"Sehun, tunggu!" Eun Ji menggapai tangan Sehun dan menahannya saat pria itu hampir sampai di dekat pagar vila.
"Maaf, bukan maksudku begitu, akuㅡ"
"Wah ternyata di sini dingin," potong Sehun tanpa menanggapi ucapan Eun Ji.
"Kau marah?"
"Tidak."
"Sungguh?"
"Pikirkan sendiri," Sehun berjalan melewati Eun Ji menuju pintu masuk vila. Niatnya untuk membeli minuman di toko sudah luntur saat bicara dengan Eun Ji setelah sebelumnya ia melihat gadis itu bersama Jongin.
"Kau salah paham. Aku hanyaㅡ"
"Kembali ke kamarmu! Kau bisa terserang flu jika tetap di sini," ujar Sehun datar sambil meneruskan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun pada Eun Ji.
"Sehun~ ah, tunggu. Jangan seperti ini, kumohon," Eun Ji mengekori Sehun yang berjalan cepat mendahuluinya sampai masuk ke dalam vila dan menuju ke kamarnya sendiri.
"Sehun~ ah, aku..." sebelum Eun Ji menyelesaikan ucapannya, Sehun sudah masuk ke dalam kamarnya dan langsung menutup pintu. Gadis itu menghela napas pasrah dan berjalan menyusuri koridor sambil menundukkan kepala.
"Eun Ji~ ssi? Ada apa?"
Eun Ji berhenti melangkah dan mendongakan kepala saat seseorang berdiri di depannya.
"Ah, Park Chanyeol. Tidak ada apa-apa," jawabnya sambil tersenyum simpul.
"Sungguh? Kau bertengkar dengan Sehun, ya?"
Eun Ji menggeleng, lalu melangkah melewati Chanyeol. Chanyeol mendahului Eun Ji dan kembali menghadang jalan wanita itu.
"Bisakah kita bicara sebentar?" ucap Chanyeol. Eun Ji berpikir sesaat, bagaimana jika Sehun melihatnya dan salah paham lagi? Dan bagaimana dengan belanjaan yang sudah ia beli sebagai hukuman dari Naeun dan Bomi?
"Kenapa? Sehun? Kau khawatir dia akan berpikir yang tidak-tidak?" tutur Chanyeol seolah mengetahui apa yang Eun Ji pikirkan.
"Tenang saja, kalau itu terjadi, aku yang akan menjelaskannya," lanjut Chanyeol.
"Baiklah, tapi aku harus menaruh ini ke kamarku dulu," jawab Eun Ji sambil menunjuk plastik yang dipegangnya.
"Aku akan menunggumu di sini."
Eun Ji mengangguk dan segera beranjak menuju kamarnya. Setelah memberikan makanan ringan yang dibelinya pada Bomi dan Naeun, ia kembali menemui Chanyeol. Pria itu mengajaknya ke taman yang ada di samping vila dan duduk di bangku yang ada di taman itu.
"Ada apa?" tanya Eun Ji.
"Tidak ada apa-apa."
"Tadi kau bilang kau ingin bicara, kan?"
"Iya, sekarang aku sedang bicara."
"Chanyeol, aku serius."
"Aku juga serius, tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin bicara denganmu seperti ini," tutur Chanyeol sambil tersenyum lebar.
"Aish, kau ini," Eun Ji menghela napas, lalu mengalihkan pandangannya.
"Ah iya. Kemarin saat aku mencari Bomi dan Chorong, aku melihat wanita yang mirip denganmu di hotel yang paling dekat dari vila ini. Aku lupa nama hotel itu. Yang aku lihat, wanita itu memakai mantel dengan lambang Kyung Gi."
"Hm," Eun Ji hanya bergumam sambil tersenyum tipis.
"Apa kau juga melihat orang itu?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wave
FanfictionKetika ego memenuhi jiwa, menutup hati untuk menerima kenyataan dan hanya bersikeras pada angan. Mengapa ego harus menjadi setir dalam kendali jiwa? Lantas saat asa mengatakan untuk berjuang, nyatanya hanya berlari dalam gelap dengan resiko dalam mu...