Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka tiba di Seoul. Eun Ji dan kedua orangtuanya sudah kembali ke rumah mereka sendiri, sedangkan Sehun, Jongin, dan Namjoo menumpangi mobil yang dikendarai ibu Sehun. Saat mobilnya sampai di depan rumah, Namjoo langsung turun dan berlalu begitu saja masuk ke dalam rumah. Sehun ikut turun dan memanggilnya, namun gadis itu tak menghiraukan.
Ia menghela napas, kemudian membuka pintu pagar agar ibunya bisa memarkirkan mobil. Kemudian Jongin turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu masuk rumah Sehun. Sehun segera memanggilnya.
"Kau mau apa?" tanya Sehun.
"Tidur."
"Hey, rumahmu hanya berjarak 3 langkah dari rumahku, untuk apa kau tidur di sini?" tegur Sehun.
"Ayah dan Ibuku sedang pergi, rumahku kosong," balas Jongin sambil membuka pintu.
"Lalu kenapa?"
Tak menjawab pertanyaan Sehun, Jongin hanya melambaikan tangannya dan berlalu masuk.
"Sehun~ ah, ambil tas adikmu di kursi belakang," ujar ibunya yang membawa ransel dan barang lainnya. Sehun mengangguk dan segera melaksanakan perintah sang ibu.
Ketika ia menutup pintu mobil, Chanyeol dan Jimin memanggilnya dari depan pagar, lalu mereka masuk dan menghampiri Sehun.
"Kami ingin mengembalikan bawaan milikmu dan Jongin. Tadi sore Jongin menelponku dan bilang kalau kalian akan tiba di Seoul sekitar pukul delapan malam, untungnya kau tiba sesuai dengan perkiraanku," ujar Chanyeol.
"Baiklah, terimakasih."
"Aku haus. Apa kau tak mau mempersilakan aku untuk masuk dan minum?" tutur Jimin.
"Masuklah," ajak Sehun sambil berjalan masuk menuntun kedua temannya. Chanyeol dan Jimin meletakan ransel Sehun dan Jongin di dekat pintu, lalu segera menyusul Sehun.
Di dalam kamar Sehun, Jongin sudah merenggangkan badannya dan tidur. Kemudian ibu Sehun menyuguhkan makanan ringan serta minuman untuk mereka bertiga.
Cukup lama mereka mengobrol sambil menonton televisi. Sehun menoleh ke arah jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
"Kalian berisik sekali," gumam Jongin sambil menutup kepalanya dengan bantal.
"Aku menginap di sini saja. Lagi pula besok hari terakhir libur," ujar Jimin yang sudah beberapa kali menginap di rumah Sehun.
"Kalau begitu aku juga," timpal Chanyeol.
"Kalau kalian semua menginap di sini, lalu aku tidur di mana?" tutur Sehun.
"Singkirkan saja semua komik-komikmu, maka kamar ini akan jadi luas," balas Chanyeol sambil menunjuk komik yang bertumpuk di sekeliling kamar Sehun.
Sehun hanya memutar bola matanya, kemudian dia beranjak keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Ia membuka lemari es di dapur, mengambil minuman bersoda, lalu meminumnya.
"Sehun~ ah, tadi ibunya Eun Ji menelpon. Dia bilang Ji Eun tidak ada kabar sejak hari terakhir dia ke rumah sakit, dan sampai sekarang belum pulang. Orangtuanya sudah menelpon pihak sekolah Ji Eun, tapi mereka bilang Ji Eun sudah kembali ke Seoul lebih dulu sejak sehari yang lalu," tutur ibu Sehun yang sedang mencuci piring.
"Lalu?" balas Sehun setelah ia meneguk setengah botol minuman bersodanya.
"Ibunya Eun Ji memintamu mencari Ji Eun, atau setidaknya kau menghubungi gadis itu."
"Aku tidak punya nomor teleponnya," ujar Sehun seraya berbalik untuk berjalan keluar dari dapur.
"Ayolah, kau tidak bisa terus-terusan seperti ini. Ji Eun adalah temanmu, dia kembaran Eun Ji, dia sudah seperti keluarga kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wave
FanfictionKetika ego memenuhi jiwa, menutup hati untuk menerima kenyataan dan hanya bersikeras pada angan. Mengapa ego harus menjadi setir dalam kendali jiwa? Lantas saat asa mengatakan untuk berjuang, nyatanya hanya berlari dalam gelap dengan resiko dalam mu...