menatap gadis yang kini ada di hadapannya dan masih memegang tangannya.
"Kenapa kau bisa di sini juga?" tanya Sehun.
"Sekolahku mengadakan tour ke tempat ini."
Sehun mengangguk mengerti, lalu ia berbalik untuk pergi, namun wanita itu tetap menahan tangannya.
"Apa kau mau menyusul Eun Ji?" gadis itu menatapnya dengan tatapan gelisah dan sedih. Sehun mengangguk pelan.
"Aku ingin mengobrol denganmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Wave
FanfictionKetika ego memenuhi jiwa, menutup hati untuk menerima kenyataan dan hanya bersikeras pada angan. Mengapa ego harus menjadi setir dalam kendali jiwa? Lantas saat asa mengatakan untuk berjuang, nyatanya hanya berlari dalam gelap dengan resiko dalam mu...